Kenali Gejala Awal Penyakit Jantung dan Pencegahannya
Kita perlu mengetahui gejala awal penyakit jantung dan pencegahannya. Hal ini karena serangannya seringkali mendadak dan banyak yang salah dalam menangani kondisi orang yang mengalaminya.
Penyakit jantung ada banyak jenisnya, namun termasuk salah satu silent killer yang jarang muncul dengan gejala sebelumnya. Orang yang kelihatan tidak obesitas, masih muda dan sehat, bisa saja tiba-tiba mengalami serangan atau gagal jantung.
Karenanya, kita perlu mengenal penyakit ini dengan baik, bahkan sejak pencegahannya. Mari kita simak pembahasannya untuk kualitas kesehatan yang lebih baik.
Gejala awal penyakit jantung dan pencegahannya
Penyakit jantung bisa terjadi pada siapa saja. Mereka yang memiliki tubuh obesitas maupun tidak, tetap memiliki risiko yang sama. Orang-orang dengan berat badan berlebih dan gaya hidup yang kurang teratur, memiliki faktor risiko tersendiri. Sedangkan mereka yang tidak obesitas namun punya penyakit jantung, kemungkinan karena riwayat kesehatan atau warisan dari garis keturunan.
Serangan jantung bisa jadi tak bergejala, namun penyakit jantung masih bisa menunjukkan beberapa sinyal. Antara lain adalah berikut ini:
- Muncul nyeri dada, terutama di sebelah kiri. Nyeri ini tidak selalu menimbulkan serangan jantung yang berat, namun dapat menandakan adanya gangguan aliran darah pada jantung. Rasa sakit ini bisa beredar antara leher hingga bagian bawah dada.
- Beberapa nyeri dada muncul di saat orang yang mengalaminya merasakan stres. Namun saat stressor tersebut berhasil teratasi, maka kondisi bisa berangsur membaik bila tidak terjadi keparahan kondisi.
- Nafas terasa sesak. Hal ini bisa terjadi karena adanya hambatan darah dari paru-paru, kemudian kondisi tersebut menyebabkan penumpukan cairan pada organ paru. Karenanya nafas terasa berat dan sesak. Hal ini bisa menjadi edema paru yang umumnya terjadi berdekatan dengan momen gagal jantung.
- Pembengkakan di area betis, kaki atau pergelangan kaki. Kondisi ini dapat terjadi seperti edema paru. Di mana aliran darah dari bawah kaki tidak bisa kembali ke jantung. Kemudian aliran darah tersebut menetap di kaki dan menyebabkan pembengkakan.
- Mudah merasa lelah. Orang dengan gangguan jantung bisa mengalami penurunan stamina yang ekstrem meski sebenarnya tidak melakukan aktivitas berat. Karenanya sebagian penderita jantung tidak boleh melakukan high impact activity atau aktivitas dengan beban berat.
- Obesitas bagi yang punya berat badan berlebih. Salah satu tanda seseorang memiliki risiko penyakit jantung adalah ketika tubuhnya mengalami kegemukan, terutama terlihat dari perut yang buncit atau terdiri dari beberapa lipatan. Lingkar pinggang yang melebihi standar ini juga bisa mengindikasikan risiko penyakit lainnya. Salah satunya adalah diabetes.
Faktor risiko orang yang bisa mengalami penyakit jantung
Setelah mengenali gejalanya, kita perlu mengecek apakah punya faktor risiko terhadap penyakit jantung. Sebab selain faktor genetis atau bawaan lahir, kebanyakan faktor risiko ini juga terbentuk dari gaya hidup. Berikut ini di antaranya.
- Orang yang lahir prematur sehingga memiliki ketidaksempurnaan saat lahir.
- Perokok aktif maupun pasif. Sebab kandungan rokok dapat mencemari darah dan mengendap di pembuluh darah.
- Mereka yang pola makannya tinggi garam dan lemak jenuh sehingga meningkatkan kadar kolesterol jahat dalam tubuh.
- Sangat kurang tidur dan terpapar stres yang tinggi.
- Olahraga tanpa adanya pemanasan.
Gejala awal penyakit jantung dan pencegahannya bisa dengan cara ini
Sakit jantung bisa bergejala dan bisa menyerang secara mendadak. Bila terjadi serangan mendadak di mana penderitanya tak sadarkan diri, jangan gegabah dalam memberikan pertolongan pertama. Segera telepon IGD untuk mendapatkan arahan pertolongan pertama. Namun bila ada tenaga kesehatan atau dokter yang berkompeten di lokasi, maka hal tersebut akan lebih baik.
Cara mencegah terjadinya penyakit jantung adalah dengan mengubah gaya hidup. Berikut ini contohnya.
- Menjaga pola makan dengan nutrisi seimbang. Terutama sayur dan buah-buahan sebagai penyeimbang asupan protein dan lemak.
- Melakukan olahraga dan pengelolaan berat badan bagi yang obesitas atau kelebihan berat badan.
- Berhenti merokok, menggunakan masker di wilayah berpolutan. Hal ini untuk mencegah paparan dari polutan yang mencemari paru-paru dan darah.
- Istirahat cukup dan kurangi stres. Sebab tidur memberikan kesempatan pada tubuh untuk melakukan revitalisasi sehingga metabolisme dan produksi hormon akan lebih seimbang.
- Bila memungkinkan, lakukan general check up atau medical check up secara rutin.
- Tidur tepat waktu dan bangun pagi hari juga bisa membentuk jam biologis yang paling baik bagi metabolisme tubuh.
Itulah beberapa usaha yang bisa kita lakukan untuk meminimalisir dan mencegah sepenuhnya risiko dari penyakit jantung. Saat ini penyakit tersebut bukan hanya terjadi pada usia tua, namun juga lebih muda dan bahkan pada remaja atau anak muda usia 20an tahun.
BACA JUGA: 7 Cara Menjaga Kesehatan Jantung Secara Alami
Di sinilah pentingnya membenahi dan menjaga pola hidup mulai dari sekarang. Sebab manfaatnya akan terasa dalam jangka waktu dekat, maupun hingga di masa tua nanti.