Positif Omicron Tanpa Gejala? Ini yang Harus Anda Lakukan


Tingkat penularan Covid-19 akhir-akhir ini sangat masif. Makin banyak orang mengalami positif Omicron.

Omicron merupakan varian dari virus Covid-19. Secara gejala, serangan dari jenis B.1.1.529 terasa lebih ringan. Namun untuk tingkat penyebarannya, Omicron lebih cepat daripada varian Delta. Meski begitu perlu kewaspadaan ekstra bagi siapa saja agar tidak menjadi pengidap atau orang yang menularkan Covid-19 varian Omicron ini.

Di Indonesia sendiri Covid Omicron telah menelan korban jiwa. Tercatat sudah ada dua kasus kematian akibat virus tersebut, yaitu pada tanggal 31 Januari dan 13 Februari 2022. Dugaan kuat meninggalnya pasien Omicron ini adalah karena keduanya sudah lanjut usia dan memiliki komorbid, yaitu penyakit jantung dan stroke. Tercatat bahwa satu pasien belum menerima vaksin, sementara lainnya sudah mendapatkan dosis lengkap.

4 penyebab seseorang positif Omicron

Ilustrasi wanita takut tertular Omicron
[Sumber gambar]
Meski memiliki gejala yang ringan hingga bahkan tanpa gejala sama sekali, Omicron adalah turunan dari Covid-19. Artinya, ini adalah penyakit berbahaya yang membuat seluruh dunia waspada.

Ada empat penyebab seseorang bisa menjadi positif Omicron. Ketahui di bawah ini agar Anda lebih waspada terhadap virus ini.

Pemakaian masker yang salah

Dengan tingkat penularan yang sangat tinggi, penggunaan masker yang salah bisa memicu seseorang positif Omicron. Para ahli menyarankan bahwa untuk menangkal virus tersebut, seseorang harus mengenakan pelindung saluran pernapasan berkualitas baik, seperti masker N95, KN95, atau KF94.

Pastikan juga masker yang Anda kenakan merupakan produk asli, bukan barang asal-asalan, terlihat mirip, dengan harapan konsumen menganggapnya sebagai asli.

Perjalanan ke luar negeri

Sempat menjadi negara dengan penanganan Covid-19 terbaik di dunia, pertahanan Indonesia akhirnya jebol juga. Tiba-tiba saja varian Omicron merajalela dan kemungkinan besar dimulai saat banyak masyarakat yang melakukan perjalanan ke luar negeri.

Inilah yang harus menjadi perhatian semua warga Indonesia. Mencegah itu lebih sulit daripada mengobati. Bila keinginan untuk bebas dari  pandemi tidak selaras dengan kemauan masyarakat bersenang-senang ke luar negeri, tampaknya gempuran Covid-19 akan terus terjadi dalam waktu yang sangat panjang.

Andaikan harus pergi, ketahui beberapa strategi meminimalisir penularannya. Mulai dari memilih kelas yang lebih sepi, tempat duduk dekat jendela, atau jadwal penerbangan terakhir agar terhindar dari ramainya penumpang dalam pesawat.

Berada di tempat dengan ventilasi yang buruk

Dengan makin banyaknya orang yang positif Omicron, bagaimana rasanya bila Anda ‘terjebak’ bersama banyak orang di ruangan yang berventilasi buruk? Orang yang sadar akan bahaya Covid Omicron akan langsung menghindari tempat-tempat dengan ruangan yang pengap dan kurang udara. Pasalnya, ada kemungkinan penularan Omicron melalui udara. Apalagi bila banyak orang di sana tidak mengenakan masker.

Mengunjungi keramaian

Ini adalah saat untuk lebih menahan diri dengan tidak mengunjungi tempat-tempat ramai. Sebuah tempat dengan puluhan, atau bahkan ratusan orang punya potensi besar menjadikan seseorang positif Omicron. Anda mungkin tidak sakit. Namun bisa saja seseorang yang positif Omicron, dengan atau tanpa gejala, menyebarkan penyakit ini ke orang lain di sekitarnya. Untuk saat ini sebaiknya Anda bersabar dengan lebih banyak tinggal di rumah ketimbang mengunjungi keramaian.

Apa yang harus Anda lakukan bila terlanjur positif Omicron?

Ilustrasi berfikir jernih dan tenang
[Sumber gambar]
Omicron memang tak seganas varian-varian sebelumnya. Jenis ini memunculkan gejala yang lebih ringan, bahkan tanpa ada tanda-tanda pada sebagian orang yang sudah mendapatkan vaksinasi Covid-19 secara lengkap.

Meski begitu, dengan tingkat penularan yang sangat tinggi, muncul kekhawatiran kepada orang lain yang mungkin saja daya tahannya tak sekuat Anda. Terbukti, seorang pasien dengan vaksin lengkap pun juga meninggal dunia akibat Omicron. Karena itu, setiap orang yang dinyatakan positif Omicron wajib melakukan isolasi mandiri, bagaimanapun kondisinya. 

Kementerian Kesehatan juga merilis panduan isolasi untuk pasien terkonfirmasi Omicron. Tujuannya tak hanya menekan penularan, namun juga agar mendapatkan penanganan yang lebih tepat. Berdasarkan penjelasan di Sehat Negeriku Kemenkes, pasien yang positif Omicron tanpa gejala atau mengalami gejala ringan sebaiknya segera melakukan isolasi mandiri di rumah.

Yang harus Anda lakukan selama melakukan isolasi mandiri

Bagi pasien positif Omicron, tak perlu khawatir selama saturasi oksigen di atas 95%. Andai ada gejala pendamping, seperti flu, batuk, dan demam bisa melakukan konsultasi dengan dokter dengan menggunakan fasilitas pendampingan telemedicine, atau hubungi puskesmas terdekat.

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.01.07/MENKES/4641/202, ada lima derajat gejala Covid-19 bagi warga yang positif Omicron.

Tanpa gejala atau asimtomatis

Pasien tanpa gejala atau asimtomatis tidak menunjukkan gejala atau tanda-tanda positif Omicron secara klinis.

Pasien dengan gejala ringan

Pasien positif Omicron dengan gejala ringan tidak memiliki bukti adanya pneumonia virus atau tanpa hipoksia. Frekuensi napas 12-20 kali per menit, sementara saturasi oksigen 95% atau lebih.

Gejala ringan yang ditunjukkan adalah demam, batuk, kelelahan, hilangnya nafsu makan, napas pendek, myalgia, serta nyeri tulang.

Sementara gejala tidak spesifik yang kemungkinan muncul adalah sakit tenggorokan, kongesti hidung, sakit kepala, diare, mual dan muntah, anosmia atau hilang penciuman, serta hilang pengecapan (ageusia).

Pasien dengan gejala sedang

Untuk pasien dengan gejala sedang memiliki tanda klinis pneumonia, seperti demam, batuk, sesak, napas cepat namun tidak menunjukkan adanya pneumonia berat, serta saturasi oksigen 93%.

Pasien positif Omicron dengan gejala berat

Pasien positif Omicron dengan gejala berat memiliki tanda klinis pneumonia, seperti batuk, sesak, napas cepat, demam, serta memiliki frekuensi napas lebih dari 30 kali per menit, dan distres pernapasan berat. Sementara saturasi oksigen wajib jadi perhatian karena berada di bawah 93%.

Pasien kritis

Inilah level paling berbahaya untuk pasien positif Omicron. Mereka yang mengalami kritis akibat infeksi virus B.1.1.529 akan mengalami gejala-gejala berat, seperti gagal napas, komplikasi infeksi, atau kegagalan multiorgan.

Ketahui positif Omicron lebih dini untuk selamatkan bangsa

Dengan adanya situasi ‘tanpa gejala,’ pasien positif Omicron akan kesulitan mendeteksi apakah dirinya wajib melakukan isolasi atau tidak. Karena itu setiap masyarakat perlu berperan serta aktif dengan mendeteksi Omicron secara mandiri.

Salah satu langkah tepat untuk tahu positif Omicron tanpa gejala secara mandiri adalah dengan melakukan tes swab PCR secara rutin. Lewat pemeriksaan ini, penularan virus Covid-19 akan terdeteksi secara dini dan Anda bisa menyelamatkan lebih banyak nyawa manusia dengan isolasi mandiri bila hasil pemeriksaan terbukti positif Omicron.

Infografis Tentang Omicron Indonesia - GSI

Untuk melakukan pengujian swab PCR secara akurat dan cepat, kunjungi GSI Lab terdekat. Dengan laboratorium berstandar tinggi, GSI Lab bisa mendeteksi positif Omicron dan memberikan hasil dalam 12 hingga 24 jam setelah pengambilan sampel.

GSI Lab juga memberi kesempatan bagi masyarakat kurang mampu untuk melakukan tes swab PCR secara gratis. Caranya adalah dengan mengunjungi website gsilab.id/id/swab-save/  kemudian pilih opsi “Daftar PCR Swab Gratis.” Jangan lupa untuk melengkapi dokumen sebagai persyaratan swab PCR gratis di GSI.

BACA JUGA: Panduan Isolasi Mandiri Omicron, Jangan Terkecoh Gejala Ringan

Yuk, mulai proaktif periksa dini positif Omicron tanpa gejala. Semakin cepat terdeteksi, semakin cepat pula isolasi mandiri untuk mewujudkan Indonesia yang bebas pandemi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *