6 Jenis Obat Anti Nyeri dan Kegunaannya


Ada banyak obat anti nyeri, tapi sebagian besar dari kita memukul rata manfaatnya. Padahal ada beberapa yang memiliki kemampuan lebih rendah atau lebih kuat dari yang lainnya. Atau ada yang khusus untuk area tertentu, sehingga tidak efektif bila kita gunakan sembarangan.

Karena itu, perlu bagi kita mengetahui jenis dari obat pain killer sebelum sembarangan membelinya. Beberapa jenis obat seperti ini juga tidak bisa kita dapatkan secara bebas di apotik. Sebab ada beberapa yang membutuhkan resep dokter.

Pada bahasan kali ini, tentunya kita akan mengupas pemahaman tentang obat anti nyeri agar bisa mendapatkan hasil yang optimal. Mari simak ulasan berikut ini.

Kapan perlu menggunakan obat anti nyeri?

ilustrasi konsumsi obat anti nyeri
Sumber gambar

Jadi sebenarnya rasa nyeri adalah sebuah mekanisme dari tubuh kita yang bisa bersifat melindungi. Meski demikian, beberapa orang memiliki toleransi rasa nyeri yang berbeda-beda, sehingga hal ini bisa jadi tak tertahankan.

Ketika kondisi ini mulai mengganggu, maka memang obat pereda nyeri kita perlukan. Sebagai contoh, ketika flu biasa yang menyebabkan demam, kadang menimbulkan ngilu di badan. Namun demikian, mungkin tidak seberat ketika kita mengalami Covid-19 di mana rasa ngilu di persendian terasa lebih intens. Pada kondisi ini mungkin kita lebih membutuhkan obat anti nyeri daripada flu biasa.

Menggunakan obat pain killer sebaiknya tidak sembarangan meski kita bisa mendapatkannya di apotik. Sebaiknya berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu mengenai cara penggunaan dan dosisnya.

Analgetik dan antipiretik

Golongan obat ini merupakan jenis obat anti nyeri, tetapi juga bisa membantu menurunkan demam. Jenis kondisi yang bisa teratasi antara lain adalah sakit kepala, sakit gigi, radang sendi, datang bulan hingga nyeri karena cedera.

Untuk kondisi ini, kita sering menggunakan obat pereda nyeri jenis analgetik dan antipiretik. Di antaranya seperti parasetamol, nonsteroidal anti inflammatory drugs atau yang kita kenal dengan NSAID dan juga salisilat. Dari ketiga obat tersebut, menghasilkan beberapa produk obat pereda rasa sakit yang banyak kita jumpai di apotik maupun resep dokter. Penjelasannya ada pada poin berikutnya.

Parasetamol, pain killer paling umum

ilustrasi paracetamol
Sumber gambar

Kebanyakan orang lebih paham jenis obat ini sebagai obat sakit kepala dan demam. Di samping itu, parasetamol sebenarnya termasuk jenis pain killer yang dapat mengatasi gejala ringan. Misalnya ketika nyeri saat pusing atau sakit kepala, sakit gigi dalam skala ringan, sakit pada persendian, sakit saat flu dan pilek, atau juga gangguan saat haid.

Parasetamol memiliki sedikit kemiripan dengan aspirin dari segi efeknya. Obat ini paling mudah kita temukan baik di warung, minimarket dan apotik. Hampir tidak memerlukan resep dokter untuk menebusnya. Namun demikian, pengobatan yang baik adalah dengan aturan pakai atau petunjuk dokter. Konsumsi parasetamol juga tidak untuk jangka panjang atau dosis sembarangan, karena bisa menyebabkan kerusakan organ seperti ginjal dan hati.

Obat pereda nyeri ibuprofen

Pereda rasa sakit ini bisa kita dapatkan dengan dan tanpa resep dokter. Kemampuannya mengatasi rasa sakit ringan hingga sedang. Seringkali penggunaannya untuk sakit kepala, nyeri persendian atau gejala rematik dan sakit gigi. Obat yang satu ini termasuk yang bisa kita temukan di mana saja, tetapi masih tergolong sebagai bebas terbatas.

