Tentang Benjolan di Leher, Seberapa Bahaya dan Penanganannya
Mendapati adanya benjolan di leher, tetap tenang dan periksa dengan baik. Bagaimana ukurannya, seberapa menonjol, padat atau seperti cairan, apakah ada rasa sakit dan sebagainya. Benjolan pada dasarnya tidak selalu tumor.
Bisa jadi hal tersebut adalah pembesaran kelenjar yang penyebabnya ada berbagai macam. Meski demikian, memang sebaiknya kita tidak melakukan self diagnose atau berasumsi tentang diagnosa tubuh sendiri. Sebaiknya periksakan ke fasilitas kesehatan terdekat.
Lalu, apa sebenarnya yang membuat benjolan di leher muncul? Apakah akan menjadi penyakit yang berbahaya? Bagaimana penanggulangannya? Semuanya akan kita bahas dalam artikel ini.
Benjolan di leher apakah berbahaya?
Pikiran takut dan cemas saat menemukan benjolan di tubuh adalah hal yang lumrah. Sebab, ini menjadi salah satu cara tubuh kita menunjukkan adanya gangguan kesehatan, baik itu yang sifatnya ringan atau perlu penanganan serius. Oleh karena itu, solusi paling efektif adalah segera memeriksakan diri ke dokter.
Saat baru menemukannya, tidak perlu panik atau gelisah. Sebaiknya juga tidak mencari informasi secara acak di internet. Sebab umumnya benjolan di leher tidak berbahaya. Cukup lakukan pemeriksaan mandiri dengan meraba dan mengira-ngira ukuran, kepadatan, sensitivitas serta kecepatan perkembangannya selama masa observasi.
Selanjutnya, sampaikan informasi ini ketika dokter menanyakan keluhan. Nantinya, dokter akan menjelaskan seberapa serius kondisinya serta memberikan saran medis dan arahan yang sesuai dengan kondisi pasien.
Ada yang tetap muncul dan ada yang hilang sendiri
Hampir sama dengan beberapa jenis benjolan yang ada pada tubuh, seperti pada ketiak atau payudara, benjolan leher ini ada yang bisa kembali seperti semula dengan sendirinya. Hal ini biasanya berhubungan dengan kelenjar getah bening, tiroid, atau jaringan lemak yang ada pada leher.
Meski sebagian besar benjolan ini tidak berbahaya, tapi beberapa kasus membutuhkan penanganan untuk bisa meredakan atau menghilangkannya. Biasanya kondisi ini muncul karena ada peradangan, kondisi autoimun, nodul tiroid (benjolan yang tumbuh seperti kelenjar tiroid) gondok dan banyak lagi. Karena kemungkinan hilang timbul ini, orang yang memiliki benjolan disarankan untuk mengamati selama beberapa hari.
Jenis benjolan di leher
Ada banyak faktor yang bisa memunculkan benjolan di leher. Misalnya infeksi, autoimun, penggunaan obat, kekurangan yodium dan beberapa hal lainnya. Pada poin ini kita akan membahas beberapa jenis benjolan yang sering terjadi.
Nodul tiroid
Benjolan ini berada di kelenjar tiroid dan bisa berupa gundukan padat atau seperti berisi cairan. Beberapa tanda kemunculannya adalah suara yang serak, sakit di tenggorokan atau terasa seperti di leher hingga susah bernafas dan menelan.
Gondok
Kondisi gondak dapat menunjukkan peningkatan atau penurunan aktivitas hormon tiroid. Jenis benjolan ini bisa saja termasuk jinak, tapi bisa juga menyebar. Hampir sama dengan nodul tiroid, pembesaran ini akan berdampak pada aktivitas bernafas dan menelan. Selain itu bisa terasa nyeri ketika kita sedang mengangkat lengan.
Tonsilitis
Merupakan gangguan kesehatan yang menyebabkan tonsil pada belakang rongga mulut mengalami peradangan. Akibatnya bisa muncul gejala seperti batuk, susah menelan dan bisa pula terjadi pembengkakan amandel dengan bintik putih maupun kuning. Selain itu peradangan umumnya menimbulkan demam atau menggigil.
Kista bawaan
Kondisi ini sering terjadi pada anak-anak karena sudah terbentuk sejak lahir, kemudian seiring pertambahan usia kista ini ikut berkembang. Sebenarnya termasuk dalam jaringan jinak, akan tetapi mungkin untuk beberapa kasus bisa menimbulkan gangguan berulang atau perlu pengangkatan.
Penyakit Hodgkin
Pembengkakan kelenjar getah bening yang satu ini memberikan efek seperti ada benjolan di leher. Walaupun demikian, tidak terasa sakit. Ciri-ciri ikutannya adalah batuk, penurunan berat badan, demam yang tidak spesifik hingga berkeringat pada malam hari.
Limfoma Non Hodgkin
Benjolan yang terjadi akibat adanya sekelompok kanker leukosit atau sel darah putih. Tidak memunculkan rasa sakit, tapi bisa terjadi pembengkakan pada beberapa organ seperti hati dan limpa. Selain itu menyebabkan gatal dan keringat di malam hari, penurunan berat badan dan perut seperti membesar.
Kanker tenggorokan
Pada saat kondisi tenggorokan terjadi kanker, bisa jadi meliputi pita suara atau kotak suara. Berpotensi tinggi terjadi pada mereka yang sering merokok. Hal ini dapat memunculkan gangguan kesehatan lainnya berupa pembengkakan atau benjolan pada leher.
Penanganan medis
Munculnya benjolan yang sebelumnya tidak pernah dirasakan, bisa berdampak pada psikis penderitanya. Upayakan tetap tenang dan tidak buru-buru berasumsi. Sebab benjolan memiliki jenis yang banyak dan luas. Ada beberapa penanganan medis yang bisa kita coba.
Pertama dengan sesegera mungkin menghubungi dokter. Pada tahap ini kita akan memperoleh diagnosa yang lebih akurat. Kedua, bila dokter belum menemukan jawabannya, pasien akan mendapat rujukan untuk melakukan tes laboratorium.
Dari tes laboratorium ini, bisa memahami lebih detail mengenai gambaran keadaan yang tengah pasien alami. Selanjutnya adalah tahap ketiga, di mana dokter akan menyarankan beberapa solusi seperti antibiotik intravena, surgical draining atau langkah lainnya sesuai dengan kondisi.
Jaga kesehatan secara holistik, baik tubuh maupun pikiran. Sebab keduanya saling berkaitan. Terjadinya peradangan dan benjolan bisa karena kondisi kimia dalam tubuh akibat makanan, kebiasaan buruk dan sejenisnya. Akan tetapi, faktor yang sering kita kurang sadari adalah psikis.
BACA JUGA: Apa itu Penyakit Tiroid? Kenali Gejala dan Pencegahannya
Hindari stres berlebih dan latihan mengelola pikiran. Bila hal ini terjadi, segera periksakan untuk menghindari rasa cemas atau self diagnose yang tidak perlu. Semoga sehat selalu.