Mengenal Ureum dalam Kondisi Normal dan Abnormal
Ureum adalah senyawa kimia yang memiliki istilah lain karbamid. Belum banyak yang mengenali bahwa ada zat ini di tubuh kita. Merupakan senyawa organik yang terbentuk oleh karbon, nitrogen, oksigen, dan hidrogen.
Ureum terbentuk dari metabolisme protein dan mengalami ekskresi oleh ginjal. Kendati demikian, ia memainkan peran penting dalam proses pengeluaran limbah dari tubuh manusia. Di dalam tubuh, ureum dapat terbagi menjadi tiga komponen utama: urea, asam urat, dan kreatinin.
Di antara ketiganya, mungkin masyarakat awam lebih mengenal asam urat. Namun sejatinya ketiganya berhubungan. Bahkan, ada yang perlu kita perhatikan, sebab ketiga elemen ini bila mengalami lonjakan yang tidak normal, sama-sama bisa memberikan dampak pada tubuh. Semuanya akan kita dalami dalam penjelasan di bawah ini.
Apa itu ureum?
Ureum adalah garam alkali yang ditemukan dalam jumlah besar dalam darah dan cairan sel tubuh manusia. Komponen utama ureum adalah nitrogen, yang berasal dari metabolisme asam amino dalam tubuh. Ureum terbentuk sebagai hasil akhir metabolisme protein di hati, dan banyak orang yang mengalami masalah kesehatan memiliki tingkat ureum yang tidak normal.
Konsumsi yang dapat menyebabkan peningkatan ureum dalam darah adalah konsumsi protein yang berlebihan. Protein tinggi umumnya terdapat dalam diet atau kegemaran makan minim sayur dan buah, dapat menyebabkan peningkatan ureum dalam darah karena tubuh tidak dapat memproses protein secara efisien.
Pada orang yang mengalami gangguan ginjal atau hati, ini dapat menyebabkan peningkatan ureum dalam darah. Peningkatan asupan protein juga dapat meningkatkan produksi ureum oleh ginjal. Selain itu, asupan garam yang berlebihan juga dapat meningkatkan produksi ureum dalam darah.
Tentang kadar ureum normal dan tidak normal
Kadar ureum adalah jumlah urea, atau nitrogen yang dihasilkan sebagai produk sampingan dari metabolisme protein, dalam darah. Normalnya, kadar ureum dalam darah normal antara 3,5-7,1 mmol / L. Kadar ureum yang berada di luar rentang ini disebut kadar ureum abnormal.
Kadar ureum yang lebih tinggi dari 7,1 mmol / L masuk dalam kondisi hiperuremia, sedangkan kadar ureum yang lebih rendah dari 3,5 mmol / L masuk dalam kondisi hipouremia.
Kadar ureum abnormal dapat menunjukkan adanya masalah kesehatan seperti gagal ginjal, gangguan metabolisme nitrogen, penyakit hati, dan dehidrasi. Namun, ada beberapa kondisi medis lainnya yang juga dapat menyebabkan kadar ureum abnormal. Oleh karena itu, diagnosis pasti hanya dapat tegak setelah melalui pemeriksaan fisik dan tes darah.
Ini yang mempengaruhi kadar ureum
Kadar ureum dalam darah meningkat karena adanya masalah dengan fungsi ginjal. Fungsi ginjal normal adalah memilah dan mengeluarkan sisa metabolisme tubuh, termasuk ureum, dari tubuh. Ketika ginjal tidak berfungsi dengan benar, ureum dan zat lainnya tidak dapat dikeluarkan dengan benar, sehingga kandungan ureum dalam darah meningkat.
Penyebab kadar ureum yang meningkat antara lain adalah infeksi saluran kemih, penyakit ginjal, kerusakan ginjal, dehidrasi, sindrom nefrotik, gangguan tiroid, peningkatan asupan protein, obat-obatan seperti aspirin dan diuretik, dan penyakit kronis lainnya. Lebih jauh lagi, penyebab kadar ureum yang meningkat bisa mencakup gangguan ginjal kongenital, penyakit jantung, diabetes, penyakit hati, penyakit infeksi, dan lainnya.
Bila kadarnya abnormal, ini yang terjadi
Kadar ureum yang tidak normal dapat menyebabkan berbagai kondisi kesehatan yang berbahaya. Misalnya bila berada pada angka yang tinggi dapat menyebabkan masalah ginjal, termasuk gagal ginjal. Sedangkan ketika nilainya terlalu rendah juga dapat menyebabkan masalah kesehatan, termasuk anemia, kelelahan, kram otot, dan masalah metabolisme.
Kadar ureum yang tidak normal juga dapat berdampak pada kadar gula darah yang tidak stabil, yang dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti diabetes. Selain itu, nantinya bisa berdampak pada perubahan mood dan perilaku, dengan gejala seperti kegelisahan, depresi, dan perilaku agresif. Kadar ureum yang tidak normal juga dapat menyebabkan masalah kulit, seperti ruam dan bintik-bintik merah.
Cara melakukan pemeriksaan
Metode untuk mengukur kadar ureum dapat dilakukan melalui beberapa cara, salah satunya adalah melalui medical check up. Medical check up adalah proses mengukur kadar ureum dengan menggunakan alat diagnostik tertentu untuk memastikan bahwa kadar ureum dalam tubuh berada pada kadar yang sehat.
Alat diagnostik yang digunakan untuk medical check up antara lain tes darah, tes urin, dan tes urine kimia. Tes darah akan mengukur kadar ureum secara keseluruhan dalam tubuh, sedangkan tes urin dan tes urine kimia akan mengukur kadar ureum secara spesifik dalam urin.
Hasil tes akan menunjukkan kadar ureum yang terdapat dalam darah dan urin, yang bisa menjadi dasar untuk melakukan diagnosa lebih lanjut atau mendeteksi kondisi medis yang mungkin terjadi.
Waspadai risiko penyakit karena ureum tidak normal
Risiko penyakit yang dapat timbul jika mengalami kadar ureum abnormal antara lain:
- Kondisi ginjal: Kadar ureum abnormal dapat menandakan masalah akut atau kronis pada ginjal, seperti gagal ginjal, penyakit ginjal polikistik, dan lain-lain. Penurunan fungsi ginjal ini sangat berpengaruh terhadap risiko penyakit di poin berikutnya.
- Tekanan darah tinggi: Ketika ureum mengalami lonjakan dapat mengindikasikan risiko naiknya tekanan darah.
- Penyakit jantung koroner: Kadar ureum abnormal bisa menjadi sinyal adanya risiko gangguan pada organ jantung.
- Stroke: Karena bisa menimbulkan lonjakan tensi, ureum yang meningkat bisa berpotensi menjadi stroke.
- Diabetes: Kadar ureum abnormal mengisyaratkan adanya gangguan metabolisme yang menyebabkan peningkatan kadar gula darah.
- Osteoporosis: Permasalahan pengeroposan tulang karena ketidakseimbangan penyerapan vitamin D di ginjal. Hal ini karena organ tersebut juga mengalami penurunan fungsi.
- Anemia: Selain penyerapan vitamin D terhambat, juga menyebabkan pembentukan sel darah merah tidak optimal.
Cara mencegah penyakit
Kabar baiknya, kondisi ini masih bisa kita atasi dengan memperbaiki gaya hidup. Sebagian besar risiko penyakit di atas seringkali karena pola hidup dan makan yang tidak teratur. Berikut ini cara mengantisipasinya:
- Minum air putih yang cukup. Air putih adalah salah satu cara terbaik untuk mencegah kadar ureum yang tinggi. Minum 8-10 gelas air per hari dapat membantu meningkatkan produksi urin sehingga membantu mengeluarkan ureum dari tubuh.
- Makan makanan yang sehat dan bergizi. Makanan yang tinggi protein seperti daging, ikan, unggas, dan telur dapat meningkatkan kadar ureum. Makanan yang tinggi serat seperti buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian juga dapat membantu mengurangi kadar ureum yang tinggi.
- Kurangi konsumsi garam. Garam meningkatkan kekentalan darah, yang dapat meningkatkan tekanan darah dan kadar ureum. Jadi, kurangi asupan garam dan makanan yang tinggi sodium.
- Tingkatkan aktivitas fisik. Aktivitas fisik dapat membantu meningkatkan aliran darah dan meningkatkan metabolisme. Ini dapat membantu mengurangi kadar ureum yang tinggi.
- Menghindari minuman beralkohol. Minuman beralkohol dapat mengganggu metabolisme tubuh dan menyebabkan peningkatan kadar ureum. Jadi, hindari minuman beralkohol agar tidak meningkatkan kadar ureum yang tinggi.
BACA JUGA: Mengenal Prosedur Medical Check Up dan Manfaatnya
Wawasan tentang ureum ini semoga bisa membuat kita mengenali kesehatan tubuh dengan baik. Dengan demikian, lebih ada pengendalian diri dan kontrol terhadap pola hidup yang kita lakukan.