Marak Jintan Hitam untuk Perawatan Covid-19, Ini Faktanya
Selama pandemi, banyak sekali rempah yang menjadi populer dan diklaim dapat membantu proses penyembuhan, salah satunya penggunaan jintan hitam. Apa benar si habbatussaudah ini benar-benar ampuh untuk Covid-19?
Beredar luas di masyarakat melalui social media seperti Facebook dan Twitter bahwa jintan hitam dapat mengatasi virus Corona. Mari kita mengenali apa itu jintan hitam dan efektivitasnya mengobati virus Corona.
Tentang jintan hitam
Pemanfaatan jintan hitam biasanya melalui proses ekstraksi menjadi minyak. Masyarakat Indonesia banyak yang mengenalnya dengan sebutan Habbatussauda. Komponen istimewa dari minyak ini adalah thymoquinone, senyawa yang memiliki sifat antioksidan bagi tubuh. Keandalan ini membuatnya sangat bermanfaat untuk terapi penyembuhan dan perawatan kesehatan.
Manfaat minyak Jintan hitam
Minyak Jintan hitam sudah terkenal selama lebih dari ribuan tahun. Selain sebagai obat, banyak pula menggunakannya dengan cara mengoles pada kulit untuk mengatasi kulit kering hingga jerawat. Habbatussauda juga memiliki rasa rempah pahit, di Timur Tengah dan India minyak ini banyak menjadi bahan bumbu masakan dan taburan pada roti.
Sebagai obat Covid-19
Narasi seperti habbatussauda mampu menjaga kekebalan tubuh, meningkatkan imun tubuh dan memiliki harga terjangkau membuat orang tertarik menjual atau membelinya. Pasien pengidap Corona malah dianjurkan mengonsumsi dengan takaran 800 miligram untuk setiap kilogram berat badan. Dikatakan pula banyak mayoritas pasien Corona di China banyak sembuh menggunakan si jintan ini. Lantas bagaimana faktanya?
Penelitian secara ilmiah
Beredarnya isu bahwa habbatussauda dapat mengobati Covid-19 sendiri belum teruji klinis. Menurut ketua Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia, jintan hitam bersifat imunomodular. Artinya minyak tersebut dapat meningkatkan respons imunitas dan mempercepat penyembuhan penyakit akibat virus. Pernah ada uji klinis habbatussauda terhadap wabah SARS dan memiliki potensi cukup baik. Namun untuk orang dengan infeksi virus Corona belum ada dan butuh penelitian lebih lanjut.