Nyeri Dada, Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya


Keluhan nyeri dada adalah simptom yang sering terkait dengan penyakit yang ada di area tubuh atas. Misalnya jantung, asma, hingga tumor payudara. 

Sebenarnya, tak semua nyeri dada selalu merupakan pertanda penyakit serius. Apabila terjadi dalam waktu kurang dari 5 atau 7 hari dan rasa sakitnya tidak intense, kemungkinan mengarah pada gejala hormonal atau masalah otot dan tulang. 

Ada juga nyeri dada yang bisa terjadi sampai waktu yang cukup lama, lebih dari 10-14 hari. Apabila sudah seperti ini, memang lebih baik bila segera memeriksakan ke dokter untuk observasi dan pendalaman kondisi. Mencegah perburukan yang mungkin bisa terjadi. 

Di sini kita akan mengenali beberapa penyebab nyeri dada dengan lebih mendalam. Agar tidak mudah paranoid dan menduga-duga ketika gejalanya datang. 

Nyeri dada karena gejala PMS

Ilustrasi nyeri dada karena PMS
[Sumber gambar]
Bila kita adalah perempuan dan belum pernah mengalami gejala nyeri dada sebelumnya, amati simptom yang kita alami. Apakah nyeri dada tersebut hilang timbul? Seberapa intense nyerinya terasa? Posisi tepatnya di dada, tulang atau payudara? Apakah ada benjolan yang terasa di lokasi tersebut? 

Beberapa nyeri dada memang perlu kita waspadai. Namun, ada juga yang tidak mengkhawatirkan. Salah satunya nyeri dada yang terjadi karena PMS, namun tanpa ada benjolan apa-apa. Bisa jadi kondisi tersebut merupakan reflek otot karena PMS. Sedangkan, bila kita mengetahui adanya benjolan, kita bisa berkonsultasi dengan dokter lebih lanjut. 

Otot tegang karena aktivitas

Tubuh kita membutuhkan keseimbangan gerak dan istirahat. Apabila nyeri dada tersebut hanya terasa tanpa adanya sesak atau perubahan irama jantung, ada kemungkinan adalah reflek otot karena tegang atau kaku. 

Misalnya karena kita berolahraga, posisi tidur atau terlalu lama di posisi tertentu. Cara mencegah yang paling mudah adalah dengan tidak lupa melakukan pemanasan dan peregangan sebelum serta setelah berolahraga. Kita juga perlu mengonsumsi cukup cairan serta elektrolit yang cukup. 

Apabila nyeri terjadi, ia bisa hilang dengan sendirinya. Namun apabila terasa cukup intens, bisa menggunakan krim pereda nyeri otot atau mengompres dengan kain hangat. 

Nyeri dada karena permasalahan jantung

Ilustrasi nyeri dada karena sakit jantung
[Sumber gambar]
Memasuki ranah yang lebih serius, sakit di area dada ini bisa terjadi karena kondisi jantung kita. Ada banyak jenis penyakit organ satu ini, namun nyeri dada yang mungkin terjadi adalah rasa seperti dada mengalami tekanan dan biasanya rasa sakit ini seperti menjalar ke leher, pundak lengan dan punggung. 

Tanda lain yang bisa kita waspadai dari kemungkinan adanya penyakit jantung adalah gangguan ritme jantung, atau sering batuk kering tapi seperti menetap cukup lama. Selain kemungkinan ada permasalahan di paru-paru, bisa jadi terjadi pada jantung. Untuk itu, bila ada kondisi seperti yang sudah kita jabarkan di atas, ada baiknya segera memeriksakan ke dokter. Karena kondisi nyeri dada yang berhubungan dengan jantung termasuk perlu kita waspadai. 

Permasalahan pada lambung

GERD merupakan salah satu permasalahan pencernaan yang bisa juga menimbulkan masalah berupa sesak nafas, batuk hingga nyeri dada. Rasa nyeri ini bisa terjadi karena inflamasi ketika asam lambung naik ke kerongkongan. Bila sudah memasuki tahap ini, GERD tersebut termasuk serius dan perlu kita waspadai. 

Pada penyakit GERD, kita hanya bisa mencegah terjadinya hal-hal yang memicu. Misalnya stres dan jenis makanan yang kita konsumsi. Namun dengan beberapa terapi yang kita telateni dengan baik, masih ada peluang GERD ini tidak akan muncul lagi. 

Kondisi paru-paru radang atau bocor

Ilustrasi nyeri dada karena radang paru-paru
[Sumber gambar]
Sebagai organ yang penting, paru-paru juga bisa menyebabkan terjadinya nyeri dada. Hal ini kemungkinan besar karena ada permasalahan seperti peradangan, infeksi atau kebocoran ruang udara. Untuk mengatasi dan mencegah permasalahan ini, memang tergantung dari kondisi spesifik paru-paru kita. 

Cara paling mudah untuk mencegah atau memulihkan paru yang bermasalah tapi masih dalam gejala ringan adalah tidak begadang dan berhenti merokok (bila termasuk perokok). Waktu tidur kita adalah kesempatan bagi seluruh organ untuk merevitalisasi diri. Bila memungkinkan, vitamin D dari sinar matahari yang secukupnya saja juga bisa membantu penyembuhan. Namun ada beberapa kondisi seperti penyakit Lupus yang tidak terlalu bersahabat dengan sinar matahari. 

Bila nyeri dada berlanjut, segera periksakan ke dokter

Nyeri dada bisa menjadi gejala ringan, sedang atau berat. Apabila ringan, umumnya lebih ke permasalahan otot atau hormonal. Kondisi sedang, biasanya ketika mulai terasa intense dan rutin. Sedangkan, gejala berat biasanya muncul karena terkait dengan kondisi penyakit lain atau organ dalam. 

Selain kondisi yang serius dan berat, meski kita merasakan nyeri dada ringan tapi konstan, ada baiknya mengecek ke dokter. Hindari self diagnose dan penanganan sendiri, karena barangkali malah dapat memberi dampak lebih serius. Setidaknya, kita memerlukan pemeriksaan klinis untuk memastikan kondisi tersebut. 

BACA JUGA: Payudara Nyeri Sebelah Kiri Bisa Berarti 6 Hal Ini

Itulah beberapa penyebab penyakit nyeri pada dada yang paling sering terjadi. Tentunya hal ini bisa menjadi pengetahuan bila sewaktu-waktu kita atau orang terdekat mengalaminya. Namun kita selalu berharap untuk senantiasa sehat, karenanya mari kita jaga dan pelihara karunia ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *