Seberapa Bahaya Virus Baru Setelah Omicron?


Varian B 1.1.529 merupakan jenis turunan dari Covid-19. Lalu apakah nanti bakal ada virus baru setelah Omicron?

Muncul dan terdeteksi sebagai penyebab penyakit berbahaya, Covid-19 kini di bawah pengawasan para ilmuwan dunia. Masyarakat diminta untuk tetap waspada dan sudah ada peringatan bahwa infeksi virus Corona tak akan berhenti di Omicron saja. Ada kemungkinan varian Covid berikutnya bakal muncul dan kembali menginvasi dunia. Lebih parahnya, bisa saja jenis tersebut jauh lebih ‘galak’ ketimbang Omicron.

Peringatan ini muncul seiring dengan ‘kepercayaan diri’ yang mulai kembali dari negara-negara yang sebelumnya mati-matian mengatasi Covid-19. Banyak bangsa sudah mulai memberikan kebijakan yang lebih longgar dalam menghadapi Corona.

Masih belum jelas, namun virus baru setelah Omicron bisa lebih berbahaya

Ilustrasi waspada varian virus baru
[Sumber gambar]
Adakah kemungkinan muncul virus baru setelah Omicron? Faktanya, sejak pertama kali muncul di Wuhan, Tiongkok, Covid-19 terus melakukan mutasi. Mulai dari Alpha, Beta, Delta, Gamma, hingga yang terbaru adalah Omicron. Bahkan Omicron sendiri kemungkinan sudah memiliki varian turunan dengan sebutan Son of Omicron.

Professor Mark Woolhouse dari Universitas Edinburgh mengatakan bahwa saat ini belum ada kepastian tentang virus baru setelah Omicron. Ia mengungkapkan bahwa sulit untuk mengetahui silsilah ‘keluarga virus.’ Bahkan Omicron pun tidak berasal dari varian Delta. Karena hal ini, semakin sulit pula bagi kita untuk mengetahui seberapa patogen virus baru setelah Omicron. Bisa saja lebih lemah, atau justru semakin patogen.

Sependapat dengan Woolhouse, Professor Lawrence Young dari Universitas Warwick menyatakan bahwa virus baru setelah Omicron bisa lebih berbahaya. Berbicara kepada The Guardian, ia menyalahkan gagasan bahwa virus baru akan lebih lemah dari sebelumnya. Bahkan Young mengatakan bahwa bisa saja varian anyar nanti lebih patogen dari Delta yang merenggut begitu banyak nyawa manusia.

Meski tergolong ringan, Omicron bikin kalang kabut masyarakat

Di Indonesia sendiri masyarakat tampak semakin jenuh dengan situasi terkungkung oleh Covid-19. Berbagai media massa banyak mengabarkan pelanggaran protokol kesehatan. Bahkan berita kemacetan di Puncak, Bogor pada libur panjang beberapa hari lalu menjadi cerminan bahwa semakin banyak warga yang tak lagi takut dengan ancaman Covid-19.

Di satu sisi, kondisi ini tentu baik karena ekonomi kembali berjalan. Namun di sisi lain, kita juga harus lebih waspada mengingat tingkat penularan varian Omicron lebih tinggi ketimbang jenis-jenis Covid-19 sebelumnya.

Sudah ada korban jiwa Omicron, haruskah waspada terhadap varian baru?

Ilustrasi tenaga kesehatan melawan Omicron
[Sumber gambar]
Varian Omicron memang menginfeksi dengan gejala yang lebih ringan. Angka kematian akibat B.1.1.529 pun jauh lebih kecil daripada Delta atau jenis lainnya. Namun harus menjadi catatan bagi masyarakat bahwa tak semua orang bisa bertahan hidup menghadapi infeksi Covid-19 Omicron ini.

Belum selesai kekhawatiran tentang Omicron, kini kita harus mulai berpikir tentang bagaimana bertahan hidup bersama virus Corona dan ‘anak-cucunya.’ Ini karena Covid-19 terus bermutasi menjadi varian baru dengan cara infeksi yang berbeda-beda.

