6 Rekomendasi Salep Antibiotik untuk Luka Bernanah
Tidak semua luka bernanah pada kulit bisa ditangani dengan cara menempel plester, diperban atau minum obat antibiotik. Beberapa luka kulit yang menimbulkan nanah dapat diatasi dengan salep antibiotik untuk luka bernanah.
Penggunaan salep untuk luka bernanah pun terkadang juga perlu disesuaikan dengan kondisi kulit yang ingin diobati. Meski demikian, penggunaan dari berbagai macam salep antibiotik sebenarnya sama saja dengan salep untuk luka kulit pada umumnya.
Mengoleskan salep antibiotik untuk luka bernanah merupakan langkah penanganan awal yang baik untuk mencegah terjadinya infeksi yang lebih serius. Tapi sebelum melakukannya, memahami kandungan atau komposisi dari obat salep secara mendalam dapat membantu mengatasi permasalahan kulit dengan tepat.
Ada banyak salep untuk luka bernanah yang dijual di apotek, umumnya salep ini dibagi menjadi dua jenis yaitu antibiotik dan antiseptik. Berbeda dengan salep antiseptik yang berfungsi membersihkan luka dan menghambat perkembangan bakteri, salep antibiotik tidak hanya menghambat perkembangan bakteri tetapi juga membasminya. Untuk salep antibiotik, berikut ini rekomendasinya.
1. Bacitracin
Salah satu salep antibiotik untuk luka bernanah yang bisa digunakan adalah Bacitracin. Bacitracin termasuk ke dalam golongan obat antibiotik polipeptida yang berfungsi menghambat pembentukan dinding sel bakteri sehingga tidak dapat berkembang biar. Bacitracin adalah salah satu salep antibiotik yang dijual bebas untuk mengobati luka ringan di kulit. Salep Bacitracin bisa digunakan untuk luka lecet, luka sayat, luka bakar ringan hingga luka bernanah.
Salep ini perlu digunakan sesuai petunjuk pemakaian pada kemasan produk atau saran dokter. Anda tidak disarankan mengoleskan salep ini terlalu banyak, terlalu sering, dan dalam jangka waktu yang lama dari dosis yang dianjurkan, karena akan membuat luka tidak kunjung sembuh dan justru meningkatkan risiko terjadinya efek samping, seperti gatal-gatal.
2. Neosporin
Neosporin adalah salep untuk luka dengan tiga jenis kandungan antibiotik, yaitu bacitracin, neomycin, dan polymixin. Karena ketiga kandungan antibiotik tersebut, salep ini diklaim mampu membasmi lebih banyak jenis bakteri dibandingkan salep lain yang hanya memiliki satu kandungan antibiotik saja di dalamnya, contohnya salep bacitracin. Penggunaan salep Neosporin bukan hanya berfungsi menghentikan perkembangan bakteri pada luka, tetapi juga membunuh bakteri tersebut. Salep ini bukan hanya bisa digunakan pada luka sayat biasa, tetapi juga bisa digunakan untuk luka bernanah yang butuh perawatan secara topikal.
Salep ini digunakan pada jenis luka terbuka dan cukup aman digunakan pada sebagian besar orang. Meski demikian, tidak menutup kemungkinan adanya reaksi alergi karena neosporin memiliki kandungan antibiotik neomycin yang rentan menimbulkan alergi pada beberapa orang.
3. Polysporin
Polysporin adalah salep antibiotik untuk mengobati luka terbuka ringan sekaligus mencegah terjadinya infeksi dengan cara menghentikan atau menghambat pertumbuhan bakteri. Polysporin memiliki kandungan aktif berupa bacitracin dan polymyxin B. Penggunaan Polysporin hanya diperbolehkan untuk luka bernanah asalkan kondisi lukanya kecil dan tidak dalam. Salep antibiotik ini tidak boleh digunakan untuk luka dalam, gigitan hewan, dan luka bakar serius.
4. Silver sulfadiazine
Salep antibiotik untuk luka bernanah lainnya adalah silver sulfadiazine. Silver sulfadiazine adalah salep luka yang digunakan khususnya untuk luka bakar tingkat sedang dan berat. Zat ini termasuk obat antibiotik yang berfungsi menghentikan pertumbuhan bakteri agar tidak menyebabkan infeksi.
Berbeda dengan salep antibiotik sebelumnya, silver sulfadiazine hanya bisa didapatkan dengan resep dokter. Selain dalam bentuk salep, dokter juga bisa meresepkan obat dengan zat ini dalam bentuk pad karena penggunaannya dinilai lebih praktis. Pemakaian obat bisa menimbulkan efek samping tertentu tergantung masing-masing individu. Segera hubungi dokter jika mengalami efek samping seperti alergi gatal, ruam dan rasa terbakar.
5. Nufacort CR 5G
Tergolong dalam obat kortikosteroid topikal, Nufacort adalah salep antibiotik untuk luka bernanah karena masalah radang sendi, sistem kekebalan, kondisi kulit dan mata, masalah pernapasan, kanker, dan alergi parah. Salep Nufacort mengandung zat aktif hydrocortisone acetate 10 mg dan neomycin sulfate 5 mg dalam setiap gramnya.
BACA JUGA: Sering Diremehkan, Ini Bahaya Membersihkan Pusar Saat hamil
Penggunaan obat ini harus sesuai dengan petunjuk dokter. Penggunaan salep sebaiknya tidak dilakukan jika memiliki kulit hipersensitif, memiliki gangguan kulit yang disebabkan TBC, infeksi jamur dan virus (seperti herpes simplex, vaccinia, dan varicella), dan perforasi telinga.
6. Futaderm
Salep antibiotik untuk luka bernanah lainnya adalah Futaderm. Futaderm cream mengandung asam fusidic yang berfungsi mengobati luka infeksi kulit yang disebabkan oleh bakteri Staphilococcus, Streptococcus, Propionibacterium-acnes, Corynebacterium minutissimum. Salep akan bekerja mengganggu translokasi subunit peptida dan memperpanjang rantai peptida bakteri yang rentan, sehingga menghambat sintesis protein bakteri.
Futaderm adalah salah satu salep antibiotik dengan kandungan bahan aktif berupa fusidic acid 20 mg. Penggunaan obat ini harus sesuai dengan petunjuk dokter, tidak bisa digunakan secara sembarangan karena dapat menyebabkan iritasi dan reaksi alergi. Hentikan pemakaian jika mengalami efek samping seperti iritasi kulit, nyeri tersengat, ruam kulit hingga urtikaria.
BACA JUGA: Mengenal Penyakit Kulit Berdasarkan 3 Penyebabnya
Itu dia beberapa rekomendasi salep antibiotik untuk luka bernanah yang bisa digunakan. Tentunya beberapa salep antibiotik harus Anda gunakan sesuai dengan resep atau petunjuk dokter.
Antibiotik pun memiliki aturan penggunaan yang berbeda dibandingkan kebanyakan obat. Beberapa hal yang harus diperhatikan adalah penggunaan hingga habis, dosis yang sesuai, hingga penggunaan sesuai indikasi, yaitu adanya infeksi bakteri. Untuk mengetahui adanya kondisi tubuh yang membutuhkan indikasi antibiotik, kunjungi lab terdekat dan lakukan medical check up. Dokter akan membaca hasil pemeriksaan dan menentukan terapi yang sesuai bagi setiap masalah kesehatan Anda.