Asal Muasal Covid XBB yang Perlu Diketahui
Apa itu Covid XBB tak hanya ingin diketahui beberapa orang saja. Saat ini tampaknya hampir semua orang di dunia ingin tahu apa itu Covid XBB dan cara mencegah lonjakan kasusnya.
Subvarian XBB sempat menyebabkan lonjakan kasus Covid-19 positif baru yang tajam di Singapura, yang diikuti dengan perawatan di rumah sakit. Sejak pertama kali ditemukan, ada 24 negara lainnya termasuk Indonesia yang melaporkan adanya subvarian Omicron XBB.
Sebelum mengetahui lebih lanjut apa itu Covid XBB, sebaiknya ketahui terlebih dahulu bagaimana Covid-19 bermutasi hingga saat ini muncul subvarian Omicron XBB.
Covid-19 dan juga jenis variannya
Covid-19 adalah nama penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus SARS-CoV-2. Virus ini pertama kali ditemukan di Wuhan, China, dan kemudian di akhir tahun 2019 segera menyebar hampir ke seluruh dunia. Virus dapat menyebar dari mulut atau hidung orang yang terinfeksi dalam bentuk partikel cairan kecil ketika batuk, bersin, berbicara, bernyanyi atau bahkan bernapas.
Partikel-partikel ini sangat kecil untuk dilihat mata, namun penyebarannya dapat ditekan dengan mempraktekkan etika batuk seperti batuk atau bersin di dalam lipatan siku, atau menggunakan masker.
Gejala umum Covid-19 antara lain:
- Demam
- Batuk
- Tubuh terasa lelah
- Kehilangan penciuman dan perasa
Selain gejala umum di atas, ada beberapa gejala lain yang menyertai, seperti:
- Sakit tenggorokan
- Sakit kepala
- Nyeri tulang dan otot
- Diare
- Kulit yang kemerahan atau perubahan pada jari tangan dan kaki
- Mata merah dan iritasi
Pada kondisi yang parah, gejala juga disertai kesulitan bernapas, sesak napas, kehilangan kemampuan berbicara dan bergerak, kebingungan dan nyeri dada.
Sebenarnya setiap varian memiliki gejala yang hampir sama, namun dengan ciri khas yang berbeda. Pada varian Alpha, beberapa orang mengaku bahwa gejala yang dialami adalah sakit kepala dan diare, namun pada varian Delta keluhan yang paling sering dirasakan adalah batuk dan sesak.
Covid-19 varian Alpha
Varian Alpha (B.1.1.7) adalah varian Covid-19 yang pertama kali dipublikasikan setelah varian S dan L yang ditemukan di Wuhan, China. Varian Alpha pertama kali muncul di Inggris Raya pada November 2020, dan infeksinya melonjak pada Desember tahun itu. Varian ini kemudian menjadi varian dominan di AS, yang menjadi perhatian CDC. Ketika varian ini menurun angkanya, maka muncullah varian Delta yang lebih agresif.
Varian Alpha mengalami beberapa mutasi pada protein, yang dianggap lebih menular daripada strain aslinya. Keparahan gejala pada varian Alpha cukup mematikan daripada varian aslinya dan membuat banyak orang harus dirawat di rumah sakit.
Covid-19 varian Beta
Varian Beta atau disebut B.1.351 pertama kali diidentifikasi di Afrika Selatan pada akhir 2020, dan segera menyebar ke negara lain. Varian beta dikatakan 50% lebih menular dibandingkan jenis virus corona aslinya. Keparahan gejalanya ditunjukkan dengan kebutuhan rawat inap dan kematian dibandingkan varian lainnya.
Covid-19 varian Delta
Varian Delta atau disebut B.1.617.2 pertama kali diidentifikasi di India pada akhir 2020. Virus ini menjadi versi virus yang paling dominan sampai munculnya Omicron. Diperkirakan bahwa varian Delta menyebabkan dua kali infeksi lebih banyak dibandingkan varian-varian sebelumnya, dan 80-90% lebih mudah menular dibandingkan varian Alpha.
Kehadiran mutasi varian delta ini menyebabkan banyak lonjakan kasus hampir di seluruh dunia, yang disertai dengan angka kematian tinggi. Varian delta menyebabkan penyakit yang lebih parah dibandingkan varian lain pada orang yang tidak divaksinasi. Varian ini juga memiliki risiko rawat inap dua kali lipat dibandingkan dengan varian Alpha.
Setelah varian Delta, varian Delta AY.4.2 atau disebut Delta Plus ditemukan memiliki dua mutari pada protein lonjakannya, AY145H dan A222V yang dianggap sebagai kunci yang menghambat vaksin atau perawatan. Inilah mengapa varian ini lebih menular daripada varian delta itu sendiri.
