Tentang Gula Darah Puasa dan Kaitannya dengan Diabetes
Gula darah puasa adalah kadar glukosa dalam darah setelah puasa selama 8 jam. Biasanya kita bisa mendapatkan informasi ini setelah melakukan tes darah untuk pemeriksaan tertentu seperti medical check up atau MCU.
Hal ini penting untuk kita ketahui atau periksakan secara berkala, karena tingkat glukosa yang abnormal dapat menunjukkan adanya gangguan metabolisme glukosa dan risiko penyakit diabetes.
Terlebih dengan risiko gaya hidup jaman sekarang yang seringkali membuat kita mengalami peningkatan kadar gula darah, kolesterol, asam urat dan lainnya. Dengan memeriksa kadar gula darah puasa, dokter bisa menentukan risiko penderita diabetes dan mengambil tindakan untuk mencegah dan mengobati kondisi tersebut. Selain itu, pemeriksaan ini juga dapat membantu dokter menentukan apakah pengobatan berhasil atau tidak.
Artikel ini akan membahas serba-serbi gula darah puasa yang bermanfaat bagi generasi muda, dewasa maupun lansia supaya memiliki kesadaran mandiri akan kondisi kesehatannya.
Gula darah puasa pada general check up
Pemeriksaan gula darah puasa adalah sebuah tes medis yang bertujuan untuk mengukur jumlah glukosa dalam darah seseorang. Jenis pemeriksaan darah ini memerlukan prosedur tidak makan atau minum (air putih kemungkinan masih boleh) selama 8-10 jam terakhir sebelum pemeriksaan. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa hasil tes tidak terpengaruh oleh makanan yang baru saja kita konsumsi.
Kenapa harus puasa? Sebab, asupan yang masuk nantinya dapat memengaruhi hasil tes dan membuatnya tidak optimal. Oleh karena itu, dokter biasanya menyarankan untuk puasa setidaknya 8 jam sebelum tes.
Aspek yang tergambar dari hasil pemeriksaan gula darah puasa adalah jumlah glukosa darah saat puasa. Hasil yang menjadi harapan atau kadar normalnya adalah 4,0-5,5mmol / L. Hasil yang lebih tinggi dari angka ini menunjukkan bahwa pasien mungkin berisiko atau menderita diabetes. Dokter akan meminta tes lanjutan untuk memastikan diagnosis dan melakukan pengobatan selanjutnya.
Setiap kategori usia memiliki kadar normal masing-masing
Kadar gula darah normal bervariasi sesuai dengan usia. Berikut adalah kadar gula darah normal berdasarkan usia:
- Usia 0-6 bulan: 70-150 mg/dL
- Usia 6-24 bulan: 80-180 mg/dL
- Usia 2-5 tahun: 80-140 mg/dL
- Usia 6-12 tahun: 90-180 mg/dL
- Usia di atas 12 tahun: 90-110 mg/dL
Kadar gula darah yang lebih tinggi dari batas atas ini disebut hiperglikemia, sedangkan yang lebih rendah disebut hipoglikemia. Kadar gula darah yang normal tidak berubah terlalu banyak dari usia ke usia, tetapi ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kadar gula darah termasuk makanan, olahraga, konsumsi alkohol, dan stres.
Pengaruh pada kinerja tubuh dan risiko gangguan kesehatannya
Kadar gula darah yang tinggi atau hiperglikemia dapat mempengaruhi kesehatan dan menyebabkan komplikasi medis yang serius. Gejala utama hiperglikemia termasuk rasa haus yang berlebihan, meningkatkan volume urin, sakit kepala, dan letih. Jika hiperglikemia tidak terkontrol, maka dapat menyebabkan kerusakan jangka panjang pada beberapa sistem organ tubuh yang berbeda, seperti jantung, mata, ginjal, dan saraf.
Hal ini terjadi karena ketika kadar gula dalam darah begitu tinggi, sifatnya adalah menghambat perbaikan sel atau pemulihan. Oleh sebab itu penderita diabetes yang parah mengalami kesulitan bila ada luka yang tak kunjung sembuh, kulit menggelap, berat badan merosot hingga risiko komplikasi Hal ini juga dapat meningkatkan risiko amputasi pada kaki akibat gangguan pembuluh darah.
