Puasa Cegah Risiko Fatal Pasien Covid-19, Ini Syarat Boleh dan Tidaknya
Ada sebuah fakta menarik tentang puasa sebagai salah satu metode pendongkrak imunitas tubuh. Di mana kita juga bisa menurunkan risiko gejala berat Covod-19.
Puasa dalam hal ini bukan saja dalam bentuk ibadah, tapi juga bisa berupa intermittent fasting yang banyak digunakan untuk terapi kesehatan dan gaya hidup. Ini bisa menjadi salah satu upaya kita menjaga ketahanan tubuh, baik itu dari ancaman pandemi maupun memelihara kesehatan.
Penjelasan sederhana dari manfaat puasa sehari-hari untuk Covid-19
Masyarakat modern mengonsumsi makanan yang semakin hari makin tinggi gula, MSG, pengawet dan zat aditif lainnya. Apalagi di masa pandemi, ruang gerak terbatas, kurang aktivitas dan semua hal terjadi di rumah, termasuk makan.
Puasa membantu kita mengontrol asupan yang sebenarnya belum terlalu perlu untuk tubuh. Misalnya dari ngemil, minuman ringan, karbohidrat berlebih dan konsumsi lainnya di luar makanan pokok atau kebutuhan kalori harian. Ini dapat menekan dan menstabilkan glikemik indeks pada tubuh, karena kadar gula darah tinggi menjadi salah satu pemicu yang memperparah gejala Covid-19.
Sederhananya, saat kita puasa dan tidak mendapat asupan, tubuh akan mencari sendiri energi di dalam untuk melakukan metabolisme. Tubuh kita memiliki banyak sekali cadangan energi walaupun berpuasa, misalnya dari lemak.
Selain itu, menurut penelitian Dr. Yoshinuri Ohsumi yang mendapat Nobel di tahun 2016, menjelaskan bahwa tubuh mengalami mekanisme regenerasi sel secara mandiri yang bernama autophagy. Proses ini mendaur ulang sel yang rusak atau sel yang sakit, termasuk mencacah strain virus dalam penjelasan yang lebih kompleks.
Namun, hal ini tidak kita dapatkan dengan instan atau tergesa. Mulai saja dengan rutin puasa baik itu sunnah maupun intermittent fasting atau jenis puasa lainnya. Kuncinya adalah kurangi karbo dan gula, konsisten dan asupan yang baik. Sangat murah dan sederhana.
Kabar baiknya, puasa juga bisa membantu membuat konsentrasi dan produktivitas meningkat. Pilih makanan yang cocok untuk mode puasa dan tidak harus mahal. Seperti karbohidrat kompleks dari jagung dan ubi, buah-buahan dan sayur agar kenyang lebih lama dan protein.
Yang boleh dan tidak boleh berpuasa saat mengidap Covid-19
Nah, namun tak semua pasien Covid-19 bisa melakukan puasa. Mereka yang mengalami gejala berat dan harus mendapatkan perawatan intensif serta yang mengalami demam tinggi dan perlu asupan cairan, sebaiknya tidak berpuasa. Karena ada kondisi tertentu yang berisiko melemahkan atau menurunkan keadaan pasien.
Mereka yang boleh berpuasa adalah pasien Covid-19 dengan gejala ringan atau OTG. Misalnya pasien batuk pilek, tapi tanpa adanya demam dan tidak ada penurunan kondisi. Lengkapi puasa kita dengan asupan yang baik, seperti sayur dan buah alami, protein cukup dan memilih karbohidrat kompleks.
Olahraga dan istirahat yang cukup memegang peranan penting. Karena pada dasarnya tubuh tetap membutuhkan gerak dan rehat dalam porsi yang cukup untuk menjaga keseimbangan metabolisme.
BACA JUGA: Marak Jintan Hitam untuk Perawatan Covid-19, Ini Faktanya
Puasa ini bisa kita lakukan sebelum atau saat terpapar Covid-19, tapi konsultasikan dengan dokter yang biasa menangani kita, dokter Covid-19 maupun tim medis lainnya bila perlu. Bagaimanapun, butuh pengawasan ahlinya untuk mendapatkan saran kesehatan dan penanganan yang tepat. Hasil yang akan kita dapatkan juga bervariasi antara satu dengan lainnya, tergantung bagaimana kondisi yang dialami.