Kenali Gejala Covid Terbaru yang Cepat Menular


Kabar gejala covid terbaru yang cepat menular sudah sampai di Indonesia. Sebelumnya, Covid 19 sub varian Omicron XBB sudah lebih dulu membuat Singapura mengalami lonjakan kasus penularan dan rawat inap yang tajam.

Nah, varian XBB kini sudah sampai di Indonesia sejak September 2022 lalu. Meski pasien mengalami penularan yang nampaknya adalah transmisi lokal dan saat ini sudah sembuh, sebaiknya tidak lengah, karena pola ini hampir sama dengan awal kedatangan Omicron pada tahun lalu.

Sebelumnya Omicron datang pada akhir tahun dan warga mendapat anjuran untuk waspada, sebab pada momen tersebut bertepatan dengan berbagai liburan serta hari besar seperti Natal dan Tahun Baru. Kendati demikian, ledakan kasus yang sebenarnya malah baru terjadi sekitar bulan Februari atau Maret tahun ini, sehingga membuat isolasi mandiri kembali marak.

Belajar dari kondisi tersebut, ada baiknya kita lebih memiliki kewaspadaan dan mengenali gejala covid terbaru XBB yang kini sudah mulai masuk di Indonesia.

Gejala covid terbaru pada pasien WNI pertama

ilustrasi pasien covid
Sumber gambar

Pasien WNI pertama yang mengalami covid varian XBB adalah perempuan di bawah 30 tahun. Ia baru saja dari Lombok, Nusa Tenggara Barat. Kemudian mengalami gejala seperti Covid 19 generasi baru, yakni demam, pilek dan batuk pada 26 September 2022. Penularan ini tersinyalir adalah transmisi lokal, sehingga segera dilakukan tracing pada kontak erat pasien. Untungnya, tidak ada kontak erat yang positif setelah pemeriksaan.

Pasien pertama ini juga sudah sembuh per tanggal 3 Oktober 2022. Kendati demikian, juru bicara Kemenkes menyatakan bahwa warga tetap perlu waspada akan adanya penularan-penularan seperti ini. Sebab saat ini acara dan kerumunan sudah banyak mendapat izin kembali.

Faktor risiko varian baru Covid 19

Nyatanya, siapa saja bisa berisiko terkena varian baru Covid 19 ini. Meski demikian, kita perlu mengetahui dan perhatikan orang-orang yang berisiko mengalami gejala parah. Di antaranya adalah mereka yang memiliki penyakit penyerta dalam kondisi parah. Contohnya adalah sakit jantung, diabetes atau mengalami stroke. Perhatikan juga kelompok rentan lainnya seperti ibu hamil, orang lanjut usia dan anak-anak, serta bayi dan anak kecil yang kekebalannya belum sempurna.

Karena seperti yang sudah dibahas di atas, meski tidak fatal, gejala Covid 19 cukup parah dan bisa terasa lebih kuat dari flu biasa. Terutama pada mereka yang kondisi kesehatannya lebih lemah atau yang kekebalannya menurun. Hal ini mungkin tidak terlalu terasa pada mereka yang memiliki kekebalan tubuh lebih baik.

Lalu ada juga golongan rentan karena belum vaksinasi, merupakan perokok atau juga peminum alkohol. Masyarakat membutuhkan vaksin kami untuk perlindungan ekstra terhadap paparan Covid 19 dan segala mutasinya. Apalagi saat ini mobilitas warga sudah terbuka kembali, memungkinkan adanya transmisi dari yang imunitasnya lebih baik kepada yang lebih lemah.

Lain halnya dengan merokok dan konsumsi alkohol. Kedua kebiasaan ini bisa menurunkan kesehatan fungsi organ seperti paru-paru, hati dan ginjal. Sehingga rentan mengalami penurunan imunitas.

Gejala covid terbaru tergolong ringan, tetapi…

ilustrasi gejala covid
Sumber gambar

Beberapa negara dan ahli sepakat bahwa untuk Covid 19 varian XBB ini gejalanya lebih ringan dan tidak lebih mematikan. Meski demikian, sama halnya seperti Omicron yang bisa menimbulkan leadakan kasus, warga tetap perlu menjaga diri dan melakukan protokol kesehatan sesuai kebutuhan masing-masing. Sebab tidak ada jaminan bahwa Indonesia dalam kondisi aman.

Hal ini mengingat XBB juga sempat membuat Singapura mengalami spike lonjakan kasus yang tajam. Di mana gejala yang pasien alami meliputi demam, flu dan batuk. Kondisi yang lebih berat bisa muncul bila pasien memiliki penyakit bawaan atau imunitasnya kurang bagus.

Selain Singapura, masih banyak beberapa negara yang sempat kembali menaikkan status kewaspadaan negaranya terhadap lonjakan kasus Covid 19. Seperti Amerika, Denmark dan Jepang. Meski termasuk sebagai negara maju, wabah tetap bisa mempengaruhi kondisi negara dan warganya dari berbagai aspek. Hal yang sama sudah kita rasakan dalam beberapa tahun ke belakang. Terlebih, kita juga perlu mempersiapkan diri dengan risiko-risiko seperti resesi.

Cara mencegah penularan varian XBB

Kendati memiliki kemiripan gejala dengan flu biasa, sebaiknya kita tidak lengah dalam menghadapi varian terbaru dari subvarian ini. Sebab risiko pandemi masih ada dan bisa sewaktu-waktu terjadi, mengingat negara kita yang cukup banyak pergerakan atau kerumunan.

Ada beberapa cara untuk bisa mencegah penularan virus Covid 19 terbaru dengan mempelajari protokol kesehatan sebelumnya. Di antaranya adalah seperti di bawah ini:

  • Menggunakan masker demi keamanan bersama. Terutama bila bertemu dengan orang lain atau keluar rumah, serta jika kondisi badan tidak fit.
  • Mencuci tangan saat baru tiba dari luar rumah, tempat umum, sebelum makan atau sebelum melakukan kontak fisik dengan orang lain.
  • Menjaga jarak bila memungkinkan, terutama di kerumunan atau mensinyalir ada orang lain maupun diri sendiri yang kondisi kesehatannya sedang tidak baik.
  • Menjaga pola makan dan memenuhi asupan makanan bergizi.
  • Menghindari begadang, mencukupkan jam istirahat.
  • Giatkan olahraga.
  • Bila perlu, konsumsi multivitamin dan mineral dengan dosis secukupnya.
  • Konsumsi air putih dan hindari gula atau garam tinggi.

Belajar dari lonjakan kasus yang sudah beberapa kali terjadi di negeri ini, sebaiknya tetap saling bahu membahu dalam melakukan protokol kesehatan dan menjaga kesehatan serta keselamatan bersama. Minimal adalah dari diri sendiri dan lingkungan terdekat, seperti orang yang tinggal dalam satu rumah atau rekan kerja.

BACA JUGA: Muncul Covid Varian XBB, Apakah Lebih Bahaya dari Omicron?

Dengan demikian, kita bisa mencegah adanya lonjakan kasus yang sangat mungkin terjadi, seperti halnya di Singapura dan beberapa negara lain.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *