Penyebab Infeksi Usus, Ciri, dan Penanganan
Dari istilah infeksi usus, kita bisa menengarai bahwa kondisi ini berhubungan dengan adanya kontaminasi dan peradangan yang muncul pada area tersebut. Penyakit ini bisa terjadi pada siapa saja, terutama mereka dengan sistem pencernaan yang buruk.
Infeksi usus terkenal juga dengan radang usus. Penyebabnya sangat beragam, tapi umumnya terpengaruh oleh gaya hidup. Seperti pola makan, jenis makanan yang kita konsumsi serta kebersihan atau higienitasnya.
Umumnya penyakit ini bisa tertangani dan pulih dalam 5 hingga 7 hari, tapi dalam kondisi tertentu yang lebih parah, bisa menyebabkan pasien memerlukan opname. Apakah penyakit ini berbahaya? Bagaimana gejala dan penanganan yang tepat? Berikut ini adalah pemaparan tentang infeksi usus yang perlu kita ketahui.
Apa penyebab infeksi usus?
Infeksi usus dapat terjadi karena adanya parasit, virus, jamur atau bakteri yang mungkin terbawa atau tertelan dan masuk ke pencernaan. Hal ini sangat mungkin bila kita berada dalam kondisi:
- Memiliki ketahanan tubuh yang lemah
- Mengonsumsi makanan dari luar atau yang terpapar udara bebas dan polusi
- Makanan buatan sendiri tapi kurang terjaga kebersihannya
- Kontak dengan orang yang sedang sakit atau terpapar virus
- Memiliki gangguan pencernaan
- Tidak mencuci tangan sebelum makan
Jenis parasit, virus, jamur dan bakteri yang menyebabkan gangguan kesehatan ini sangat beragam. Mulai dari E.coli, salmonella, Cytomegalovirus, Balantidium coli dan masih banyak lagi. Perlu memastikan kondisi ke dokter untuk bisa mendapatkan diagnosa dan penanganan yang tepat.
Gejala umum
Infeksi usus tentu menyebabkan penderitanya mengalami gangguan pencernaan. Akan tetapi, jangan sembarang meremehkan ketika terjadi nyeri di perut, kram atau bahkan tinja berdarah. Hal ini mengindikasikan bahwa kondisi pencernaan membutuhkan penanganan serius.
Berikut ini adalah beberapa ciri dari infeksi usus yang muncul di tubuh:
- Pasien merasakan nyeri atau kram pada perut
- Mulai tumbuh demam, hal ini karena adanya infeksi yang terjadi dan imun tubuh sedang merespon.
- Terjadi diare dengan frekuensi sering dan intensitas tidak berkurang. Pada fase ini, jangan lupa imbangi dengan hidrasi dan oralit sebab akan sangat kehilangan banyak cairan.
- Mengalami kembung, mual atau bahkan muntah.
- Nafsu makan menurun
- BAB yang berdarah. Waspadai adanya potensi anemia bila hal ini terjadi.
Bila gejala di atas sudah muncul dan tidak mereda meski telah konsumsi obat diare, maka pasien sebaiknya memeriksakan diri ke faskes terdekat. Sebab sakit perut yang sudah bersamaan dengan demam, menunjukkan adanya infeksi.
Jenis infeksi atau radang usus
Peradangan pada usus atau inflammatory bowel disease (IBD) merupakan penyakit yang terdiri dari beberapa jenis, tergantung dari kondisi paparannya. Yang pertama adalah Kolitis ulseratif di mana kondisi ini menunjukkan peradangan pada bagian dalam usus besar. Infeksi yang terjadi bisa bersifat kronis dan potensi usia mengalami ini adalah pada 30 sampai 40 tahun.
Yang kedua adalah Crohn Disease. Jenis ini membuat penderitanya mengalami permasalahan pencernaan dan peradangan mulai dari mulut sampai dubur. Umumnya penyakit ini bisa menyerang mereka yang berusia antara 20-30 tahun.
Kendati demikian, mereka yang berusia lanjut, mulai dari 60 tahun dan mengalami perlemahan kondisi tubuh, sangat mungkin juga mengalami infeksi usus. Karena itu, usia lansia perlu mendapatkan perhatian khusus dalam asupan makanannya.
Diagnosa medis
Saat pemeriksaan, dokter akan melakukan beberapa observasi lewat tanya jawab dengan pasien, serta ada pula pengecekan yang perlu untuk menunjang diagnosa. Di antaranya seperti tes darah guna melihat ada tidaknya infeksi, mengecek feses pasien, pemeriksaan pada usus besar dan rektum.
Hal ini perlu untuk bisa memastikan infeksi yang terjadi pada usus, mengingat jenis dan infeksi yang terjadi bisa sangat luas penyebabnya. Dengan metode ini, bisa lebih efektif dan akurat dalam mendiagnosa jenis infeksi pada pasien.
Penanganan dan pengobatan infeksi usus
Kondisi infeksi usus tergolong sedang hingga sangat serius, sehingga penanganannya bisa menggunakan obat atau bahkan memerlukan tindakan operasi. Pembedahan ini merupakan tindakan pengangkatan usus yang bermasalah apabila dirasa pengobatan tidak berhasil atau terjadi perburukan pada infeksi yang terjadi.
Namun hal ini tentunya setelah melalui pengobatan lebih dulu dan dengan memantau kondisi pasien. Kecuali bila pada pemeriksaan awal, memang tampak kondisi usus yang sudah sangat parah.
Lantas bagaimana dengan obat-obatan yang diberikan. Berikut ini adalah jenis dan penjelasannya.
- Obat antibiotik yang berfungsi mengobati infeksi oleh bakteri. Beberapa di antaranya adalah ampicillin, rifaximin ciprofloxacin.
- Obat untuk mengurangi radang yang terjadi. Contohnya adalah aminosalisilat atau kortikosteroid
- Obat pereda rasa sakit yang banyak berperan mengurangi keluhan nyeri. Penggunaannya tergantung dari kondisi pasien, misalnya asetaminofen, ibuprofen.
- Jenis obat untuk diare, berupa loperamide
- Bagi pasien dengan gangguan asam lambung, mendapatkan lansoprazole atau sejenis ondansetron. Tujuannya mengurangi reaksi lambung dan rasa mual atau kembung.
- Obat imunosupresan dan anti jamur.
Selain beberapa pengobatan di atas, pasien juga bisa melakukan beberapa hal penunjang yang bisa mempercepat pemulihan. Di antaranya seperti:
- Konsumsi air putih lebih banyak untuk membantu mencegah dehidrasi. Atau konsumsi oralit.
- Mengonsumsi makanan dengan tekstur lembut, rendah lemak dan rendah serat.
- Porsi makanan kecil tapi sering
- Mengunyah makanan sampai lembut bila berupa makanan padat.
- Tidak mengonsumsi susu, kafein, makanan bersifat asam dan pedas
Komplikasi yang bisa terjadi pada infeksi usus
Radang usus yang parah bisa menyebabkan beberapa masalah kesehatan lainnya. Di antaranya adalah:
- Kanker kolon atau usus besar
- radang selaput otak atau meningitis
- Dehidrasi dan perdarahan berat
- Kejang
- Gagal ginjal
- Sepsis
- Robeknya usus besar
Sebenarnya, masih banyak lagi potensi yang mungkin terjadi akibat komplikasi penyakit ini. Karenanya, bila sudah terjadi gejala, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter. Semakin dini, semakin mudah dan cepat penanganannya.
Cara mencegah
Untuk menghindari penyakit ini atau bahkan menghindari kondisi yang lebih berat, ada beberapa cara yang bisa kita lakukan. Di antaranya adalah menjaga kebersihan tangan, bahan pangan, alat dan lokasi memasak, serta menjaga higienitas penyajian atau ketika makan.
BACA JUGA: Penyakit Usus Buntu Sering Terjadi karena Ini, Mari Lakukan Pencegahan
Sebaiknya, usahakan konsumsi makanan yang kita olah sendiri atau terjamin kualitas kebersihan dan kesegaran bahan pangannya. Jangan lupa untuk mencuci tangan sebelum makan dan perhatikan protokol kesehatan seperti bersin dan batuk dengan menutup wajah hingga menggunakan masker.