Vaksin Untuk Virus Corona Sinovac di Indonesia Disertifikasi Halal


Indonesia memang telah memesan beberapa jenis vaksin untuk virus corona sebagai langkah menekan angka lonjakan kasus yang belum juga turun hingga hari ini. Salah satu yang paling sering dibicarakan adalah vaksin asal China Sinovac, dengan nama Coronavac.

Vaksin yang digadang-gadang bisa meredakan pandemi, tak lepas dari polemik halal-haram hingga level efikasi yang dianggap kurang meyakinkan, setelah uji coba fase 3 di Turki dan Brasil diwarnai isu-isu meresahkan. Padahal, WHO menerapkan standar efikasi vaksin minimal 50% dan vaksin jenis ini yang pertama kali datang di Indonesia.

Namun yang pasti pemerintah telah melakukan beberapa usaha untuk bisa mengatasi hal-hal tersebut. Berikut ini beberapa detail terkait vaksin Sinovac yang bisa menjadi informasi tambahan, seiring munculnya beragam pemberitaan yang membuat kita gentar akan vaksinasi.

Vaksin untuk virus corona, Vaksin Sinovac halal oleh MUI

vaksin untuk virus corona
Vaksin boleh digunakan muslim menurut MUI. Sumber Gambar: Freepik

Polemik vaksin halal dan haram sebenarnya bukan kali ini saja terjadi. Sebagai acuan dan penengah, MUI akhirnya mengeluarkan fatwa Nomor 2 tahun 2021 tentang vaksin covid 19 buatan Sinovac Life Science Co. Ltd China dan Pt. Bio Farma Persero. Di mana vaksin untuk virus corona dari kedua produsen tersebut dinyatakan halal dan boleh digunakan oleh muslim sepanjang terjamin keamanannya menurut para ahli yang kompeten dan kredibel. Serta, nantinya fatwa ini akan disempurnakan jika ada hal-hal yang perlu dibenahi.

Efikasi vaksin untuk virus corona Sinovac di Indonesia 65,3% tergolong baik

vaksin untuk virus corona
Efikasi vaksin virus corona indonesia Sinovac menunjukkan imunogenitas baik. Sumber Gambar: Freepik

Hasil uji coba fase 3 di Turki dan Brasil memang menunjukkan angka 78% yang itu pun dianggap lebih rendah dibanding vaksin lainnya seperti milik Pfizer dan Moderna yang bisa menembus angka 90% ke atas. Sedangkan di Indonesia, hasil uji coba Sinovac di Bandung menunjukkan efikasi yang ‘lebih rendah’ yakni 65,3%. Kendati tampak kurang meyakinkan, Kepala BPOM, penny Kusumastuti Lukito, mengatakan data imunogenitas vaksin CoronaVac Sinovac berhasil dengan baik dilihat dari uji coba di Bandung. Selain itu, WHO telah menyatakan standar efikasi vaksin minimal 50%

Bukan efikasi, tapi jalannya vaksinasi yang menentukan keberhasilan

Yang penting nantinya adalah efektivitas vaksinasi di lapangan. Sumber Gambar: Pixabay

Merujuk pada edukasi yang diberikan oleh akun Instagram PandemicTalks, bahwa polemik efikasi vaksin sebenarnya tidak perlu. Melainkan adanya kerjasama dari berbagai pihak (pemerintah hingga masyarakat) serta kematangan rencana pelaksanaan vaksinasi hingga mendetail. Karena, pada akhirnya efektivitas di lapanganlah yang menentukan, bukan efikasi vaksin.

Meski efikasi vaksin untuk corona tinggi, namun tidak didukung dengan mitigasi penyebaran (mencegah dengan protkes), penyelenggaraan vaksinasi yang baik, cek antibodi setelah vaksin, serta jumlah masyarakat yang mendapatkan vaksin, maka efektivitasnya rendah.

Dengan variasi jenis vaksin yang dipesan oleh Indonesia, semestinya kita bisa menambah dengan pelaksanaan program vaksinasi yang tepat dan terarah serta dukungan seluruh masyarakat. 

BACA JUGA: Mengenal Reinfeksi dan Reaktivasi, Benarkah Pasien Covid-19 yang Sembuh Bisa Tertular Kembali?

Nantinya, presiden akan menjadi orang pertama yang melakukan vaksinasi. Sebagai jaminan keamanan bahwa seluruh masyarakat bisa aman menggunakannya. Saat ini, dengan berbekal efikasi vaksin di atas 50%, ketersediaan dan keluasan serta cepatnya vaksinasi, bisa menekan angka paparan dan kematian dibanding tidak divaksin sama sekali juga untuk antibodi covdi 19. Semoga Indonesia segera pulih di 2021.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *