Benarkah Gula Batu Lebih Baik dari Gula Pasir?
Produk gula batu kerap terpandang sebagai gula yang lebih sehat. Memang cukup banyak orang yang memanfaatkan gula ini pada hidangan yang lebih ‘humble’ atau bahkan untuk pengobatan. Meski demikian, pandangan bahwa gula batu ini unggul, sebenarnya perlu lebih objektif lagi.
Gula batu dan gula pasir memiliki sifat serta fungsi yang sama, yaitu untuk memberi rasa manis pada makanan atau minuman. Meski demikian, belakangan masyarakat mulai sadar akan kesehatan dengan membatasi atau memperhatikan kadar gula yang mereka konsumsi. Termasuk di antaranya mungkin juga dengan memilih jenis pemanis.
Apa iya gula batu bisa lebih baik daripada gula pasir? Ataukah sebenarnya sama saja? Kenali kekurangan dan kelebihan gula batu di bawah ini.
Bagaimana kandungan gula batu?
Pada dasarnya, kita bisa melihat kesamaan gula pasir dan gula batu. Yakni pada warnanya yang putih, rasa manis dan kepadatan yang mirip. Gula batu terbuat dari larutan gula yang kemudian memadat dan hancur dalam bentuk bongkahan besar. Jadi, pada dasarnya memang keduanya adalah gula dengan kandungan dan bahan yang sama, yaitu sukrosa.
Mengapa ada anggapan gula batu lebih sehat, sebenarnya tidak ada hasil pendalaman ilmiah yang benar-benar bisa menjelaskan. Hanya saja, gula batu yang bukan terbuat dari gula rafinasi, melainkan dari larutan tebu dan nira pohon aren, kemungkinan rasanya memang tidak semanis hasil dari rafinasi. Namun, masih ada manfaat terbatas di dalamnya.
Dampak gula pada tubuh
Gula bukan bahan makanan yang berbahaya, sebab masih ada manfaat dalam keseharian kita. Misalnya untuk memberikan energi instan, menciptakan rasa yang umami pada masakan bila berpadu dengan garam, dan sebagainya. Yang menjadikan gula tidak baik untuk tubuh adalah sikap kita dalam mengonsumsinya.
Bila menggunakan dengan takaran yang sesuai, maka akan berdampak normal. Namun, saat ini hampir semua makanan dan minuman viral atau populer, menggunakan gula yang sama banyaknya dengan kebutuhan gula harian. Artinya, bila kita konsumsi 3 jenis makanan dan minuman tersebut di waktu yang berdekatan dalam 24 jam, sama halnya kita memasukkan gula 3 kali lipat dalam sehari.
Apa efeknya bagi tubuh? Gula berlebih ternyata kurang baik untuk peremajaan sel, menghambat pembentukan kolagen dan penyembuhan luka, menyebabkan kenaikan berat badan dan juga obesitas, dan yang paling membahayakan adalah menyebabkan diabetes.
Diabetes merupakan gangguan metabolisme di mana tubuh tidak bisa memproduksi insulin untuk mengolah kadar gula dan karbohidrat yang masuk dalam tubuh. Selain itu, komplikasi penyakit ini bisa sangat cepat karena sifat gula yang menghambat penyembuhan dan perbaikan sel.
Manfaat dari gula batu yang orang yakini
Gula batu yang terbuat dari bahan alami seperti nira dan aren, bisa memberikan beberapa manfaat dalam lingkup terbatas. Hal ini karena pembuatannya juga dari air dan gula sehingga lebih Artinya, meski ada gunanya tetap tidak bisa kita gunakan atau konsumsi dalam jumlah banyak. Di antaranya adalah seperti berikut ini:
- Perpaduan gula batu dan lada hitam bisa menjadi salah satu pereda keluhan pilek dan batuk ringan.
- Menjadi ‘makanan penutup’ atau dessert. Setelah mengonsumsi makanan alam jumlah besar, kita bisa menghisap bongkahan kecil seukuran permen. Tujuannya agar pencernaan bisa segera aktif.
- Karena sifatnya sebagai karbohidrat sederhana, gula batu bisa memberikan energi instan dengan cepat.
- Potongan gula batu yang kita larutkan ke dalam air, dapat menjadi pertolongan darurat ketika terjadi mimisan. Dengan minum larutan tersebut seperti biasa, dapat menghentikan pendarahan.
- Dengan konsumsi dalam jumlah wajar, gula batu bisa membantu meningkatkan daya ingat karena sifat dan rasanya yang manis. Selain itu juga bisa meningkatkan kadar hemoglobin.
Sekali lagi perlu kita ingat bahwa manfaat ini sifatnya terbatas, sehingga mungkin tidak seoptimal ketika kita mengonsumsi alternatif nutrisi lainnya yang lebih sehat. Seperti madu, buah, sayur, karbohidrat kompleks seperti ubi dan lain sebagainya. Oleh karena itu, fungsi dan manfaat gula batu bisa kita dapatkan sesuai dengan takaran yang tepat dan sebaiknya tidak berlebihan.
Cara bijak mengonsumsi makanan atau minuman manis
Dalam keseharian, kita tidak sempat mengira-ngira semua makanan atau minuman yang dikonsumsi. Namun, pastikan saja kita mengetahui bahwa batas gula harian adalah 50 gram gula atau setara 4 sendok makan. Nah, berikut ini ada beberapa tips untuk mengimbangi konsumsi gula harian kita:
- Meminimalisir konsumsi gula, misalnya kopi atau teh tanpa gula. Hal ini justru bisa meningkatkan khasiatnya untuk tubuh lho.
- Miliki alternatif gula lainnya. Misalnya pemanis madu atau sirup jagung.
- Konsumsi lebih banyak buah daripada lebih banyak camilan.
- Variasikan karbohidrat dari nasi, menjadi karbohidrat kompleks seperti ubi, singkong, oat, jagung, nasi merah atau nasi coklat dan lainnya.
- Perbanyak gerak, olahraga dan produktivitas.
- Cukupi kebutuhan minum air
- Hindari begadang
Cara tersebut bisa menjaga metabolisme tubuh tetap seimbang dan menghindari adanya penumpukan gula, lemak, karbohidrat serta potensi stres. Kesemuanya itu dapat menyebabkan kadar nilai tubuh seperti kadar gula dan kolesterol tidak stabil, sehingga mengundang datangnya penyakit.
Jadi apakah gula batu lebih baik daripada gula pasir? Jawabannya adalah belum tentu. Sebagai bahan baku tambahan, pemanis ini memiliki fungsi untuk memaniskan saja. Sebagaimana garam yang juga tidak boleh kita gunakan secara berlebihan.
BACA JUGA: Ciri-ciri Penyakit Gula, Periksakan Sebelum Terlambat
Gaya hidup masa kini banyak menggunakan kedua bahan baku ini dalam jumlah yang nyaris menyamai kebutuhan harian. Oleh karena itu, kita sendiri yang perlu sadar mengenai bagaimana mengendalikan konsumsi gula dan garam harian.