Ciri-ciri Covid XBB yang Perlu Anda Ketahui


Ciri Covid XBB dikatakan mirip seperti subvarian Covid sebelumnya. Gejalanya mungkin tidak seberat varian-varian pendahulunya, namun penularannya diduga jauh lebih cepat dan mudah menular. Seperti apa ciri-ciri saat terinfeksi varian baru covid-19, simak penjelasannya di bawah ini.

Hampir tiga tahun seluruh dunia masih harus “berperang” menghadapi infeksi virus SARS-Cov-2, yang terus menerus bermutasi dan menghasilkan varian dan subvarian baru. Saat ini subvarian Omicron XBB menjadi salah satu subvarian terbaru yang ditengarai menyebabkan meningkatnya kembali jumlah kasus positif Covid di beberapa negara.

Di Singapura misalnya, peningkatan kasusnya berlangsung mencapai 0,79 kali gelombang BA.5 dan 0,46 kali gelombang BA.2. Oleh karena itu, pemerintah lewat juru bicara Kementerian Kesehatan RI, M. Syahril, selalu mengingatkan semua lapisan masyarakat untuk kembali waspada dan memperkuat protokol kesehatan, terutama dalam hal pemakaian masker.

Penemuan kasus subvarian Omicron XBB di Indonesia

Kementerian Kesehatan RI mengumumkan bahwa mereka telah mendeteksi masuknya subvarian Omicron XBB di Indonesia. Kasus pertama XBB di Indonesia merupakan transmisi lokal yang terdeteksi pada seorang perempuan berusia 29 tahun. Dari catatan perjalanannya, perempuan tersebut diketahui baru saja kembali dari Lombok, Nusa Tenggara Barat. Menyusul penemuan pertama kasus subvarian Omicron XBB, maka Kemenkes bergegas melakukan upaya antisipatif dengan kembali memperketat testing dan tracing terhadap kontak erat.

Walaupun dari hasil tes seluruh kontak erat dinyatakan negatif Covid-19 varian XBB, namun kewaspadaan tidak diturunkan. Belajar dari kasus subvarian Omicron XBB di Singapura yang meningkatkan kasus positif Covid-19, maka Indonesia harus bersiap demi kemungkinan-kemungkinan yang akan muncul selanjutnya.

Perkembangan mutasi virus Covid-19 dari waktu ke waktu

ilustrasi perkembangan mutasi covid
Sumber gambar

Pada akhir tahun 2019, sebuah mimpi buruk datang menerpa China. Ditemukan bahwa virus corona yang terbaru sedang muncul dan sangat mudah menular. Tidak lama kemudian, para ilmuwan mengumumkan penemuan varian L dan S di kedua lokasi berbeda. Para ilmuwan percaya bahwa varian L adalah varian yang pertama kali muncul dan kemudian bermutasi menjadi varian S.

Selanjutnya virus bermutasi kembali dan muncul kasus baru di tenggara Inggris, varian ini kemudian dikenal dengan nama Alpha (B.1.1.7). Varian Alpha kemudian juga dilaporkan ditemukan di berbagai negara, termasuk Amerika Serikat dan juga Indonesia, dan diperkirakan kemampuan mutasinya mencapai 70% dan lebih cepat menular. Penelitian menemukan bahwa varian Alpha memiliki tingkat kematian yang tinggi.

Dari varian Alpha, kemudian virus bermutasi lagi menjadi varian Beta (B.1.351). Varian ini ditemukan di berbagai negara termasuk Amerika Selatan dan Nigeria, yang diperkirakan lebih mudah menular, namun tidak menunjukkan gejala yang parah. Virus ini masih bermutasi lagi menjadi Gamma (P.1), yang pada Januari 2021 ditemukan pada pasien di Brazil yang sempat berkunjung ke Jepang. Varian Gamma dikatakan menular lebih cepat, dan bahkan bisa menular pada orang yang pernah terinfeksi Covid-19 sebelumnya. Sebagian kasus reinfeksi bahkan dilaporkan hanya dalam beberapa bulan setelah sembuh.

Pada Desember 2020, sebuah mutasi varian lain muncul yang disebut varian Delta (B.1.617.2). Varian ini menyebabkan kasus besar-besaran di pertengahan April 2021, di mana virus ini ditemukan di 178 negara di dunia. Indonesia cukup berduka karena varian ini dikatakan paling banyak menelan korban jiwa, baik yang berasal dari masyarakat maupun para petugas medis dan dokter. Penularan yang cepat dan juga keparahan gejala ditunjukkan melalui banyaknya pasien yang harus dirawat di rumah sakit, dan tingginya angka kematian. Pada saat itu, mendapatkan vaksin adalah cara terbaik untuk memperlambat penyebaran dan melindungi dari keparahan gejala serta risiko kematian.

Setelah kasus varian Delta melandai, mutasi virus terbaru ditemukan, yaitu Mu (B.1.621), yang dilaporkan muncul di Kolombia sekitar Januari 2021. Varian ini kemudian menyebar di negara-negara Amerika Selatan dan Eropa, dan mencapai puncaknya pada Juni 2021. Vaksin ini juga dikatakan sangat mudah menular, dan menyebabkan gejala yang cukup parah.

Virus Corona kemudian bermutasi kembali dan disebut dengan varian R.1, yang salah satunya ditemukan di Jepang. WHO melabeli varian ini di bawah pengawasan karena risikonya yang cukup membahayakan. Mutasi selanjutnya seperti Epsilon, Theta dan Zeta saat ini masih di bawah pengawasan WHO dan belum banyak diketahui perkembangannya.

Subvarian Omicron terbaru, bagaimana ciri covid XBB?

Sebenarnya apa dan bagaimana subvarian Omicron XBB ini belum diketahui dengan jelas. Satu-satunya yang diketahui para ilmuwan adalah subvarian virus ini menular dengan sangat mudah dan cepat. Masa inkubasinya bahkan dilaporkan berkisar sekitar 3-5 hari saja. Tak heran jika kasus positif subvarian XBB meningkat tajam.

Subvarian XBB dikatakan tidak berbeda dari subvarian lainnya. Tidak ditemukan bukti bahwa subvarian XBB dapat menyebabkan gejala yang parah seperti pada varian Delta atau varian lainnya. Adapun gejala yang terlihat pada subvarian Omicron XBB antara lain:

  • Batuk
  • Pilek
  • Demam ringan
  • Sakit tenggorokan
  • Sakit di seluruh tubuh

Walaupun berkesan ringan dan lebih mirip seperti pilek biasa, namun gejalanya bisa berkembang menjadi lebih parah bila menginfeksi orang dengan diabetes atau penyakit bawaan lainnya. Untuk itu, Anda tetap dituntut untuk meningkatkan kewaspadaan.

Cara mencegah penularan Covid-19

ilustrasi pencegahan covid
Sumber gambar

Selama virus masih bersirkulasi di masyarakat, maka virus akan terus bermutasi dan memiliki perubahan sifat dan karakternya. Perubahan tersebut mempengaruhi kecepatan penularan, efek terhadap sistem kekebalan tubuh, tingkat keparahan, diagnosis maupun respon terhadap obat-obatan.

BACA JUGA: Apakah Ibu Hamil Boleh Vaksin? Ini Syarat-Syaratnya

Tidak perlu khawatir, karena dengan memahami karakter virus dan melakukan tindakan pencegahan, maka Anda akan terhindar dari infeksi varian maupun subvarian Covid-19 manapun. Yuk lakukan beberapa hal berikut ini:

  • Vaksin tak hanya mencegah penularan, namun juga mencegah keparahan gejala saat terinfeksi penyakit. Untuk itu, sangatlah penting bagi Anda untuk mendapatkan vaksin Covid dosis dasar dan dosis lanjutan sesuai dengan yang telah dijadwalkan
  • Jangan tanggalkan masker, terutama ketika Anda bepergian ke luar rumah dan berada di area publik yang dipenuhi banyak orang. Virus Covid-19 masih mengincar dan bisa menginfeksi kapan saja saat droplets dari orang yang terinfeksi tidak sengaja masuk ke dalam tubuh Anda. Anda juga disarankan untuk tetap menggunakan masker apabila di rumah ada anggota keluarga yang menunjukkan gejala Covid-19 atau telah melakukan kontak erat dengan orang yang terinfeksi Covid-19
  • Pastikan untuk membuat sirkulasi udara di rumah baik sehingga udara yang baru terus masuk dan menggantikan udara lama
  • Hindari berada di tempat tertutup yang ventilasinya buruk bersama dengan banyak orang, yang meningkatkan risiko penularan virus, termasuk Covid-19. Jaga jarak Anda dengan orang lain saat berada di ruangan tertutup
  • Dapatkan tes PCR yang lebih efektif mendeteksi adanya varian dan subvarian Covid-19 yang terbaru, terutama setelah melakukan kontak dengan orang yang terinfeksi atau mengalami gejala Covid-19
  • Selalu tutup mulut dengan tangan atau tisu saat Anda bersin atau batuk

BACA JUGA: Muncul Varian Baru Covid XBB, Seperti Apa Bahayanya?

Itulah tadi ciri Covid XBB yang saat ini patut diwaspadai demi mencegah meledaknya kembali kasus Covid-19. Patuhi setiap anjuran dari pemerintah pusat dan pemerintah setempat terkait dengan Covid-19, dan lakukan semua tindakan pencegahan agar Anda dan keluarga benar-benar aman dari infeksi subvarian Omicron XBB atau subvarian lainnya.

Apabila Anda mulai mengalami gejala ciri Covid XBB di atas, jangan ragu untuk segera mencari pertolongan dokter. Kunjungi GSI Lab untuk segera melakukan pcr test. Untuk mengetahui jenis varian, bisa juga dilakukan Whole Genome Sequencing jika memang diperlukan. Covid 19 varian XBB ini memang dikatakan tidak lebih berbahaya dari pendahulunya, yaitu varian delta. Akan tetapi, tetaplah waspada dan berusaha melakukan pencegahan dengan mematuhi protokol kesehatan untuk mengakhiri pandemi ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *