Mengenal Gula Darah Rendah atau Hipoglikemia
Kondisi gula darah rendah bukannya lebih baik dari ketika angka gula darah melonjak. Orang yang mengalami diabetes pun juga bisa mengalami hal ini, karenanya tetap perlu hati-hati bila angka indeks glikemik tubuh kita tidak sebagaimana mestinya.
Kerap kali permasalahan gula darah ini muncul akibat riwayat kesehatan atau pola hidup yang tidak seimbang. Makanan dan minuman masa kini memudahkan kita mendapatkan rasa yang manis dan enak, tapi banyak di antara kita tidak menyadari kadar gula yang ada di dalamnya. Kesadaran untuk mengetahui kondisi gula darah pribadi juga masih kurang pada sebagian besar masyarakat kita, baik karena tingkat perekonomian, tidak peduli atau tidak berani memeriksakan diri.
Pada bahasan ini, kita akan mengulas tentang hipoglikemia atau kondisi di mana gula darah turun. Apa bahayanya dan bagaimana cara untuk mengatasinya?
Apa itu gula darah rendah?
Ketika kadar gula darah kita berada di bawah batas normal atau sekitar di bawah 70 mg/dL, bisa jadi mengalami gula darah rendah atau istilahnya adalah hipoglikemia. Bila hal ini terlambat ditangani, dapat menyebabkan kondisi yang gawat pada seseorang. Misalnya mengalami kerusakan otak permanen atau kejang. Paling sering terjadi adalah penurunan kesadaran.
Gula darah rendah ini bukan hanya karena orang tersebut memiliki kecenderungan gula darah yang di bawah normal, tapi malah bisa menjadi tanda adanya gejala diabetes atau sedang mengalami gula darah tinggi. Hal ini karena penggunaan beberapa jenis obat yang memang bisa menurunkan level glikemik. Oleh karena itu, memang perlu melakukan pengecekan secara berkala.
Tubuh memerlukan glukosa sebagai sumber makanan bagi otak. Di mana dengan kandungan ini bisa membantu menekan level gula darah, tapi juga bisa berdampak lebih dari yang seharusnya pada kondisi tertentu.
Hipoglikemia pada pasien non diabetes
Kondisi gula darah rendah memang bisa lazim terlihat pada riwayat kesehatan mereka yang memiliki diabetes melitus. Namun ada juga kondisi hipoglikemia yang terjadi pada pasien non diabetes. Penjelasannya adalah di bawah ini:
Hipoglikemia reaktif
Kondisi ini terjadi ketika dalam kurun waktu beberapa jam setelah makan, gula darah seseorang menurun jumlah indeksnya. Istilah lainnya adalah sugar crash atau hipoglikemia postprandial. Kemunculannya hampir sama seperti kondisi gula darah rendah, yakni menyebabkan rasa lapar, keringat dingin, tremor, cemas, kelelahan, mual, panik hingga kehilangan kontrol otot.
Hipoglikemia puasa
Saat berpuasa, tubuh mengalami penurunan kadar gula darah. Hal ini adalah normal, tapi juga bisa menjadi berbahaya bila kondisinya di luar kewajaran. Bila penurunan level glikemik ini beserta beberapa gejala seperti kejang, lemah, tidak sadarkan diri, maka tergolong sebagai hipoglikemia dan sebaiknya mendapatkan penanganan yang tepat dari medis.
Gejala gula darah rendah
Berikutnya yang perlu kita waspadai adalah beberapa gejala gula darah rendah. Penyakit tidak seimbangnya gula darah, baik itu rendah maupun tinggi, tidak berkaitan langsung dengan berat badan. Ada kalanya, mereka yang terlihat ideal, lebih kurus atau lebih gemuk, semua bisa memiliki potensi yang sama.
Hampir sama dengan diabetes, sebagian besar kondisinya tidak terdeteksi sejak dini. Namun ada beberapa kondisi signifikan yang mengindikasikan seseorang terkena hipoglikemia, yaitu:
- Mengalami sakit kepala, seperti naik lift
- Ada perubahan perilaku atau sikap yang aneh, kadang seperti melantur
- Mual
- Kejang
- Gelisah atau panik
- Kehilangan kendali atas otot sendiri
- Lemas dan merasa lelah
- Pandangan kabur
- Tidak sadarkan diri
Penanganan gejala gula darah rendah
Mereka yang mengalami gejala di atas, sebaiknya segera dibawa ke faskes atau dokter terdekat. Minimal adalah untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat. Sebab kondisi ini bisa menimbulkan kegawatan lainnya, mengingat gula darah adalah kondisi yang untuk melihatnya, perlu menggunakan alat tertentu.
Bila kesulitan membawa ke dokter, minimal bisa melalui telemedicine atau menghubungi IGD. Jika pasien tidak sadarkan diri, coba baringkan dan periksa nafasnya. Jika masih terdeteksi adanya nafas tersebut, sebaiknya miringkan posisi pasien. Sedangkan bila tidak ada nafas, lakukan pertolongan CPR atau minta bantuan pada orang terdekat yang bisa melakukannya dan segera hubungi bantuan medis.
Dalam beberapa kasus, pasien masih sadar, tetapi mengalami beberapa kebingungan dengan tubuhnya. Seperti merasa kaku atau kebas, tidak bisa melihat dengan jelas atau bertingkah tidak seperti biasanya. Dampingi pasien dan berikan air putih hangat sambil membuatnya tenang dan nyaman sembari menunggu bantuan medis.
Mencegah munculnya hipoglikemia
Saat ini ada banyak sekali faktor yang bisa membuat gula darah kita tidak stabil. Di antaranya adalah pola makan, stres, rutinitas olahraga dan lain sebagainya. Berikut ini adalah beberapa cara untuk bisa menghindari munculnya penyakit dan gangguan kesehatan gula darah ini:
- Jaga pola makan agar mendapat asupan nutrisi seimbang dan tidak mudah lapar
- Lakukan olahraga rutin
- Batasi konsumsi minuman kemasan atau makanan manis
- Pilih karbohidrat yang baik, sumber gula yang alami dan bila perlu, hubungi nutrisionis
- Periksakan kondisi gula darah secara rutin bila terdapat tendensi terlalu tinggi atau terlalu rendah.
Selain beberapa hal di atas, jangan lupa untuk mengelola stres dan kesibukan. Kedua hal ini sering menjadi pemicu yang menyebabkan turunnya kadar gula dalam darah. Selain itu, gejala ini mungkin akan terlihat mirip dengan anemia atau belum makan. Sebaiknya pastikan lewat bantuan medis jika memungkinkan.
BACA JUGA: 7 Cara Menurunkan Gula Darah sebelum Menjadi Diabetes
Mencegah lebih baik daripada mengobati. Semoga dengan memahami beberapa hal di atas, membuat kita lebih awas terhadap gaya hidup kita. Jangan hanya menjalani hidup apa adanya, sebaiknya peliharalah kesehatan karena hal tersebut adalah modal terbaik untuk menjalani segala aktivitas dan tujuan kita.