Ketahui Risiko Sindrom Kelelahan Kronis dan Cara Mengatasinya
Tak banyak yang menyadari rasa capek sebagai sindrom kelelahan kronis. Yakni gejala letih sepanjang waktu meski sudah istirahat atau tidak melakukan aktivitas yang berat. Meski demikian.
Kelelahan adalah kondisi umum yang terjadi pada semua orang setelah melakukan aktivitas tertentu yang membutuhkan energi besar. Misalnya berlari, melahirkan, bekerja seharian dan lainnya. Namun ada juga yang namanya sindrom kelelahan kronis di mana gejala ini bisa menyebabkan orang seperti tidak berdaya sama sekali.
Sindrom ini bisa menyerang siapapun, baik orang dewasa maupun anak-anak. Mereka yang mengalami gejala ini sulit menghimpun energinya, bahkan hanya untuk sekedar bangun dari tempat tidur. Seperti apa sebenarnya kondisi ini? Apakah membahayakan dan bisa sembuh?
Penyebab sindrom kelelahan kronis
Sindrom kelelahan kronis adalah kondisi di mana tubuh selalu merasa capek (dengan intensitas yang cukup berat) dan mengganggu produktivitas orang yang bersangkutan. Gejala kelelahan ini juga tidak berkurang walaupun tidur dalam waktu lama atau sebenarnya tidak bekerja atau beraktivitas yang berlebihan.
Penyebab dari munculnya kondisi ini kebanyakan adalah karena gangguan imunitas yang terjadi pada orang yang mengalaminya. Seperti memiliki kondisi autoimun dan gangguan kekebalan tubuh, memiliki masalah pada kelenjar tiroid atau gangguan jantung, terpapar infeksi virus seperti pada kondisi Covid-19, tengah mengalami kondisi depresi atau sedang mengalami kondisi penyakit berat seperti kanker.
Gejala kelelahan yang terjadi
SIndrom ini berbeda dengan kelelahan biasa, sebab tidak mudah hilang meski sudah tidur atau mengonsumsi makanan dan suplemen tertentu. Gejala yang muncul juga tidak sama antara satu orang dengan lainnya, tapi tetap ada benang merah di antara gejala tersebut. Di antaranya adalah berikut ini:
- Merasa nyeri otot dan persendian seperti akan terserang flu atau seperti sedang sangat lelah
- Mudah merasa sakit kepala
- Bila berdiri terasa agak berat dan tidak bisa berlama-lama.
- Kesulitan untuk fokus atau konsentrasi, mudah lupa.
- Terjadi pembengkakan pada kelenjar tiroid.
- Seperti kehabisan energi dan ada kalanya susah bangun dari tempat tidur.
- Gangguan mengontrol emosi. Bisa merasa mudah tersulut ingin marah, atau mudah menangis.
- Ada gangguan sampingan lain yang mungkin terjadi seperti merasa kebas, detak jantung yang tidak biasa, gangguan pencernaan.
Gejala yang muncul bisa dua atau lebih berbeda dengan di atas. Namun kebanyakan laporan keluhan yang ada kira-kira meliputi beberapa hal di atas.
Apakah merupakan kondisi berbahaya?
Sedikit berbeda dengan kelelahan pada umumnya, sindrom ini termasuk yang akan berdampak pada kehidupan orang tersebut. Sebab nantinya mengganggu produktivitas, bahkan kondisi kesehatan lainnya, seperti metabolisme dan psikis.
Kondisi ini tidak mematikan, tapi bila tidak tertangani dengan baik dapat memunculkan risiko dan efek yang lebih kritis. Misalnya depresi yang semakin berat dan gangguan kesehatan fisik lainnya. Selain itu, sindrom kelelahan tidak bisa sembuh total. Meski demikian, kita masih bisa mengusahakan untuk meminimalisir keluhan yang terjadi.
Penanganan sindrom kelelahan kronis
Untuk mengatasi jenis sindrom kelelahan semacam ini, dokter perlu mengobservasi gejala apa saja yang pasien alami. Hal ini akan menentukan langkah pengobatan yang tepat ke depannya.
Beberapa jenis penanganan yang sesuai adalah pengobatan medis, psikoterapi dan terapi fisik. Hal ini karena kelelahan kronis bisa menyangkut aspek fisik dan psikis, sehingga kemungkinan akan memerlukan perbaikan dengan ketiga metode tersebut.
Dari obat-obatan medis, anjuran dokter menyesuaikan gejala yang muncul. Apakah obat diperlukan pada gejala psikis seperti antidepresan, atau perlu untuk mengatasi keluhan fisiknya. Contohnya adalah obat untuk meredakan sakit kepala, nyeri sendi dan otot atau keluhan pencernaan.
Sedangkan untuk psikoterapi bertujuan agar gejala psikis pasien bisa lebih ringan. Burnout, stres, dan depresi kerap berkontribusi dalam sindrom kelelahan kronis. Obat-obatan bisa membantu mengurangi gejalanya, tapi psikoterapi membantu pasien mengelola pikiran dan suasana hatinya.
Terapi fisik sendiri dapat membantu pasien melatih kekuatan dan energi yang ada. Biasanya berawal dari olahraga yang sifatnya ringan, kemudian ada peningkatan secara bertahap. Selain itu, pasien akan mendapat saran untuk mengurangi kecenderungan tubuh mereka. Seperti terapi untuk tidak merokok atau konsumsi alkohol, meditasi sebagai sarana penenang pikiran, beristirahat cukup, mengonsumsi makanan yang baik dan bergizi, serta melakukan olahraga rutin.
BACA JUGA: Tentang Depresi, Gejala, Penyebab dan Cara Menanganinya
Sindrom kelelahan kronis adalah jenis kondisi yang mengingatkan kita akan pentingnya kesehatan. Bahwa kita sebaiknya mendengarkan bahasa tubuh yang membutuhkan perhatian dan penanganan khusus, baik secara fisik maupun psikis.