Covid-19 varian Omicron
Covid-19 varian Omicron disebut juga B.1.1.529, yang kemudian memiliki subvarian BA.2, BA.4, BA.5 dan XBB. Gejala covid-19 varian Omicron sebenarnya hampir sama seperti gejala Covid-19 lainnya. Yang membedakan Omicron dari varian lainnya adalah gejalanya mungkin lebih ringan dibandingkan varian lain. Adapun hal ini mungkin dipengaruhi oleh status vaksinasi masyarakat di seluruh dunia yang sebagian besar telah mendapatkan dosis vaksinasi dasar bahkan vaksinasi booster.
Omicron dikatakan memiliki gejala penyakit yang lebih ringan dan jarang menyebabkan kematian. Vaksin membantu menurunkan gejala keparahan dan angka kematian.
Apa itu Covid XBB dan bagaimana gejalanya?
Covid XBB adalah salah satu subvarian baru yang menyebar dan menular dengan sangat cepat saat ini. XBB adalah versi hibrida dari dua jenis, BA.2 yang menyebar secara efisien di Singapura. Varian ini pertama kali terdeteksi pada Agustus 2022 di India, dan telah terdeteksi di lebih dari 24 negara sejak saat itu.
XBB dianggap memiliki kemampuan terbaik untuk menghindari perlindungan antibodi, sehingga menjadi lebih menular. Saat ini vaksin yang sudah ada tidak dianggap memberikan perlindungan yang sama terhadap XBB seperti pada varian sebelumnya. Namun sebaiknya Anda tidak panik, karena mendapatkan vaksinasi tetap menjadi salah satu cara terbaik mencegah keparahan gejala saat terinfeksi COvid-19.
Gejala Covid-19 subvarian XBB menurut CDC di antaranya:
- Demam dan menggigil
- Batuk
- Sesak napas dan kesulitan bernapas
- Kelelahan
- Nyeri otot dan tubuh
- Kehilangan penciuman dan indera perasa
- Sakit tenggorokan
- Hidung tersumbat atau hidung berair
- Mual dan muntah
- Diare
Dibandingkan dengan strain lain, memang harus diakui bahwa subvarian XBB jauh lebih cepat menular. Kementerian kesehatan Singapura bahkan mencatat bahwa ada lonjakan peningkatan hingga 54% kasus Covid-19 di sana. Namun, belum ditemukan bukti bahwa XBB dapat menyebabkan gejala yang parah.
Hingga saat ini sebenarnya belum diketahui apakah subvarian XBB akan menyebabkan lonjakan kasus seperti varian Alpha atau Delta karena kecepatan penularannya. Kementerian kesehatan terus menghimbau agar semua masyarakat meningkatkan perlindungannya dengan memperketat protokol kesehatan agar XBB tidak menyebabkan lonjakan kasus yang tinggi di Indonesia.
Cara melindungi tubuh dari penularan Omicron XBB
Satu-satunya cara untuk melindung tubuh, baik diri sendiri dan keluarga dari penularan Covid-19 khususnya subvarian Omicron XBB adalah dengan menurunkan risiko paparan, baik membatasi perjalanan di dalam negeri, perjalanan ke luar negeri, dan beberapa hal berikut:
- Menggunakan masker yang menutupi mulut dan hidung dengan baik
- Mencuci tangan dengan sabun dan air bersih sebelum atau setelah menyentuh barang, atau sebelum atau setelah melepas masker
- Menjaga jarak setidaknya 1 meter dengan orang lain, terutama di tempat publik
- Menghindari ruangan dengan ventilasi yang buruk dan kerumunan
- Membuka jendela dan membiarkan pergantian udara setiap hari
- Sering-sering mencuci tangan atau menggunakan hand sanitizer
- Melengkapi dosis vaksinasi dasar dan vaksinasi booster sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan di wilayah tempat tinggal
- Makan makanan sehat dengan gizi seimbang untuk membantu meningkatkan kekebalan tubuh
Segera lakukan tes dan isolasi diri apabila Anda merasakan adanya gejala Covid-19, terutama setelah melakukan perjalanan keluar kota atau keluar negeri, atau melakukan kontak langsung dengan orang yang positif Covid-19.
BACA JUGA: Ketahui Gejala Covid Varian XBB
Ajukan konsultasi online dengan dokter apabila Anda membutuhkan obat-obatan yang dapat meringankan gejala yang dirasakan, beristirahat cukup, minum air yang cukup dan juga konsumsi makanan dengan gizi seimbang sehingga Anda lekas sembuh. Semoga cara di atas bisa membantu Anda dan keluarga agar terhindar dari ancaman infeksi Covid-19 yang belum berakhir ini.