Gangguan lain yang mungkin muncul bila gula darah kita di atas normal adalah menurunnya penglihatan, fungsi ginjal hingga hilang kesadaran.
Cara menjaga level gula darah puasa
Memeriksa gula darah secara rutin (umumnya 1-2 tahun sekali) ibarat menerima rapor kesehatan. Terutama bila kita melakukannya sebagai bagian dari prosedur general check up (MCU). Nah, agar hasil raport tersebut selalu baik, berikut ini beberapa cara untuk mencegah lonjakannya.
- Perbanyak aktivitas fisik. Olahraga atau bergerak intens secara teratur dapat membantu meningkatkan sensitivitas tubuh terhadap insulin dan mengurangi kadar gula darah. Bila bosan dengan olahraga, kita bisa melakukan aerobik, latihan tari, melakukan kegiatan membersihkan rumah atau sejenisnya.
- Makan makanan yang sehat. Makan makanan yang kaya akan serat seperti sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan, dan biji-bijian. Membatasi konsumsi karbohidrat berlebihan atau makanan yang tinggi kalori dan gula. Batasi konsumsi makanan dalam kemasan seperti makanan ringan, minuman bergula bahkan tren ngopi atau minuman kekinian yang berwarna-warni. Bila memungkinkan, ketahui asupan gula yang tertera pada kemasan atau informasi produk.
- Minum air putih. Minum air putih secara teratur akan membantu mengurangi kadar gula darah. Selain itu, air putih jauh lebih baik untuk tubuh karena menunjang proses pembersihan, pencernaan, hidrasi dan menyeimbangkan suhu tubuh.
- Kurangi konsumsi alkohol. Alkohol dapat meningkatkan kadar gula darah dan mempengaruhi asupan makanan. Sebab minuman ini cukup memberatkan kinerja organ.
- Kurangi atau hindari merokok. Merokok dapat meningkatkan kadar gula darah secara tidak langsung dan membahayakan kesehatan jantung dan paru-paru. Pengaruhnya hampir sama seperti alkohol, yakni membuat organ tubuh seperti paru-paru, jantung dan ginjal mengalami kerusakan.
- Perhatikan asupan makanan. Sebaiknya makan dalam porsi kecil dan sering. Jangan lupa untuk makan makanan yang kaya akan serat dan makanan yang rendah gula. Perkaya pengetahuan makan kita dengan konsep kalori.
Bagi beberapa orang ini merepotkan, tetapi sangat efektif mengendalikan pola pikir kita dalam memilih makanan. Misalnya, ternyata kita tidak harus makan karbohidrat berupa nasi putih. Sebab indek glikemiknya tinggi, terutama saat sedang panas. Kadarnya setara 2 sdm gula pasir.
Prosedur cek gula darah puasa
Prosedur ini biasanya dilakukan oleh petugas lab atau tenaga kesehatan yang berwenang. Ada beberapa prosedur yang perlu dikomunikasikan terhadap pasien. Berikut ini penjelasannya:
- Pastikan pasien telah berpuasa. Sesuai SOP, tes gula darah dapat menunjukkan hasil optimal bila pasien telah berpuasa selama 8-10 jam.
- Petugas lab akan mempersiapkan dan menggunakan jarum baru dan steril, tujuannya untuk mendapatkan sampel darah dari pasien.
- Tes sampel darah. Masukkan sampel darah ke dalam alat tes gula darah untuk mengetahui tingkat gula darah pasien.
- Setelah melakukan analisa dan pengujian, nantinya petugas akan menyampaikan hasil tersebut ke dalam laporan rekam medis pasien.
- Jika hasilnya di luar batas normal, dokter dapat melakukan lebih banyak tes untuk menentukan apakah pasien menderita diabetes atau tidak.
BACA JUGA: Mengenal Prosedur Medical Check Up dan Manfaatnya
Itulah beberapa hal yang perlu kita ketahui seputar gula darah puasa, Tidak perlu khawatir atau bingung karena kita bisa melakukan pemeriksaan di berbagai fasilitas kesehatan dan laboratorium. Salah satunya yang memberikan pengalaman pelayanan terbaik dan memenuhi standar adalah dengan mendaftar di sini. Jangan takut memeriksakan diri secara tahunan, demi menjaga aset terbaik kita yaitu kesehatan.