Salah satu yang kini jadi pusat kekhawatiran adalah kemunculan Son of Omicron. Virus dengan nama BA.2 ini kabarnya sudah mulai menjelajahi Amerika, Eropa, serta Asia.

Tak hanya Son of Omicron saja. Masyarakat dunia juga harus siap sedia. Kabarnya varian Delta pun kini sudah memiliki sekitar 200 sub varian berbeda. Omicron sendiri memiliki banyak keturunan baru dengan nama BA.1, BA.2, BA.3, hingga B.1.1.529. Sementara itu, WHO memberi konfirmasi bahwa Son of Omicron punya dampak penularan hingga 30% lebih kuat dari seniornya.

Dampak Son of Omicron, virus baru setelah Omicron

Infografis Tentang Omicron Indonesia - GSI

Bicara tentang dampak terhadap kesehatan manusia, virus baru setelah Omicron punya kans lebih kuat dari pendahulunya. Salah satunya adalah Son of Omicron, yang dinyatakan oleh para peneliti bisa memicu gejala yang lebih parah dan bisa bisa menyaingi Covid-19 generasi awal, termasuk Delta.

Tidak berhenti sampai di situ, varian baru dengan nama BA.2 juga punya kemungkinan lebih kebal terhadap pengobatan untuk virus Corona, seperti antibodi monoklonal atau penggunaan sotrovimab.

Times of India melaporkan gejala awal Son of Omicron, seperti munculnya rasa pusing dan kelelahan. Kedua gejala tersebut muncul di hari kedua atau ketiga setelah infeksi. Selanjutnya pasien akan merasakan demam, batuk, sakit tenggorokan, rasa lelah yang amat sangat, nyeri otot, hingga meningkatnya detak jantung.

Sebagai catatan, ada klaim yang menyebutkan bahwa virus baru setelah Omicron juga bisa bertahan lebih lama di dalam tubuh.

Lalu apakah harus khawatir dengan virus baru setelah Omicron?

Masyarakat harus ingat bahwa apa pun varian Covid-19, selalu ada korban jiwa. Yang membedakan adalah jumlah kematiannya. Untuk itu, kita semua harus selalu waspada dan tak boleh lengah dalam menghadapi virus ini.

Untuk menjauhi penularan Covid-19, selalu disiplin dan melaksanakan protokol kesehatan dengan langkah-langkah berikut:

  • Jaga jarak satu meter dengan orang lain.
  • Kenakan masker, terutama ketika beraktivitas di luar.
  • Hindari ruangan dengan ventilasi buruk. Pilih yang memiliki sirkulasi udara baik.
  • Bawa selalu desinfektan atau hand-sanitizer untuk menjaga kebersihan telapak tangan.
  • Rajin mencuci seluruh bagian tangan, minimal 20 detik
  • Dapatkan vaksinasi dosis lengkap, plus booster.

Selain beberapa langkah di atas, selalu kontrol kondisi tubuh dari infeksi Covid-19 dengan tes swab PCR. Cara ini tergolong ampuh untuk mengetahui apakah Anda belum atau sudah terjangkit virus Corona sehingga bisa melakukan tindak lanjut lebih dini.

Butuh bantuan untuk deteksi Covid-19 dengan tes swab PCR? Kunjungi GSI Lab terdekat. Didukung dengan laboratorium berstandar terbaik, GSI memberikan layanan yang cepat dan akurat. Hasil pemeriksaan bisa diketahui dalam 12-24 jam setelah pengambilans sampel.

Khusus untuk masyarakat Indonesia yang kurang mampu namun butuh pemeriksaan Covid-19, GSI Lab juga siap membantu. Ikuti program tes swab PCR gratis #SwabAndSaveIndonesia. Kunjungi website gsilab.id/id/swab-save/ dan lengkapi persyaratan untuk swab PCR gratis di GSI Lab.

BACA JUGA: Kasus Varian Deltacron Covid Muncul setelah Omicron, Apakah Itu?

Tampaknya pandemi tak akan pergi dalam waktu dekat. Saatnya untuk kembali fokus hadapi Covid-19 dengan protokol kesehatan dan peduli dengan bahaya virus Corona.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *