Mengenal Tahi Lalat, Benarkah Gejala Kanker?
Keberadaan tahi lalat kadang membuat orang tidak percaya diri atau malah khawatir dengan kemungkinan adanya penyakit serius. Tapi pada umumnya tahi lalat muncul dengan sendirinya dan tidak menimbulkan efek samping apa-apa.
Tahi lalat bentuk dan ukurannya bisa beragam. Ada yang hanya berupa titik kecil, titik lebar, ada yang berupa bentolan kecil hingga agak besar. Warnanya cokelat atau kadang lebih gelap. Penyebab munculnya tahi lalat adalah aktivitas melanosit yang berkumpul atau pigmentasi. Mayoritas tidak menjadi kondisi yang serius, akan tetapi beberapa bisa menjadi gejala kondisi yang serius.
Karena kondisi inilah, tahi lalat seringkali mendapat stigma sebagai tanda atau sinyal kanker. Benarkah demikian? Mari kita memahami bersama dalam penjabaran yang ada di bawah ini.
Penyebab munculnya tahi lalat
Terkadang, kita mendapati tahi lalat sudah muncul di permukaan kulit. Ada juga yang sudah berada di sana sejak lahir. Pada dasarnya, kedua hal ini bisa terjadi. Yakni faktor genetik dan juga karena pigmentasi yang terjadi di kulit atau istilahnya adalah melanosit.
Melanosit adalah proses mengumpulnya pigmen warna kulit, sehingga akhirnya muncul bintik dengan warna yang lebih gelap berupa titik. Bentuk dan ukurannya beragam, bahkan ada juga yang tumbuh rambut di permukaannya.
Tahi lalat bisa terjadi pada beragam warna kulit, akan tetapi mereka yang memiliki warna kulit lebih cerah akan lebih bisa terlihat. Bahkan bagi mereka yang memiliki kulit cerah, sebaiknya menggunakan tabir surya atau sunscreen untuk bisa mencegah pigmentasi ini bertambah banyak.
Memahami ciri dan bentuk, termasuk yang berbahaya
Ada beragam jenis tahi lalat, meski satu dan yang lainnya memiliki bentuk serupa. Di antara varian tersebut, tentunya ada yang bisa menjadi tahi lalat berbahaya dan tidak. Kenali dulu jenisnya sehingga kita bisa mewaspadai apakah perlu pemeriksaan atau bisa kita biarkan begitu saja:
Tahi lalat kongenital
Termasuk ke dalam jenis tanda lahir, di mana kemunculannya memang ada sejak seseorang terlahir di dunia. Bentuknya bisa berbeda masing masing individu. Memiliki bentuk dan warna yang beragam, bisa jadi hitam atau merah. Tak berarti membahayakan.
Meski demikian, bila ukurannya cukup signifikan, seiring berjalannya waktu malah dapat menjadi jenis yang membahayakan. Bila ada kondisi demikian pada bayi atau anak, sebaiknya konsultasi dengan dokter untuk penanganannya.
Tahi lalat biasa
Merupakan jenis tahi lalat yang umum terdapat pada tubuh. Akan sangat nampak pada mereka yang berkulit cerah. Kemunculannya sejak lahir hingga menjelang 20 tahunan. Seperti layaknya tahi lalat, dengan warna yang gelap, bentuknya bulat atau oval, kadang rata dan kadang bertekstur.
Selain itu jenis tahi lalat ini tidak berubah ukuran. Bila seseorang dengan kulit yang terang memiliki lebih dari 50 buah tahi lalat biasa, berpotensi terjadi kanker kulit.
Tahi lalat atipikal
Daripada jenis lain, tahi lalat ini dapat mengganggu kesempurnaan tampilan kulit. Sebab bentuknya yang tidak beraturan dan cukup terlihat oleh mata akibat ukuran yang besar. Jenis tahi lalat ini memiliki potensi faktor risiko melanoma.
Jika seseorang memiliki lebih dari 3 atau 4 tahi lalat jenis ini, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter saat tahi lalat lain sejenis mulai terbentuk. Sebab ada kemungkinan jenis kulit dan kondisi kesehatan yang mulai menampakkan sinyal gangguan atau abnormalitas.
Penyebabnya bisa karena penuaan, warna kulit cerah sehingga pigmennya sedikit, faktor genetik atau bawaan lahir, paparan matahari langsung tanpa menggunakan tabir surya atau efek samping obat.
Teknik ABCDE untuk mengenali kondisi tahi lalat
Dalam mengamati pertumbuhan tahi lalat, ada beberapa metode untuk mengenali kondisinya. Dikenal dengan teknik ABCDE atau Asymmetry, Border, Color, Diameter, Evolution. Artinya apakah bentuknya simetris atau tidak, bagaimana tepiannya, bagaimana warnanya, berapa jumlah warna atau perubahan warnanya, bagaimana ukuran, serta apakah terjadi perubahan riwayat seperti perubahan bentuk, tekstur dan gejala lainnya.
Bila terjadi perubahan kondisi lebih dari 1 atau dua aspek, jangan remehkan dan segera periksakan ke dokter. Terutama bila perubahannya sudah diikuti dengan rasa sakit, penurunan berat badan dan beragam gejala lainnya.
Menghindari permasalahan kulit
Untuk mengoptimalkan proteksi pada kulit, gunakanlah tabir surya pada wajah dan tubuh apapun jenis kelamin Anda. Banyak orang mengira perawatan kulit untuk gender tertentu, padahal kita semua sama-sama memiliki kulit, bukan?
Meski sudah menggunakan sunscreen, hindari paparan sinar matahari langsung berlama-lama. Utamanya jika memiliki kulit dengan warna terang. Jaga kelembaban serta kebersihan kulit. Terakhir, periksakan ke dokter bila terdapat kemungkinan permasalahan pada tahi lalat.
Memiliki tahi lalat bukan berarti sedang mengalami gejala penyakit tertentu. Akan tetapi, bila kondisi tersebut menunjukkan gejala abnormal seperti perkembangan ukuran dan bentuk, maka bisa jadi tanda tubuh ini sudah berubah menjadi bibit penyakit.
BACA JUGA: CEA dan Kaitannya dengan Kanker Kolon
Periksakan supaya bisa mendapatkan diagnosa yang tepat dan penanganan terbaik. Hindari melakukan tindakan sendiri tanpa berkonsultasi kepada dokter terlebih dahulu.