Ada aturan penggunaan tertentu di mana ibuprofen tidak bisa kita konsumsi bersamaan dengan obat lainnya. Misalnya dengan obat mefenamic acid karena bisa memunculkan beberapa masalah seperti pendarahan. Ibu hamil juga sebaiknya tidak menggunakan obat ini. Untuk lebih amannya, selalu konsultasikan penggunaan dan dosis yang benar kepada dokter.

Obat anti nyeri jenis aspirin

ilustrasi aspirin
Sumber gambar

Aspirin juga termasuk pereda nyeri yang banyak kita temukan di apotik. Sesuai dengan fungsi ini, aspirin bisa membantu mengatasi beragam level nyeri. Namun penggunaannya mungkin memerlukan dosis tertentu. Sedangkan pada fungsi dosis rendahnya, asam asetilsalisilat ini bisa membantu mengatasi permasalahan pembuluh darah seperti mencegah stroke, serangan jantung dan pembekuan darah.

Untuk mendapatkan efek terapi yang paling tepat, sebaiknya berkonsultasi juga dengan dokter dan faskes terdekat meski obat ini sebenarnya bisa kita dapatkan dengan bebas.

Obat anti nyeri yang hanya bisa digunakan kalangan medis profesional

Selain beberapa jenis obat anti nyeri di atas, ada sejumlah obat yang penggunaannya terbatas pada mereka yang memang bertugas sebagai tenaga medis. Seperti perawat dan dokter. Umumnya, obat ini mungkin tidak untuk penggunaan dengan resep melainkan ketika pasien sedang dalam kondisi perawatan intensif dengan tingkat nyeri sedang hingga berat. Misalnya pasca kecelakaan atau operasi.

Beberapa jenis obat tersebut adalah seperti di bawah ini:

Ketoprofen

Obat anti nyeri ini bisa mengatasi sejumlah nyeri haid atau datang bulan dan radang sendi. Namun bukan untuk mengatasi permasalahannya. Apabila nyeri haid atau radang sendi terjadi akibat adanya gangguan fungsi atau kesehatan tertentu, maka perlu obat lain yang bisa mengurangi permasalahan tersebut.

Ketoprofen hanya bisa kita konsumsi dengan aturan tertentu di kalangan medis. Sebab ada beberapa jenis obat yang tidak boleh bersamaan penggunaannya dengan obat ini. Meski demikian, ada kalanya dokter memberikan resep ini dengan beberapa jenis obat atas pertimbangan satu atau lain hal.

Morfin

Merupakan obat penghilang rasa sakit untuk level yang sangat berat dan advance. Penggunaannya bukan untuk sembarangan, terdapat beberapa aturan yang perlu tenaga medis perhatikan untuk memberikan obat ini. Sebab efek samping dari pemberian morfin bisa jadi cukup berat terhadap sistem saraf pusat.

Tak hanya itu, efek morfin dalam tubuh bisa mempengaruhi sistem tubuh lainnya, seperti pencernaan dan pernafasan. Karenanya obat ini perlu aturan dalam pemberian dan penghentiannya. Termasuk jenis narkotik yang peredarannya secara sembarang dapat merugikan orang yang menggunakannya. Seperti kecanduan yang parah.

Itulah beberapa jenis pain killer dan kegunaannya. Obat anti nyeri seperti ini memang bisa membantu mengatasi keluhan dengan cepat. Namun demikian sebaiknya kita tidak sembarangan dalam menggunakannya.

BACA JUGA: Penyebab Nyeri Lutut dan Cara Mengatasinya

Seperti kita ulas pada bagian awal, tubuh sebenarnya mengalami rasa sakit untuk sebuah mekanisme perlindungan. Namun bila tidak tertahankan, maka keberadaan obat pereda sakit ini bisa membantu selama penggunaannya sesuai dosis dan aturan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *