Tentang Depresi, Gejala, Penyebab dan Cara Menanganinya
Perubahan motivasi pada diri dapat menjadi salah satu gejala depresi. Namun gejala ini sering kita anggap sebagai demotivasi biasa.
Namun kita perlu lebih mewaspadai bila hilang minat dan gairah ini berlangsung hingga dua pekan lamanya, kemungkinan merupakan gejala depresi. Ini adalah gangguan yang terjadi pada suasana hati atau mood, ketika orang yang mengalaminya mengalami sedih hingga tidak nafsu makan, tidak berminat melakukan sesuatu, tidak tertarik pada apa yang biasanya sesuai dengan passionnya.
Depresi adalah level lain dari stres, di mana pada tahap stres orang masih bereaksi pada lingkungan yang berubah karena harus beradaptasi. Sedangkan depresi bisa lebih dalam daripada itu, sebab orang yang mengalaminya bahkan dapat kehilangan ketertarikan dan semangat pada hidupnya sendiri.
Siapapun bisa mengalami depresi. Baik laki-laki, perempuan, anak-anak, dewasa dan lansia memiliki dimensi depresi mereka masing-masing dan faktor risiko yang sama.
Pengertian dan penyebab depresi
Depresi adalah kondisi di mana seseorang mengalami kesedihan dan kekalutan mendalam, sehingga menurunkan semangat, gairah dan motivasi akan banyak hal. Seperti makan, bekerja, interaksi sosial, aktivitas seksual dan bahkan bisa terhadap hidup dan dirinya sendiri. Kondisi awalnya seperti sedih biasa, namun bisa berlanjut dalam waktu yang panjang dan menunjukkan sikap menarik dan menutup diri yang signifikan.
Penyebab terjadinya depresi ada bermacam-macam, namun yang paling sering terjadi adalah karena peristiwa yang membuatnya trauma, tekanan batin dan pikiran serta konsep berpikir atau mindset yang salah sehingga menjadikannya toxic positivity. Di samping itu, menghadapi penyakit keras juga bisa memicu depresi pada seseorang.
Faktor lingkungan, keluarga dan riwayat peristiwa yang dialami bisa sangat berpengaruh pada dinamika kondisi mental. Selain itu, sifat bawaan juga bisa menyebabkan seseorang mengalami depresi, misalnya ketika terlalu keras pada diri sendiri atau sering berekspektasi pada kondisi ideal.
Faktor risiko depresi
Gangguan depresi adalah kondisi yang bisa terjadi pada siapa saja. Setiap kategori usia dan jenis kelamin bisa mengalami dengan karakteristik masing-masing. Misalnya seperti berikut ini:
- Anak-anak yang tumbuh dengan melihat atau mengalami kekerasan, baik itu verbal, fisik atau bahkan seksual.
- Laki-laki yang mengalami peristiwa kehilangan (orang, jabatan, finansial, kepercayaan atau kepemilikan apapun), stres dan kelelahan berkepanjangan.
- Perempuan yang mengalami atau melihat kekerasan, verbal, seksual dan fisik. Stres berkepanjangan yang menguras energi dan emosi.
- Lansia yang dalam fase penurunan kondisinya mengalami kehilangan, kekerasan, kesepian.
Beberapa kondisi di atas bisa menjadi contoh faktor risiko pada masing-masing usia dan gender. Karena gejala gangguan psikologis tidak sama dengan gangguan fisik, sehingga membuat seseorang mungkin nampak sehat secara badan, hanya menunjukkan raut atau bahasa tubuh yang tidak bersemangat. Meski demikian, orang-orang tersebut mungkin sedang sangat membutuhkan pertolongan.
Ciri-ciri dan gejala
Orang dengan kondisi depresi kerap merasa dalam posisi yang salah, di bawah, rendah, dan mengalah. Bahkan tidak menunjukkan daya juang dan terlalu pasrah. Beberapa gejala yang nampak adalah:
- Tidak nafsu makan dan turun berat badan
- Tidak bersemangat saat melakukan sesuatu, cenderung menghindar, menunda, menolak, tidak selesai atau merasa malas.
- Merasa kalut, sedih, putus asa atau frustasi. Sering merasa bersalah.
- Mengalami gangguan tidur, kurang tidur dan mimpi buruk.
- Menghindari hal yang mengingatkannya pada pengalaman buruk dan bisa bereaksi histeris atau emosional bila melihatnya.
- Membatasi atau menarik diri dari lingkungan sosial. Menghindari pertemuan dengan orang lain atau kerumunan.
- Banyak diam di kamar atau di rumah, menunjukkan penurunan antusiasme.
- Menunjukkan penurunan performa dalam pekerjaan.
Bahaya kondisi penurunan antusiasme dan semangat hidup
Depresi adalah gangguan suasana hati yang sangat membutuhkan penanganan tepat. Bila salah treatment, dapat menyebabkan penderitanya merasa down lebih dalam. Sedangkan membiarkan suasana hati membaik dengan sendirinya bisa berisiko pada kecenderungan untuk menyakiti diri sendiri atau mengakhiri hidupnya.
Gangguan ini juga bisa mengakibatkan seseorang mengalami perubahan kondisi fisik yang cenderung menurun. Di antaranya adalah mengalami penyusutan pada beberapa jaringan atau bagian otak. Selain itu, adapun perubahan pada kondisi fisik seperti menurunnya berat badan dan penuaan dini.
Penurunan kondisi fisik dapat menyebabkan beberapa kondisi penyakit. Seperti demensia, kanker, GERD dan berbagai gangguan pencernaan, serta kerusakan paru.
Pertolongan dan penanganan
Mereka yang mengalami depresi adalah orang-orang yang sangat membutuhkan pertolongan. Kondisi mental perlu mendapat penanganan dari sisi psikologis, sebab berkaitan dengan trauma, perilaku dan perlunya menggali faktor penyebab terjadinya depresi tersebut.
Tanpa melakukan hal itu, pasien dengan gejala depresi akan kesulitan dan tetap memendam hal yang belum tersalurkan dalam dirinya. Proses penanganan depresi ini bisa melalui sesi konseling, terapi dan pengobatan. Tidak ada durasi tertentu karena hal tersebut berdasarkan permasalahan pasien.
Hal lain yang bisa menjadi pendukung adalah lingkungan terdekat, seperti keluarga, teman dekat dan pasangan. Dukungan moril, kesabaran dan empati bisa membantu orang-orang dengan kondisi depresi untuk perlahan-lahan keluar dari kubangan masalah mereka.
Mencegah terjadinya depresi
Ada beberapa cara yang bisa membantu kita mencegah depresi yang faktor pemicunya adalah stres dan sifat bawaan diri sendiri. Di antaranya adalah:
- Memiliki komunitas suportif. Bisa dengan circle kecil saja atau bisa lebih dari satu circle. Pergaulan memang bisa menentukan kehidupan seseorang. Adanya komunitas semacam ini bisa membantu kita untuk tidak cenderung banyak menyendiri.
- Menghargai dan adil pada diri sendiri. Misalnya dengan tidak membandingkan pencapaian hidup diri sendiri dengan orang lain, menghargai kerja keras yang sudah kita lakukan dan menerima kelemahan, ketidaksempurnaan dan hal-hal di luar kendali.
- Melakukan hobi dan olahraga sebagai penyalur energi dan aspirasi.
- Memikirkan dan melakukan sesuatu dalam jangka pendek, satu hal dalam satu kesempatan. Misalnya satu sampai dua jam ini akan melakukan apa dan fokus di satu atau dua hal itu saja.
- Bila ada stres atau masalah, salurkan pikiran dan aspirasi tersebut kepada orang yang lebih memiliki kapasitas. Misalnya orang yang bijaksana, psikolog, konselor, orang yang ahli di bidangnya.
Sedangkan bila kecenderungan akan adanya depresi ini berasal dari trauma, maka perlu pertolongan dari profesional. Seperti psikoterapis, psikiater atau psikolog. Sebab kemungkinan penyebab atau trauma yang dialami adalah kondisi serius.
BACA JUGA: Mengenal Gejala dan Penyebab Gangguan Bipolar Serta Cara Penyembuhannya
Depresi merupakan gangguan suasana hati dan pikiran yang tergolong serius, sehingga membutuhkan pertolongan dari orang yang lebih profesional. Jika sedang mendampingi mereka yang mengalami kondisi ini, berikan dukungan, empati dan telaten untuk membersamainya. Kesehatan mental adalah hal yang esensial, sebab tanpa psikis yang sehat, tubuh juga rentan sakit dan sulit bagi kita menjadi produktif.