Penyakit Ini Mengintai Wanita PAP Rokok di Tangan
Tren wanita pap rokok di tangan atau memposting foto dengan rokok di tangan, merupakan salah satu gambaran gaya hidup masa kini. Di mana menghisap rokok atau vape sudah menjadi bagian dari kehidupan perempuan juga.
Rokok terkenal sebagai komoditi yang identik dengan konsumen pria. Namun sebagian wanita juga ada yang mengonsumsinya. Meski mendapatkan anjuran batasan konsumsi dari pemerintah, namun memang gaya hidup yang satu ini terlanjur melekat dengan keseharian.
Efek negatif rokok pada kesehatan bukan sebuah kabar baru. Namun sama seperti gula yang manis dan adiktif namun mengancam kesehatan, orang yang mengonsumsinya, sulit melepaskan diri begitu saja. Hal ini karena bagi sebagian orang, rokok bisa menjadi sarana pelepas stres atau kepenatan.
Tentu saja hal ini bisa menuai risiko kesehatan baik cepat atau lambat. Terutama kanker yang dapat merenggut kualitas kesehatan kita di masa mendatang.
Tren wanita pap rokok di tangan
Gaya hidup masa kini memang semakin bergeser, semakin berbeda dari masa-masa pendahulu. Ada banyak nilai yang berubah atau bahkan ditinggalkan. Rokok yang identik dengan kaum pria, kini juga banyak menjadi bagian hidup perempuan.
Rokok memiliki dampak relaksasi dari stres yang cukup cepat. Tapi, hal ini sebenarnya bersifat temporer atau sangat sementara. Efek setelahnya bila kita konsumsi secara rutin, justru dapat meningkatkan kecemasan. Sebab ada perubahan di otak dan membuat rasa ingin lagi dan lagi atau nagih. Bila kemudian hal ini menjadi rutinitas, maka kita pun sedang berinvestasi pada beberapa risiko penyakit.
Risiko kanker serviks
Kanker serviks atau kanker leher rahim adalah salah satu penyakit kanker dengan peringkat ketiga yang paling banyak muncul kasusnya di negara berkembang. Konsumsi rokok dapat menurunkan performa imunitas pada virus HPV atau ancaman lain yang menyebabkan penyakit kanker pada serviks.
Perempuan yang merokok, risikonya dua kali lebih tinggi daripada mereka yang tidak merokok dalam hal paparan kanker serviks ini. Hal tersebut tentunya masih bisa kita cegah dengan mengurangi atau bahkan berhenti merokok. Tak hanya itu, bagi perempuan yang tidak merokok namun berada di lingkungan tinggi polutan seperti asap rokok, kendaraan dan zat kimia, sangat perlu memiliki APD, minimal adalah masker.
Wanita pap rokok di tangan dan risiko kanker paru
Sama seperti laki-laki, kanker paru adalah salah satu risiko yang paling tinggi mengancam para penikmat gulungan tembakau ini. Sebab terdapat zat-zat berat berbahaya seperti nikotin dan tar yang bisa mengendap di paru-paru. Peringatan ini bahkan bisa kita lihat pada kemasan rokok atau rak penjualannya.
Kanker paru-paru cukup rawan menghampiri wanita. Bahkan American Lung Association pernah memberikan laporan perbedaan jumlah kasus yang cukup tinggi antara kasus kanker paru pada pria dan wanita. Yakni 87% laporan kanker paru pada perempuan daripada laki-laki yang hanya 35% saja.
Merokok dan kaitannya pada risiko kanker payudara
Perokok perempuan memiliki faktor risiko mengalami kanker payudara hingga 10%. Hal tersebut karena kandungan dalam rokok sejatinya bisa memicu pertumbuhan jaringan kanker tak hanya di paru-paru, namun juga payudara. Hal yang sama juga bisa terjadi pada perempuan yang menjadi perokok pasif.
Mencegah risiko pertumbuhan penyakit berat
Merokok satu atau dua kali memang tidak akan serta merta membuat seseorang sakit. Kecuali ada pemicu atau faktor alergen yang kuat. Namun, bagaimanapun hal ini bisa menjadi bibit munculnya kebiasaan atau bahkan adiksi.
Berbagai risiko tadi bisa kita cegah dengan cara mengurangi dan menghilangkan kebiasaan merokok. Sedangkan hal ini tentunya menjadi PR tersendiri. Berikut ini adalah beberapa cara untuk bisa menguranginya.
- Mengelola stres. Sebab salah satu alasan orang merokok adalah menenangkan diri atau menghadapi stres. Sebenarnya cara ini merupakan mekanisme pelarian yang keliru. Sebaiknya belajar manajemen stres yang lebih sehat.
- Seperti melakukan olahraga, melakukan perjalanan ke tempat baru di luar rutinitas, melakukan journaling, meditasi nafas dan masih banyak lagi.
- Mengonsumsi makanan yang baik, terutama buah dan sayur. Hal ini bisa membantu menurunkan risiko permasalahan kesehatan, memperbaiki sistem pencernaan dan mengurangi keinginan akan adiksi makanan, minuman atau rokok dengan kandungan yang kurang baik.
- Melakukan olahraga. Hal ini membantu tubuh mencapai keseimbangan metabolisme dan produksi hormon. Dengan demikian bisa mengurangi risiko stres, insomnia dan keinginan untuk merokok.
- Istirahat atau memenuhi jam tidur. Termasuk salah satu aktivitas penunjang yang bisa membantu meminimalisir stres, sehingga mencegah keinginan untuk merokok.
Yang paling penting dari itu semua adalah menjalankan pola hidup di atas dengan teratur. Maka, perlahan-lahan adiksi akan rokok juga akan berkurang.
BACA JUGA: Kenali Ciri Kanker Paru Sejak Stadium Awal
Tubuh wanita sangat kompleks, namun kita memiliki kemampuan untuk mengelola dan merawatnya agar senantiasa sehat. Memelihara kualitas kesehatan tubuh dapat menjaga kualitas hidup kita juga nantinya.