Mengenal Vaksin Moderna, Efektivitas dan Efek Sampingnya


Memasuki tahun ketiga masa pandemi, Indonesia sudah memiliki banyak jenis vaksin. Salah satunya adalah vaksin Moderna. Awalnya, vaksin ini sebagai booster hanya untuk kalangan tertentu. Utamanya tenaga kesehatan sebagai garda terdepan.

Namun, kini penggunaan beragam jenis vaksin sudah semakin luas di Indonesia. Mulai dari AstraZeneca, Pfizer, Moderna, J&J hingga Covovax. Banyak kabar yang beredar bahwa vaksin seperti Pfizer, AstraZeneca dan Moderna lebih unggul dalam menghasilkan imunitas terhadap virus Corona.

Sebenarnya, semua vaksin di tahap ini bisa melindungi dari varian terbaru, Omicron. Proteksi optimalnya sampai saat ini adalah dengan suntikan booster atau dosis ketiga. Tapi seperti apa sebenarnya vaksin Moderna ini? Benarkah meski sangat ampuh, tapi efek sampingnya bikin panas dingin dan menyakitkan seperti testimonial orang-orang?

Vaksin Moderna termasuk jenis mRNA

Vaksin Moderna jenis mRNA
[Sumber gambar]
Di era Sinovac, kita mengenalnya sebagai virus non aktif yang menjadi vaksin. Sedangkan Moderna dan Pfizer adalah dua jenis yang berbasis mRNA. Apakah itu?

Teknologi mRNA adalah semacam komponen materi genetik atau istilahnya membuat konstruksi serupa dengan struktur virus aslinya. Kemudian vaksin mRNA ini melatih sel di tubuh kita membuat sebuah protein yang bisa memancing respon imun. Tujuannya untuk membentuk kekebalan yang kita harapkan.

Karenanya, kadang bisa muncul beberapa gejala yang seperti penyakit. Contohnya sakit kepala, nyeri otot atau persendian dan demam. Hal ini adalah respon imun kita pada vaksin yang masuk. Setelah ‘latihan’ tersebut, maka tubuh kita akan memiliki memori berupa antibodi. Sehingga ke depannya bisa melindungi kita dari keparahan infeksi virus.

Keunggulan vaksin mRNA

Karena bukan jenis vaksin dari virus non aktif atau virus yang dilemahkan, level efikasi atau kemanjuran vaksin mRNA disebut lebih unggul. Inilah yang membuat banyak orang bersikap selektif dalam menginginkan vaksin. Karenanya WHO dan pemerintah melalui Kemenkes tetap mengedukasi bahwa sebenarnya vaksin apapun yang tersedia saat ini baik dan aman.

Ternyata vaksin mRNA merupakan sebuah terobosan yang ke depannya bisa lebih ergonomis. Di mana ada pandangan visioner bahwa satu kali suntikan bisa mencegah lebih dari satu penyakit dan tidak memerlukan dosis suntikan lainnya, melansir dari Kompas. Hal ini masih memerlukan pengembangan dan penelitian lebih lanjut tentunya. 

Syarat dan tips aman menerima vaksinasi

Ilustrasi konsultasi vaksin
[Sumber gambar]
Tentunya semua pemberian vaksin melalui prosedur, baik dosis primer maupun booster. Untuk pemberian vaksin dengan efikasi tinggi seperti ini, kita perlu memastikan beberapa hal. Di antaranya:

  1. Memberitahukan pada dokter dan tenaga kesehatan mengenai kondisi kita (penyakit bawaan, sedang konsumsi obat apa, kecenderungan organ, gula darah, asam lambung, asam urat atau darah tinggi, penyakit saraf atau alergi kandungan tertentu).
  2. Memastikan usia kita sudah sesuai dengan pakem yang ada dan sedang dalam kondisi sehat.
  3. Tidak begadang sebelumnya dan mengonsumsi cukup nutrisi sebelum mendapatkan vaksin. (Biasanya sarapan)
  4. Tidak sedang demam atau menderita Covid-19.
  5. Menginformasikan bila sedang menjalani perawatan lainnya terkait dengan kondisi kesehatan.
  6. Menginformasikan bila sedang hamil atau menyusui.

