Efektivitas Booster Astrazeneca Omicron untuk Hasilkan Antibodi
Antusiasme warga untuk vaksin saat ini semakin membaik. Selain dosis primer, ada juga vaksin booster astrazeneca Omicron atau Pfizer dan Moderna. Booster merupakan dosis pelengkap untuk proteksi terhadap mutasi terbaru virus ini.
Pada dasarnya, semua vaksin memiliki efektivitas yang sama dalam memberikan kita kekebalan terhadap virus Corona dan semua turunannya. Akan tetapi, dalam perjalanannya virus ini memang terus bermutasi, sehingga para ahli dan peneliti terus melakukan pemutakhiran untuk bisa beradaptasi dengan situasi tersebut.
Sejauh ini, selain menghasilkan vaksin untuk Covid-19, juga sudah ada obat untuk mengatasi virus Corona. Namun penggunaannya relatif terbatas dengan resep dari dokter dan pengawasan medis.
Meninjau vaksin yang saat ini paling banyak tersedia adalah AstraZeneca. Merupakan salah satu vaksin dengan keampuhan yang sangat baik dalam menghasilkan antibodi. Apakah benar vaksin ini yang paling efektif dalam mencegah terpapar virus Covid-19 utamanya varian Omicron? Mari kita bahas di sini.
Booster AstraZeneca Omicron dan vaksin primernya
AstraZeneca memiliki nama lain sebagai vaksin Oxford. Merupakan jenis vaksin yang pembuatannya adalah dengan virus hasil modifikasi. Hal ini berbeda dengan vaksin seangkatannya yakni Sinovac, yang merupakan virus Corona nonaktif. Meski demikian, keduanya memiliki metode penggunaan yang relatif sama.
Vaksin primer AstraZeneca dosis kedua kita dapatkan setelah 8 hingga 12 minggu dari dosis pertama. Dua dosis inilah yang kita sebut dengan dosis primer. Tenggat waktu dosis pertama dengan dosis kedua memang yang paling lama daripada jenis vaksin lainnya. Sedangkan untuk dosis ketiga atau booster, jarak pemberiannya adalah minimal 3 bulan dari dosis kedua.
Peningkatan performa efektivitas booster AstraZeneca Omicron
Pada Januari 2022, AstraZeneca menyebutkan bahwa booster menunjukkan respon antibodi yang baik dan tinggi pada berbagai varian virus Corona. Di antaranya alpha, beta, delta, gamma dan Omicron. Hal ini sebelumnya juga melalui percobaan akbar yang perhelatannya di Inggris bulan Desember lalu.
Hasil menunjukkan bahwa mereka yang mendapatkan booster AstraZeneca menunjukkan peningkatan antibodi. Hal ini membuat AstraZeneca memiliki keunggulan dalam efektivitasnya. Meski demikian, hasil ini tidak untuk mengukuhkan bahwa vaksin lainnya kurang efektif. Sebab di awal 2021, Pfizer juga sempat mengupdate hasil efektivitas vaksin mereka.
Meski dengan intro bahwa dua dosis primernya mengalami penurunan efektivitas terhadap Omicron, namun CEO Pfizer menyebut bahwa dosis ketiga bisa melengkapi proteksi dari varian terbaru ini. Jadi, apapun pilihan vaksin booster kita, sebenarnya juga termasuk memiliki efektivitas tinggi dalam melawan varian Omicron.
Siapa yang bisa mendapatkan vaksin dosis 3 ini?
Banyaknya jenis booster saat ini mungkin membuat bingung kita semua yang awam akan vaksin. Namun jangan khawatir karena sebenarnya sudah ada panduan mengenai hal tersebut, termasuk syarat-syarat dan kriterianya.
Untuk kriteria umum, penerima vaksin booster adalah berusia di atas 18 tahun dan sudah mendapatkan tiket dari aplikasi Peduli Lindungi untuk mendapatkan vaksin dosis ketiga. Selain itu, jarak pemberiannya minimal adalah 3 bulan dari pemberian dosis kedua vaksin primer.
Sedangkan untuk kriteria khusus, penerima vaksin booster AstraZeneca adalah mereka yang dosis primernya adalah vaksin Sinovac. Selain itu, kita sebaiknya tidak memiliki riwayat pembekuan darah dan tidak alergi dari vaksin sebelumnya. Sampaikan selengkap mungkin riwayat kesehatan dan riwayat vaksin kita sebelumnya agar tenaga kesehatan yang melayani bisa memberikan tindakan yang tepat.
Kombinasi pemberian vaksin booster sudah sesuai dan aman
Vaksin yang ada saat ini, yakni 2 dosis primer dan 1 dosis booster, mungkin akan membingungkan bagi kita. Namun, kombinasi pemberian vaksin saat ini sudah melalui pertimbangan para ahli dan peneliti di BPOM dan ITAGI. Sehingga melansir dari Kontan, evaluasi terhadap kelima vaksin dan booster yang ada saat ini menunjukkan bahwa KIPI (kejadian ikutan pasca imunisasi) dan KTD (kejadian tak diinginkan) lebih ke arah ringan dan sedang.
Pemberian vaksin relatif aman. Untuk menambah rasa yakin bagi yang memiliki kondisi khusus atau punya penyakit bawaan, kita bisa melakukan pengecekan kesehatan lebih dulu dan menunjukkan hasil tersebut pada tenaga kesehatan saat melakukan vaksin.
Untuk mencegah terjadinya KIPI atau efek samping, sebaiknya sarapan atau makan sebelum waktu vaksin. Kita tidak tahu bagaimana suasana di tempat vaksinasi, karena bisa saja ada antrian panjang atau cuaca yang kurang mendukung. Selain itu, hindari begadang, kurang tidur atau kondisi yang kurang fit sebelum vaksinasi.
Apabila kita mengalami efek samping, tetap tenang. Coba hubungi nomor faskes terdekat, kemudian ikuti arahan yang diberikan. Selain itu, bila mungkin tubuh kita terasa membutuhkan istirahat setelah vaksin, maka alokasikan waktu untuk hal tersebut dan jangan memaksakan untuk beraktivitas. Selain kurang efektif, juga untuk menghindari kemungkinan KIPI.
Belum vaksin? Segera ambil dosis primer untuk perlindungan dasar. Belum booster? Tak ada salahnya menyegerakan untuk mendapatkan perlindungan ekstra dan akses bepergian yang lebih aman serta nyaman. Namun, tetap terapkan protokol kesehatan di manapun dan kapanpun ya.
Untuk kebutuhan swab test, pastinya GSI Lab selalu siap sedia untuk melayani swab dengan cepat dan prima. Bagi yang merasa kesulitan untuk bisa melakukan swab karena harganya, jangan khawatir. GSI Lab memiliki program Swab and Save yang berusaha meringankan masyarakat terdampak pandemi untuk bisa mendapatkan swab gratis.
BACA JUGA: Begini Lho Syarat Dapatkan Vaksin Booster yang Bisa Cegah Varian Omicron
Program ini juga mendapat dukungan dari orang-orang baik lewat donasi di tautan ini. Siapapun bisa menjadi bagian dari gerakan untuk pulih bersama dari pandemi. Tetap sehat ya semuanya.