Penyebab Tenggorokan Gatal Tak Selalu Covid, Gini Penanganannya
Sejak pandemi, tenggorokan gatal saja bisa bikin kita paranoid. Padahal kondisi ini tak selalu karena virus Corona. Pada dasarnya, kita sering melakukan kebiasaan yang memicu tenggorokan kering dan gatal.
Tenggorokan kita merupakan salah satu saluran di dalam tubuh yang berhubungan dengan pernafasan. Sama halnya seperti tersedak atau batuk, tenggorokan gatal merupakan reaksi alami ketika ada sesuatu terjadi dengan jaringan kerongkongan atau tenggorokan kita. Kondisi ini biasanya muncul dengan rasa tercekat, rasa seperti geli hingga ingin batuk atau bahkan muntah.
Berikut ini adalah beberapa faktor penyebab tenggorokan gatal dan bagaimana cara mengatasinya.
Tenggorokan gatal karena kurang cairan dan darah
Dehidrasi atau anemia bisa membuat tenggorokan kita bereaksi. Sehingga muncul rasa kering, haus dan gatal. Bila karena dehidrasi, maka kita perlu minum air secara perlahan dan bertahap. Bahkan, kadang kita membutuhkan air elektrolit juga. Bila minum air biasa, mulailah dengan air hangat, karena bisa membantu meredakan rasa gatal di tenggorokan.
Sedangkan bila karena anemia, kita perlu minum serta mengonsumsi makanan yang menunjang pembentukan sel darah merah. Misalnya sari kacang hijau, jus buah naga, sari kurma atau buahnya, sayur bayam dan kuahnya.
Tenggorokan gatal karena panas dalam
Panas dalam adalah kondisi badan yang bisa terjadi karena beragam faktor. Misalnya konsumsi makanan yang bersifat panas, berminyak, asam dan pedas. Ada banyak cara untuk mengatasi panas dalam sebelum membuat tenggorokan iritasi dan batuk-batuk.
Di antaranya mengonsumsi cukup air, serta larutan penyegar. Penuhi juga kebutuhan vitamin C, bisa dari buah-buahan atau suplemen vitamin. Sedangkan untuk terapi tradisionalnya, kita bisa mengonsumsi madu, lemon madu, atau lo han kuo yang terkenal dapat mengatasi aneka ragam gejala panas dalam.
Kebiasaan tidur yang membuat gatal dan batuk malam hari
Beberapa kebiasaan tidur seperti mendengkur, tidur menghadap kanan atau kiri dan tidur yang membuat mulut kita terbuka, bisa membuat tenggorokan kering. Hal ini terjadi biasanya karena hidung sedang tersumbat, ada masalah dengan gigi atau gusi, posisi bantal, dan kecenderungan mendengkur.
Siapkan air secukupnya di dekat tempat tidur. Hal ini untuk jaga-jaga bila tenggorokan kering dan haus di malam hari tidak berkepanjangan. Bila kita minum di antara jam tidur, tunggu sekitar 5-10 menit sebelum tidur kembali.
Jelang istirahat malam, kita tidak dianjurkan minum terlalu banyak. Jarak antara makan dan minum sebelum tidur, setidaknya adalah 1 jam. Hal ini mencegah perasaan asam lambung naik dan kembung.
Reaksi alergi
Tenggorokan gatal bisa jadi merupakan reaksi alergi. Biasanya hal ini diikuti dengan reaksi batuk atau tenggorokan tercekat. Misalnya alergi pada sirkulasi di ruang ber-AC, asap pembakaran atau rokok, maupun debu halus pada bantal tidur. Untuk mengatasi hal ini, maka kita perlu membereskan atau menghindari pemicunya.
Membersihkan AC, menghindari asap rokok, kendaraan atau polusi lain, menjemur dan mengganti sarung bantal. Bisa juga menggunakan masker di lokasi yang memungkinkan terjadi alergi, serta membawa minum sendiri. Hal tersebut untuk menjaga kondisi tenggorokan tetap lembab dan meredakan rasa gatal, tercekat atau batuk.
Gatal karena produksi lendir
Beberapa kondisi yang menyebabkan produksi lendir meningkat di antaranya alergi, asma, pilek atau post nasal drip yang menimbulkan sensasi penumpukan dahak. Bila mengalami hal ini, pastikan kondisinya dengan mengunjungi faskes terdekat.
Sedangkan alternatif untuk mengatasi rasa kurang nyaman di tenggorokan bisa dengan mengonsumsi makanan atau minuman hangat yang bisa mengencerkan dahak. Seperti madu dan lemon, minuman rempah herbal atau permen pelega tenggorokan.
Gejala sakit tenggorokan
Tenggorokan gatal bisa menjadi gejala akan adanya peradangan atau sakit tenggorokan. Tapi, perlu kita ketahui bahwa sakit tenggorokan bisa menjadi awal penyakit apapun, salah satunya adalah Covid-19.
Meski demikian, tetap tenang dan hubungi faskes terdekat untuk mendapat observasi dan diagnosa yang tepat. Selanjutnya, kita bisa memperoleh obat yang bisa meredakan gejala. Bila tidak perlu rawat inap, maka kita bisa memberikan booster berupa pengobatan herbal seperti madu, minuman rempah, serta cukup minum air, vitamin serta istirahat cukup.
BACA JUGA: Adakah Gejala Tenggorokan Kering Omicron? Begini Penjelasannya
Memang bukan gejala berat, tapi juga bisa menjadi penanda adanya kondisi serius. Bila merasakan simtom yang sangat spesifik, segerakan ke dokter. Tapi, bila kondisinya ringan, minum air hangat secara bertahap, konsumsi madu atau ramuan jahe dan kayu manis, kemudian istirahat lebih banyak agar gejalanya berkurang.