6 Obat Pelancar Haid, Aman Nggak ya?
Di masa seperti sekarang ini ternyata obat pelancar haid semakin banyak peminatnya. Hal tersebut karena perubahan tren menstruasi wanita masa kini yang bervariasi.
Haid merupakan periode di mana wanita mengalami datang bulan dengan siklus normalnya 21-35 hari sekali. Akan tetapi, seiring dengan meningkatnya gaya hidup wanita masa kini, siklus tersebut bahkan bisa berlangsung lebih cepat atau lebih sangat lambat.
Saat ini, tidak sedikit wanita yang mengeluhkan menstruasinya bisa terjadi hingga 2 kali sebulan atau bahkan telat hingga berbulan-bulan. Kondisi ini tentunya membuat perempuan merasa cemas dengan siklus tubuhnya.
Hal ini bisa terjadi karena pengaruh stres, makanan, konsumsi obat dan bawaan dari tubuh kita. Meskipun masa sekarang semakin banyak yang mengalaminya, namun tetap termasuk kondisi yang tidak normal. Mengunjungi dan berkonsultasi dengan ahlinya adalah jalan yang baik agar kita tidak merasa lebih cemas. Karena stres juga bisa menjadi pemicu siklus berantakan itu sendiri.
Solusi yang paling sering menjadi pilihan adalah obat pelancar haid. Namun, ada juga yang memilih cara alami dan mengubah gaya hidup. Mana ya pilihan yang efektif untuk mengatasi kondisi ini?
Amankah obat pelancar haid?
Ketika obat sudah diproduksi dan beredar secara luas di apotik, kemungkinannya adalah obat tersebut sudah lolos uji dan standar keamanan obat serta makanan. Akan tetapi, sebaiknya penggunaannya tidak sembarangan. Kebiasaannya adalah kita berkonsultasi dan observasi mengenai kondisi sesungguhnya dari telat datang bulan tersebut.
Obat pelancar haid alami
Jenis jamu yang populer untuk masalah kewanitaan adalah jamu kunir asem. Rasanya segar dan mudah kita konsumsi, serta punya khasiat untuk membantu melancarkan siklus haid, menyembuhkan masalah keputihan dan lainnya.
Selain dalam bentuk jamu minum, ada juga beberapa produk dalam bentuk kaplet atau kapsul. Buat yang tidak suka aroma langu dari jamu, minum obat pelancar haid herbal dalam bentuk kapsulasi semacan ini juga lebih mudah.
Nah, selain obat alami di atas, ada juga beberapa solusi medis yang kemungkinan besar membutuhkan rekomendasi dokter. Namun, ada juga yang merupakan obat terjual bebas di pasaran.
Obat pelancar haid serophene-clomiphene
Merupakan jenis obat yang menghambat estrogen, sehingga sistem otak dan tubuh akan menghasilkan sel telur yang lebih banyak. Biasanya efeknya akan terlihat 7 hari setelah minum obat terakhir, berupa ovulasi. Bila sesuai dengan yang kita harapkan, siklus bisa kembali teratur, termasuk dengan adanya potensi kehamilan.
Kemungkinan bisa ada efek samping dalam menggunakan obat ini. Akan tetapi biasanya berupa gejala ringan, seperti sakit kepala dan sedikit tidak nyaman pada perut.
Suntikan gonadotropin
Karena pemberiannya dalam bentuk suntikan, kemungkinan kita akan merasakan efek suntik seperti memar atau bengkak pada area tersebut. Melansir dari beberapa sumber, pemberian hormon ini bisa juga membuat rahim lebih lunak karena adanya cairan yang berkumpul.
Pil KB Progestin
Ada beberapa jenis pil KB yang biasanya diresepkan untuk membantu mengatasi masalah siklus menstruasi. Salah satunya adalah progestin yang merupakan hormon progesteron. Fungsi hormon tersebut adalah membantu mempersiapkan masa pembuahan serta membuat siklus datang bulan jadi lebih teratur.
Sesuai dengan klaim tersebut, progestin cukup banyak membantu perempuan dalam mengembalikan jadwal menstruasi mereka. Meski begitu, reaksi tiap orang bisa berbeda dalam penggunaannya. Ada yang baik-baik saja, namun ada juga yang bisa mengalami efek samping seperti keputihan, sakit kepala, nyeri di payudara, hingga menurunnya keinginan untuk berhubungan intim.
Pemberian metformin bagi yang mengalami PCOS
PCOS adalah kondisi di mana terjadi ketidakseimbangan hormon androgen, di mana hal ini juga memberikan dampak cukup besar pada siklus menstruasi kita. Tak hanya itu, kondisi ini nantinya juga berpengaruh pada kinerja hormon yang lainnya. Oleh karena itu, biasanya ada pemberian metformin pada mereka yang memiliki PCOS.
Metformin pada dasarnya mengacu pada stimulus insulin dan mengontrol gula darah tinggi pada diabetes, namun pada mereka yang mengalami gangguan siklus menstruasi dan cenderung obesitas, pemberian metformin ini bisa membantu. Salah satu cara kerjanya dengan menyeimbangkan kembali keseimbangan hormon dalam tubuh dan mengatasi resistensi insulin.
Bromocriptine karena kelebihan prolaktin
Gangguan hormon lainnya yang bisa mengganggu adalah ketika kita kelebihan prolaktin. Selain mengganggu siklus haid, hal ini bisa menyebabkan penurunan gairah seksual. Bagi pasangan suami istri, tentunya kondisi ini kurang menguntungkan. Selain itu, gejala lainnya juga bisa berupa keluarnya cairan dari puting payudara dan tak kunjung hamil.
Pemberian bromocriptine bisa membantu mengontrol sekaligus memperlancar siklus datang bulan. Akan lebih efektif bila mengonsumsi obat ini pada waktu yang sama setiap harinya dan mengikuti arahan dokter untuk waktu berhenti menggunakannya. Efek samping yang terjadi bisa berupa sakit kepala dan gangguan pencernaan.
Penggunaan obat seperti ini bisa saja dengan atau tanpa efek samping. Oleh karena itu, tergantung dengan kondisi masing-masing individu. Dalam masa penggunaanya, selalu berkonsultasi dengan dokter apabila terjadi efek samping, kemajuan maupun bila tidak ada efek positif yang terjadi.
BACA JUGA: Bolehkah Vaksin Saat Perempuan Sedang Menstruasi? Ini Kata Ahli
Selain menggunakan obat, sebisa mungkin adalah dengan mengatur pola hidup kembali agar lebih baik. Misalnya mengimbangi dengan olahraga, memperbaiki pola dan asupan makan, serta meminimalisir hal-hal yang mencetuskan stres.