Dengan menginformasikan dan melakukan beberapa hal di atas, bisa mencegah kita dari KIPI atau efek samping. Kondisi terkena efek samping yang agak terasa, kemungkinan adalah karena kita mendapatkan vaksin dalam keadaan yang tidak prima.

Hal ini bisa terjadi misalnya karena antrian saat akan vaksin, belum sarapan atau telat makan, dan tidak benar-benar sehat karena kurang tidur. Pastikan kita mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya sebelum mendapatkan vaksin.

Efek samping yang timbul

Vaksin sangat mungkin menimbulkan KIPI atau kejadian ikutan pasca imunisasi, maupun efek samping. Sepanjang pelaksanaan vaksin sendiri, efek samping yang sering muncul lebih kepada kondisi ringan dan umum yang sering terjadi. Beberapa gejala efek samping Moderna sendiri adalah:

  • Mengalami nyeri atau bengkak pada area suntikan
  • Merasa lelah, mengantuk atau lapar.
  • Nyeri otot atau persendian.
  • Menggigil
  • Sakit kepala
  • Merasa ingin muntah atau mual.

Sedangkan efek samping yang mungkin muncul pada pemberian dosis kedua maupun booster, bisa lebih spesifik. Namun melansir dari Katadata, hal tersebut jarang terjadi. Yaitu, radang pada selaput atau otot jantung.

Selain kedua jenis efek samping ini, ada juga reaksi alergi. Biasanya muncul dengan adanya sesak nafas, bengkak di wajah atau tenggorokan, muncul ruam tubuh atau gatal, menggigil, lemas, sampai debaran jantung yang tidak teratur. 

Pentingnya mendapatkan vaksinasi

Wabah Covid-19 adalah pembelajaran besar dalam beberapa tahun terakhir, bahwa kesehatan dan kewaspadaan pada munculnya sebuah penyakit sebaiknya tidak diremehkan. Di tahun pertama Corona datang ke Indonesia, kita sempat lengah sehingga menyebabkan wabah ini menggulung fasilitas dan tenaga kesehatan hingga kewalahan. Serta banyak orang yang terdekat maupun yang kita kenal, pada akhirnya harus terpapar atau bahkan meninggal dunia.

Protokol kesehatan, screening, dan vaksinasi merupakan bentuk usaha kita dalam menjaga kemungkinan adanya mutasi baru atau gelombang berikutnya. Tentu saja kita tidak mengharapkan hal ini ada, namun berdasarkan apa yang telah terjadi, tak ada salahnya mengantisipasi.

BACA JUGA: Efektivitas Booster Astrazeneca Omicron untuk Hasilkan Antibodi

Vaksin dapat memberikan proteksi dari gejala parah Covid-19. Memenuhi dosis primer dan melengkapi dengan booster, menjadi bentuk usaha pembentukan imunitas. Sementara protokol kesehatan dengan menggunakan masker dan rajin mencuci tangan, dapat mencegah penularan virus Corona, maupun penyakit apapun.

Screening dengan swab test PCR

GSI Lab telah melayani Indonesia dalam pelaksanaan swab test, sebagai bentuk screening akurat adanya virus Covid-19. Hingga kini, sudah ribuan orang di Jabodetabek dan Bali yang telah mempercayakan swab PCR dan antigennya kepada GSI. Di antara mereka, telah memanfaatkan fitur program Swab and Save sebagai cara untuk membantu sesama atau mendapatkan layanan PCR gratis dengan memenuhi syarat tertentu.

Dengan ini, membantu para warga yang memiliki keterbatasan dana dalam menjangkau swab PCR. Tentu saja hal tersebut juga merupakan prakarsa dari orang-orang baik lainnya yang telah berdonasi pada tautan ini. Mari menjadi bagian dari pemulihan bangsa untuk Indonesia yang lebih sehat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *