Penyebab Nyeri Lutut dan Cara Mengatasinya
Mengalami nyeri lutut saat ini bukan hanya permasalahan orang yang lanjut usia saja, akan tetapi juga bisa terjadi pada mereka yang berusia muda. Baik itu karena cedera, permasalahan asam urat atau kolesterol, osteoarthritis dan sebagainya.
Saat ini, semua orang bisa berpotensi mengalami gangguan gerak pada lutut akibat bergesernya gaya hidup dalam beberapa dekade ini. Perkembangan tren makanan, pekerjaan dan kemudahan digital contohnya. Hal ini membuat kita lebih sedikit bergerak, lebih banyak mengonsumsi bahan tambahan yang menunjang permasalahan kesehatan dan lainnya.
Nyeri lutut juga bisa terjadi karena faktor pertambahan usia. Menyebabkan semakin berkurangnya pelumas dalam sendi dan pergerakan menjadi terbatas. Untuk mengatasi permasalahan ini, perlu mengidentifikasi lebih dulu faktor penyebabnya. Hal itulah yang akan kita bahas lewat ulasan berikut ini.
Penyebab terjadinya nyeri lutut sangat beragam

Ada yang masih muda tapi sudah merasakan nyeri lutut dan khawatir karena efek penuaan? Atau ada yang memasuki usia lanjut dan mengalami permasalahan sendi kemudian menyesal karena semasa muda tidak merawat dengan baik? Faktanya, sekitar lebih dari 65% penduduk dunia mengalami keluhan sakit pada lututnya.
Artinya, kondisi ini memang cukup lazim terjadi seperti mereka yang menghadapi permasalahan gigi. Tidak pandang usia dan bisa terjadi karena berbagai faktor. Nah, mari kita kenali penyebab terjadinya sakit lutut yang sering terjadi.
Nyeri lutut karena cedera
Sakit lutut akibat trauma atau cedera sangat mungkin terjadi pada siapapun. Bila ini penyebabnya, maka sebaiknya pasien memeriksakan diri ke faskes terdekat. Bagi sebagian orang, solusinya bisa dengan memijat atau mengurut. Akan tetapi, sebenarnya cara ini kurang aman bila tidak kita dahului dengan pemeriksaan medis.
Sebab, tidak sedikit juga kasus terkilir atau gangguan pada otot atau persendian lutut yang menggunakan solusi pijat urut tanpa diagnosa sebelumnya, menyebabkan cederanya semakin parah. Beberapa bentuk cedera lutut misalnya ligamen terkilir, tulang rawan robek, permasalahan pada tempurung lutut, pendarahan sendi, permasalahan dislokasi tulang dan lain sebagainya
Faktor pertambahan usia

Hal ini biasanya berkaitan dengan produksi ‘pelumas’ yang ada pada persendian. Misalnya osteoarthritis. Akan tetapi, saat ini permasalahan tersebut tidak hanya terjadi pada mereka yang sudah lansia, melainkan bisa juga pada mereka yang memasuki usia kepala 3 atau bahkan 4.
Gangguan kesehatan
Selain faktor di atas, ada juga faktor riwayat kesehatan yang memungkinkan terjadinya permasalahan kesehatan seperti asam urat atau gout. Hal ini seringkali menyebabkan seseorang mengalami permasalahan pada persendian kaki, yakni lutut dan jari kaki.
Rheumatoid arthritis atau kondisi obesitas yang menyebabkan beban lutut menjadi besar. mungkin berpengaruh hingga ke paha dan kaki, juga dapat menyebabkan lutut menjadi sakit.
Sakit lutut juga bisa terjadi akibat awal mula gejala dari penyakit berat di atas. Akan tetapi, masih bisa kita atasi dengan mengubah pola hidup menjadi lebih teratur.
Faktor risiko
Hampir semua orang memiliki faktor risiko mengalami nyeri lutut. Namun, mereka yang memiliki kondisi di bawah ini, memiliki potensi lebih tinggi akan terjadinya kondisi tersebut:
- Olahragawan atau mereka yang sering beraktivitas dengan kaki secara intensif (meloncat, berlari, berlutut, jongkok dan lain sebagainya)
- Memiliki berat badan berlebih atau sudah mencapai obesitas
- Aktivitasnya banyak duduk
- Mereka yang memiliki nilai kolesterol dan lemak tinggi
- Orang yang kebiasaan merokok, alkohol atau konsumsi makanan manis
Gejala terjadinya gangguan nyeri lutut
Berikut ini adalah beberapa gambaran gejala yang muncul saat kita mengalami gangguan sakit lutut. Di antaranya adalah:
- Setelah duduk atau berdiri lama, lutut terasa kaku dan kencang. Ada kalanya kita perlu menata posisi sebelum melangkah.
- Rasa sakit, kemerahan atau bahkan sudah muncul bengkak pada persendian lutut.
- Kesulitan atau terbatas dalam menggerakkan dan membengkokkan lutut,
- Terdapat perubahan bentuk pada lutut
- Pada beberapa kondisi, rasa sakit bisa mencapai paha dan pinggang (kesulitan bergerak dan berjalan).
- Rasa sakit diikuti dengan demam.
Cara mendiagnosa gejala
Selain dengan merasakan keluhan yang timbul, kita bisa mencoba melakukan beberapa teknik guna mendiagnosa mandiri. Sama halnya seperti pengecekan benjolan pada tubuh, raba permukaan lutut yang sakit. Apakah sakit bila kita sentuh, atau hanya bila bergerak saja. Apakah ada benjolan atau pembengkakan serta perubahan warna.
Setelahnya, sebaiknya periksakan ke dokter bila ada kondisi yang janggal atau tidak kita pahami. Nantinya dokter akan meminta pasien untuk melakukan foto rontgen atau sejenisnya di laboratorium. Berikutnya, melakukan observasi tertentu agar bisa menentukan permasalahan secara akurat, serta memberikan resep atau penanganan yang tepat.
Jenis pengobatan untuk gangguan lutut

Sebenarnya, penanganan dan pengobatan nyeri lutut tergantung dari kondisi yang pasien alami. Akan tetapi, kategorisasinya adalah sebagai berikut:
Penggunaan obat oral atau topikal
Pada permasalahan lutut, umumnya menggunakan obat telan atau oles. Bila menggunakan obat telan, umumnya memerlukan resep dan pengawasan dokter. Obat topikal kemungkinan juga demikian, akan tetapi ada juga obat oles yang bisa kita dapatkan di minimarket maupun apotik tanpa memerlukan resep dokter.
Suntikan pada sendi
Metode yang umumnya digunakan pada pasien yang memerlukan tindakan medis dari dokter. Bila masih baru pertama kali, sebaiknya tanyakan lebih lanjut pada tenaga kesehatan yang melayani mengenai efek samping atau bagaimana prosedur ini bisa berdampak pada kesehatan kita.
Fisioterapi
Merupakan metode untuk melatih kembali kemampuan fisik, biasanya pada area yang bermasalah. Umumnya pada pasien yang gangguan lututnya cukup berat atau sudah menggunakan alat bantu.
BACA JUGA: 7 Cara Mencegah Varises agar Betis Tetap Indah
Pada gangguan nyeri lutut yang terdampak dari kondisi kesehatan, kita bisa melakukan beberapa pencegahan antara lain mengatur pola hidup agar lebih teratur, mengelola berat badan, memenuhi asupan nutrisi yang dibutuhkan dan mematuhi prosedur kesehatan bila sedang menjalani pengobatan tertentu.