5 Alasan Cognitive Behavioral Therapy Adalah Solusi Masalah Perilaku
Dalam psikologi, cognitive behavioral therapy adalah salah satu metode yang bermanfaat untuk mengatasi beberapa hambatan dan keterbatasan sehari-hari individu. Setiap dari kita seringkali memiliki kecenderungan perilaku atau psikis tertentu, seperti kecemasan, kompulsif, impulsif dan masih banyak lagi.
Hal ini bisa mempengaruhi kehidupan sehari-hari seseorang, seperti mudah down, tidak percaya diri, menutup diri dan bahkan menyalahkan diri sendiri. Sebenarnya kondisi ini masih bisa kita perbaiki. Salah satunya dengan CBT atau terapi perilaku dan kognitif ini.
Seperti apa terapi tersebut? Bagaimana dampaknya bagi kehidupan seseorang dan apa saja jenisnya? Pembahasan di bawah ini akan menjawab seluruh pertanyaan tersebut.
Cognitive behavioral therapy adalah pengubah perspektif
Bila melihat maknanya, kita mungkin mengira bahwa cognitive behavioral therapy berfungsi untuk melatih perilaku. Namun, sebenarnya hal utama yang perlu menjadi fokus adalah perspektif dan mindset. Sebab, pada dasarnya yang banyak mempengaruhi perilaku kita adalah pikiran kita sendiri.
Koneksi antara pikiran dan perilaku ini akan menjadi baik bila yang orang tersebut pikirkan baik, dan begitu pula sebaliknya. Bila pikiran negatif, manifestasi perilakunya dapat menjadi negatif pula. Kondisi di mana kita cenderung berpikiran negatif ketika mengalami masalah istilahnya adalah automatic negative thoughts.
Apa manfaat melakukan terapi ini?
Seseorang kadang berpikir bahwa dirinya bisa melatih atau membiasakan diri sendiri. Namun kadang kita perlu menyadari bahwa ada kecenderungan yang sulit kita ubah secara konsisten, bila tidak memahami letak permasalahannya. Untuk itu, kita perlu berkonsultasi dengan orang lain agar mendapat gambaran yang lebih objektif serta memberikan perspektif yang semestinya.
Selain itu, dari sesi ini kita bisa menemukan pendekatan yang tepat untuk menemukan solusi permasalahan diri. Beberapa masalah psikis dan perilaku yang bisa teratasi dengan melakukan CBT adalah:
- Gangguan kebiasaan sehari-hari seperti pola makan atau tidur.
- Bila memiliki fobia, kecemasan atau gangguan panik.
- Kecanduan atau adiksi seperti pada alkohol, judi, berhutang dan pornografi.
- Kondisi bipolar, kleptomania, skizofrenia dan permasalahan perilaku serta psikis lainnya.
Cognitive behavioral therapy adalah aktivitas dengan kesepakatan
Sebagaimana terapi perilaku dan kognitif umumnya memang melibatkan dua pihak, maka sebelum memulai sesi, nantinya ada kesepakatan antara kedua pihak, yakni pasien dan terapis. Untuk bisa memberikan hasil yang maksimal dalam kesepakatan tersebut mengandung penjelasan tentang apa, bagaimana, kapan dan di mana terapi akan terjadi. Sehingga kedua belah pihak dapat mencapai tujuan yang sama.
Prosedur terapi kognitif perilaku
Pada CBT, pasien akan melatih dirinya untuk bisa mengolah pikiran dan perilaku ketika menghadapi suatu kondisi atau momen yang sering menjadi masalahnya. Dengan mengenali diri sendiri, pikiran dan perasaan yang selama ini mungkin ‘menjebak’ pasien dan mengubah perspektif tersebut dengan kesadaran sendiri.
Langkah pertama dengan mengidentifikasi masalah. Pada tahap ini kita mengakui dan menerima hadirnya masalah tersebut pada diri pasien. Kemudian mengenali dan mencari akar permasalahannya. Mengapa hal ini perlu kita lakukan?
Karena pada beberapa kasus, manusia tidak bisa melihat permasalahannya sendiri tanpa bantuan orang lain. Baik itu lewat menggali atau melihat beberapa perspektif. Tak hanya itu, terkadang ada pola destruktif atau pola berpikir yang tidak sempat kita kenali, sehingga membutuhkan bantuan terapis untuk bisa menyadarinya.
Setelah identifikasi, berlanjut pada fokus untuk menemukan solusi. Terapis akan membantu menyederhanakan dari masalah yang terasa besar, dipecah menjadi lebih kecil, sehingga pasien atau klien bisa menyelesaikannya perlahan-lahan dan satu per satu.
Terapis juga akan membantu pasien untuk mempelajari permasalahan yang ada, mengenali dampak pada diri pasien, serta menjaga koridor penyelesaian agar berfokus pada masa kini. Karena yang sering menghambat pikiran dan perilaku seseorang bisa jadi adalah ‘terjebak’ pada masa lalu yang sebenarnya kini sudah banyak berubah.
CBT membuat pasien lebih bisa mengatasi kesulitan pikiran dan perilakunya
Meskipun langkah-langkah di atas terkesan sederhana, sebenarnya yang terjadi atau terasa nantinya adalah berbeda-beda pada setiap individu. Hal ini karena setiap manusia pada dasarnya memiliki kerumitan masalah, pikiran dan respon yang bervariasi. Namun dengan langkah yang sederhana tadi, pasien sebenarnya sedang belajar untuk mengubah perspektif mereka dengan kesadaran sendiri.
Sehingga ke depannya, hal ini bisa membantu mereka menghadapi permasalahan yang sempat menghambat, dengan pola pikir yang tidak lagi destruktif atau negatif. Melainkan terlatih untuk menganalisa, mengenali, dan mengendalikan diri mereka dalam situasi apapun.
Salah satu kunci untuk bisa melakukan sesi ini dengan baik adalah bersikap terbuka, jujur dan fokus pada tujuan untuk bisa pulih. Dalam terapi kognitif perilaku, tidak ada judgement yang terapi berikan. Namun, kejujuran pasien dan keberaniannya melihat kesalahan atau permasalahan yang ia alami, bisa membantu dirinya sendiri untuk lebih cepat menemukan solusinya.
BACA JUGA: Dokter Psikolog atau Psikiatri? Ini Perbedaannya
Permasalahan psikologis dan perilaku bisa terjadi pada semua orang. Inilah yang menjadi dasar adanya ilmu psikologi dan jasa psikolog atau psikiater dalam membantu permasalahan hidup pasien. Jangan ragu untuk mencari pertolongan bila merasa mengalami kesulitan akibat adanya perilaku atau kondisi psikis yang mengganggu.