Mengenal Lebih Jauh Son of Omicron, Begini Fakta-Faktanya
Belum habis Omicron, kini masyarakat Indonesia sudah harus khawatir dengan Son of Omicron. Varian apa lagi ini?
Sejak akhir tahun 2021 lalu Indonesia kalang-kabut menghadapi jenis baru virus Corona. Setelah sebelumnya bermutasi menjadi Covid-19 Alpha, Delta, kemudian Gamma, kini muncul lagi varian baru yang merupakan mutasi dari Omicron, yaitu Son of Omicron.
Seperti pendahulunya, virus sub varian ini memiliki tingkat penularan yang sangat cepat. Bahkan para ahli mengklaim bahwa masyarakat harus lebih waspada terhadap penyebaran Son of Omicron. Hingga saat ini para ilmuwan terus melakukan penelitian terhadap varian bernama BA.2 ini.
Apa saja yang harus kamu waspadai dari Son of Omicron?
Omicron ternyata bisa menurunkan banyak sub varian, termasuk Son of Omicron
Tidak diketahui apakah Son of Omicron ini sudah sampai ke Indonesia, namun yang pasti tingkat penyebarannya sangat cepat. Seperti Omicron, virus BA.2 ini telah ‘menjelajahi’ benua Amerika, Eropa, serta Asia. Sub-varian tersebut mulai menghantui dunia yang masih berjuang lepas dari pandemi sejak akhir Desember 2021 lalu.
Para peneliti juga masih mencoba menemukan jawaban apakah Son of Omicron ini akan melemah, atau bahkan lebih kuat terhadap vaksin yang sudah diterima oleh masyarakat seluruh dunia. Berdasarkan penelitian, virus bisa terus bermutasi, membelah dan membentuk sub-varian baru. Delta kabarnya sudah memiliki sekitar 200 sub-varian yang berbeda. Sementara Omicron kini telah memiliki garis keturunan BA.1, BA.2, BA.3, hingga B.1.1.529.
Namun menurut World Health Organization (WHO), Son of Omicron ini memiliki dampak penularan hingga 30% lebih kuat daripada ‘seniornya.’
Varian BA.2 sangat berbeda dengan Omicron?
Ada kabar mengejutkan di balik ditemukannya Son of Omicron ini. Times of India melaporkan bahwa sub-varian Omicron, BA.2 memiliki susunan genetik yang sangat berbeda dengan induknya. Para peneliti menyebutnya sebagai varian siluman. Yang lebih gawat lagi, varian siluman tersebut ternyata juga punya sekitar 20 mutasi yang berbeda dari Omicron.
Hal ini memberikan kesimpulan bahwa Son of Omicron bukan hanya satu sub-varian Omicron saja. Lebih dari itu, BA.2 ini punya beragam jenis sehingga para peneliti bakal semakin sulit untuk melacak sifat, sekaligus menentukan tingkat agresivitasnya.
Bagaimana Son of Omicron mulai menyebar?
Berdasarkan catatan dari Medical News Today, sub-varian BA.2 atau Son of Omicron ini pertama kali teridentifikasi oleh para ilmuwan yang melakukan penelitian Covid-19 di Afrika Selatan dan India sekitar bulan Desember 2021 lalu. Tak butuh waktu lama bagi virus ini untuk terus menyebar, bahkan mencapai Inggris dan Amerika Serikat.
Tak berhenti sampai di situ, berdasarkan laporan WHO, Son of Omicron mulai menjadi salah satu penyebab terbesar penularan Covid-19 di sepuluh negara, yaitu Cina, Brunei, Filipina, India, Bangladesh, Guam, Pakistan, Nepal, Montenegro, hingga Denmark.
Son of Omicron punya dampak lebih buruk terhadap kesehatan manusia?
Omicron terkenal sebagai varian paling ‘jinak’ dari semua jenis Covid-19. Namun tampaknya mutasi yang menghasilkan BA.2 harus menjadi perhatian banyak orang. Meski masih turunan dari Omicron, peneliti mulai mewanti-wanti bahwa Son of Omicron bisa memicu gejala yang lebih parah. Bahkan bisa menyaingi Covid-19 generasi awal, termasuk Delta. Selain itu, perlu jadi catatan pula bahwa BA.2 dicurigai akan lebih kebal terhadap pengobatan untuk virus Corona, seperti antibodi monoklonal atau penggunaan sotrovimab.
Melansir Times of India, beberapa gejala awal dari Son of Omicron adalah munculnya rasa pusing dan kelelahan. Dua gejala ini muncul di awal infeksi, tepatnya 2-3 hari. Waspada juga bahwa varian ini bisa bertahan lebih lama di dalam tubuh.
Gejala berikutnya yang akan muncul dan menyertai infeksi Son of Omicron adalah demam, batuk, sakit tenggorokan, rasa lelah yang amat sangat, nyeri otot, hingga meningkatnya detak jantung.
Apa pun variannya, wajib hindari Covid-19
Ya, apa pun variannya, Covid-19 adalah penyakit yang sangat berbahaya. Bahkan untuk Omicron yang katanya memiliki gejala lebih ringan pun sudah ada korban jiwa. Untuk itu, Anda butuh kewaspadaan ekstra dan menjauhkan diri dari berbagai penyebab penularan virus Corona.
Beberapa langkah protokol kesehatan di bawah ini sudah terbukti manjur untuk mengurangi tingkat penularan, sekaligus menurunkan infeksi Covid-19.
- Bagaimanapun kondisi tubuh, tetaplah menjaga jarak aman dari orang lain sekitar satu meter.
- Jangan pernah lupa untuk mengenakan masker, terutama ketika berada di tempat umum atau ruang publik, di mana sulit sekali melakukan batasan fisik.
- Hindari ruangan dengan ventilasi buruk. Carilah tempat yang nyaman dengan ventilasi yang baik atau ruang terbuka. Bila jendela dalam keadaan tertutup, bukalah agar udara bisa berganti.
- Selalu bawa desinfektan atau hand-sanitizer sebagai upaya pencegahan terhadap kuman atau virus penyakit yang menempel di tangan. Sebagai organ tubuh yang banyak berinteraksi dengan benda maupun manusia, tangan harus terjaga agar tetap bersih.
- Selain membersihkan dengan hand-sanitizer atau desinfektan, rajinlah mencuci tangan Anda. Gosok tangan dengan sabun dan bersihkan secara merata selama kurang lebih 20 detik, kemudian bersihkan dengan air mengalir.
- Ketahui aturan batuk atau bersih yang baik dan benar.
- Bila sudah waktunya, ikuti vaksinasi dosis lengkap, plus booster.
- Tidak ada salahnya rutin mengetahui kondisi tubuh dengan tes PCR.
Hingga saat ini, tes swab PCR merupakan cara yang sangat akurat untuk mendeteksi adanya infeksi Covid-19. Semakin cepat diketahui penularannya, semakin besar pula kemungkinan untuk menekan tingkat penularan. Bila dinyatakan positif, segera lakukan isolasi mandiri agar orang lain tak ikut terinfeksi.
Bila membutuhkan layanan tes PCR, kunjungi GSI Lab terdekat. Laboratorium dengan standar terbaik untuk pemeriksaan Covid-19. Selain cepat, hasil yang diberikan pun juga akurat.
Selain itu, bagi masyarakat yang kurang mampu bisa mengikuti program tes swab PCR gratis #SwabAndSaveIndonesia. Syaratnya sangat mudah, cukup dengan kunjungi situs gsilab.id/id/swab-save/ kemudian lengkapi persyaratan untuk swab PCR gratis di GSI Lab.
BACA JUGA: Ini Kabar Omicron Terbaru dari WHO yang Perlu Anda Ketahui
Son of Omicron mungkin lebih berbahaya dari Omicron. Namun dengan pencegahan yang baik dan benar, serta taat protokol kesehatan, masyarakat Indonesia pasti mampu lepas dari pandemi.