Gejala Batuk Omicron yang Perlu Diketahui Agar Tak Salah Diagnosa


Salah satu tanda terjadinya infeksi Covid-19 adalah gejala batuk. Tapi bagaimana mengenali batuk Omicron?

Sudah sekitar dua tahun ini masyarakat dunia dibikin pusing dengan adanya virus baru bernama Covid-19. Beberapa gejala yang umum terjadi adalah demam, pusing, batuk, hingga hilangnya kemampuan mencium dan merasa.

Tampaknya, seiring dengan berjalannya waktu virus Corona juga mengalami mutasi dan menghasilkan keturunan-keturunan baru. Salah satunya yang terbaru adalah Omicron. Varian paling ‘mutakhir’ dari Covid-19 ini memiliki tingkat infeksi yang lebih ringan ketimbang jenis-jenis sebelumnya. Tapi yang wajib menjadi catatan, Omicron memiliki tingkat penularan yang lebih tinggi sehingga masyarakat harus tetap waspada terhadapnya.

Varian Omicron mulai memakan korban anak-anak

Ilustrasi anak sakit
[Sumber gambar]
Di awal kemunculannya, varian Omicron tak terlalu membuat panik masyarakat. Hal ini terkait klaim para peneliti yang menyebutkan bahwa jenis virus Corona tersebut tak lebih bahaya ketimbang varian Delta. Penderita pun juga mengalami gejala-gejala yang lebih ringan.

Namun sepanjang Februari 2022 ini terungkap fakta bahwa korban meninggal akibat Covid-19 mulai bertambah, terutama pada anak-anak. Data dari Satgas Penanganan Covid-19, ada tambahan 57.049 kasus baru pada 15 Februari. Jumlah total penderita Covid-19 di Indonesia pun kini menjadi  4.901.328 orang, terhitung sejak Maret 2020.

Data orang meninggal akibat Covid-19 per 15 Februari 2022 bertambah 134 orang. Total korban jiwa menjadi sebanyak 145.455 orang.

Berdasarkan catatan Kementerian Kesehatan, sudah ada sekitar 1.090 pasien meninggal dunia setelah varian Omicron ada. Dari angka tersebut, 68% di antaranya belum divaksinasi lengkap, 76% berusia lebih dari 45 tahun, 49% adalah para manula, sementara 48% memiliki komorbid.

Yang bikin miris, terjadi peningkatan angka kematian pada anak-anak dan balita akibat Covid Omicron. Ada 37 jiwa anak berusia satu hingga lima tahun yang meninggal setelah terinfeksi varian ini.

Ini seperti menjadi alarm bagi semua orang untuk semakin waspada terhadap serangan virus ini. Faktanya, korban meninggal sudah mulai merambah usia anak-anak sehingga dituntut kewaspadaan yang lebih tinggi, terutama untuk kebijakan sekolah demi menjauhkan para generasi muda dari bahaya Covid-19.

Gejala infeksi Omicron pada orang yang sudah vaksin

Virus Corona varian Omicron memunculkan situasi baru bagi dunia. Dengan tingkat penularan yang lebih tinggi dari Delta, masyarakat ‘terpaksa’ harus mengimbanginya dengan suntikan ‘booster’ demi lebih menguatkan imun tubuh terhadap penyakit ini.

Meski begitu, tak bisa dipungkiri bahwa penularan tak akan berhenti bagi yang sudah menerima vaksin. Bahkan infeksi pun juga bisa terjadi pada yang sudah mendapatkan dua kali suntikan.

Ilmuwan Norwegia melakukan penelitian terhadap 111 dari 117 masyarakat yang datang di sebuah pesta yang jadi sumber penularan Omicron pada 26 November 2021 silam. Dari wawancara tersebut, tercatat bahwa sebanyak 66 orang positif terinfeksi COvid-19, sementara 15 orang mengalami gejala-gejala penyerta. Yang menarik, 89 persen dari tamu undangan tersebut mengaku telah mendapatkan dua dosis vaksin mRNA, namun belum suntik booster.

Ada temuan menarik dari penelitian tersebut, yaitu delapan gejala awam dari orang-orang sudah mendapatkan vaksin lengkap. Mulai dari batuk, pilek, kelelahan, sakit tenggorokan, sakit kepala, nyeri otot, bersin, serta demam.

Batuk Omicron jadi gejala umum, bagaimana mengetahuinya?

Ilustrasi wanita batuk
[Sumber gambar]
Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa batuk-batuk merupakan salah satu pertanda dari adanya infeksi Covid-19. Secara umum, gejala batuk terjadi sebagai reaksi ketika ada partikel atau benda asing masuk ke dalam tubuh.

Yang membuat bingung, gejala batuk tak hanya terjadi pada Covid-19 saja, khususnya varian Omicron. Orang yang mengalami sakit flu biasa pun juga bisa batuk-batuk.

Profesor Maya Clark-Cutaia, Profesor dari New York University Meyers College of Nursing, mengatakan bahwa orang yang sudah mendapat vaksin dan terinfeksi Omicron umumnya mengalami gejala-gejala seperti sakit kepala dan nyeri tubuh. Sementara bagi yang belum menerima vaksinasi, beberapa gejala yang menyertai mirip dengan flu, termasuk batuk yang disertai dengan sesak napas.

Penelitian lain oleh Direktur Kesehatan Global Pengobatan Darurat di New York-Presbyterian dan Pusat Medis Universitas Columbia, Craig Spencer, mempersempit ciri gejala infeksi Omicron. Pada pasien yang sudah mendapat booster, tanda-tanda penularan yang mungkin terjadi adalah sakit tenggorokan. Sementara yang masih mendapatkan dua kali suntikan, muncul gejala kelelahan dan batuk, tanpa ada sesak napas.

Kenali Batuk Croup, gejala saat Omicron infeksi anak-anak

Infografis Tentang Omicron Indonesia - GSI

Tiap hari, semakin banyak anak-anak yang positif Covid-19. Pastinya kondisi ini tak hanya membuat mereka khawatir, tapi juga para orang tua. Untuk itu, perlu pengetahuan lebih dalam untuk deteksi dini demi menyelamatkan jiwa-jiwa muda. Salah satu caranya adalah mengetahui gejala ketika seorang anak terinfeksi Omicron. 

Mengutip dari Business Insider, batuk Omicron pada anak-anak cenderung beda dengan batuk biasa. Cirinya mirip dengan batuk kering. Waspada juga ketika ada gejala lain yang menyertai batuk pada si kecil, yaitu kelelahan dan keluhan sakit pada kepala. Selain problem saluran pernapasan, gejala batuk Omicron pada anak-anak mungkin juga terjadi bersama dengan gangguan pencernaan, yaitu diare.

Segera lakukan tindakan bila muncul gejala batuk Omicron

Ilustrasi Swab Tes
[Sumber gambar]
Bagaimana bila muncul tanda-tanda batuk seperti di atas pada Anda atau anak-anak? Jangan berdiam diri. Demi penanganan yang lebih cepat, serta meminimalisir penularan, segera lakukan langkah cepat mendeteksi infeksi Covid-19 varian Omicron.

Kunjungi laboratorium kesehatan untuk mendapatkan tes PCR. Untuk mendapatkan hasil tes yang cepat dan akurat, lakukan pemeriksaan di GSI Lab. Dengan laboratorium laboratorium tes PCR berstandar Biosafety Level (BSL) 2+, Anda bisa dapatkan hasil tes dalam 12 sampai 24 jam setelah pengambilan sampel. Bagi yang sedang isolasi mandiri, GSI Lab juga menyediakan layanan home service. Proses pengambilan sampel akan dilaksanakan petugas yang datang ke rumah.

Untuk masyarakat kurang mampu, dapatkan layanan tes swab PCR gratis dari GSI Lab. Daftarkan diri dengan mengunjungi website gsilab.id/id/swab-save/ dan klik “Daftar PCR Swab Gratis.” Lalu lengkapi dokumen sebagai persyaratan swab gratis di GSI.

BACA JUGA: Kenali 5 Gejala Covid Omicron pada Anak dan Batuk Croup

Jangan tunda untuk periksakan diri ketika muncul gejala batuk Omicron. Dengan waspada lebih dini, Anda bisa menyelamatkan nyawa lebih banyak orang, termasuk anak-anak.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *