Penyakit Kulit Kudis, Infeksi Akibat Serangga


Munculnya penyakit kulit seperti kudis, bukan hanya membuat kita tidak percaya diri, tapi juga tidak nyaman. Kondisi ini terjadi karena adanya serangga yang bersarang di dalam kulit.

Serangga berjenis tungau dengan nama Sarcoptes scabiei ini dapat berkembang pada lingkungan rumah atau tempat tinggal dengan sanitasi yang buruk. Misalnya kasur lembab, kain handuk, sofa atau bantal yang jarang kita jemur dan sebagainya.

Perkembangan dan penularan dapat terjadi apabila orang silih berganti menggunakan atau berada di tempat yang sama, kemudian tungau Sarcoptes scabiei ini berkembang di kulit kita. Membuat rasa gatal yang sangat mengganggu pada kulit, terutama di malam hari.

Kudis bisa terjadi pada siapa saja. Karena itu, penting untuk mengetahui lebih jauh tentang penyakit kulit ini.

Penyebab kudis

ilustrasi penyebab kudis
Sumber gambar

Kudis terjadi karena adanya tungau jenis Sarcoptes scabiei. Penyakit kudis memang tergolong menular, sehingga siapapun yang mungkin membawa tungau ini, atau menggunakan pakaian, handuk, sofa, jaket dari orang yang mengalami kudis, bisa mengalami hal serupa.

Jadi, selain menyadari tungau sebagai penyebab utamanya, kita juga perlu memperhatikan adanya kontak langsung atau tidak langsung dengan orang yang mengalami penyakit kudis. Kontak langsung bisa terjadi saat berpegangan tangan, berpelukan, bersentuhan dan sejenisnya.

Sedangkan kontak tidak langsung bisa melalui media-media yang kita saling pinjam atau saling pakai. Misalnya bantal, pakaian, selimut, tempat tidur, handuk atau tempat duduk seperti sofa.

Tungau Sarcoptes scabiei tadi dapat masuk ke dalam kulit manusia. Dengan ukurannya yang sangat kecil ia membuat sarang di bawah jaringan kulit tersebut dan bertelur. Hampir seluruh sekresi dari tungau ini bisa menyebabkan gatal. Seperti telurnya, liurnya, kotoran, atau bekas ia berada di situ.

Penyakit yang tak bisa sembuh sendiri

ilustrasi penyakit kulit
Sumber gambar

Terjadi karena adanya tungau, membuat penyakit ini bukan jenis yang bisa sembuh sendiri. Bahkan ia adalah jenis penyakit menular. Oleh sebab itu, bila ada satu saja anggota rumah yang mengalami kudis, hal ini bisa terjadi pada seluruh anggota rumah bila tidak saling memisahkan peralatan pribadi.

Bila tidak kita hentikan rantainya, maka penyakit kulit kudis ini bisa terus berkembang atau bersirkulasi. Sebab kudis berbeda dengan gatal biasa yang mungkin bisa hilang sendiri. Kendati demikian, pengobatan penyakit kudis bukan hal yang sulit. Kita bisa menggunakan beberapa cara dengan bahan alami atau obat-obatan yang tersedia di pasaran.

Faktor risiko

Selanjutnya perlu mengetahui siapa saja yang kemungkinan bisa mengalami penyakit ini. Umumnya yang paling berisiko adalah orang atau keluarga yang berada di pemukiman padat penduduk dan memiliki sirkulasi udara atau cahaya yang kurang pada tempat tinggal mereka. Apalagi bila kebersihannya kurang terjaga. Hal ini bisa berdampak pada orang tua, muda maupun anak-anak.

Selain itu juga bisa terjadi di tempat tinggal bersama dengan kriteria mirip seperti di atas. Misalnya pondok, panti anak-anak, panti lansia, orang yang berkutat di rumah penampungan hewan. Perawat pasien dengan kondisi kudis dan orang yang memiliki kekebalan tubuh lemah juga dapat memiliki faktor risiko ini.

Gejala kudis

Gejala penyakit ini cukup bervariasi pada banyak orang. Akan tetapi, yang paling umum adalah rasa gatal yang mengganggu. Yakni, gatal yang kadang tidak hilang meski kita menggaruknya atau rasa gatal yang datang di malam hari hingga membuat kita bangun dan istirahat terganggu.

Sedangkan bentuk gatal ini biasanya berupa ruam yang berpola. Bentuk ruam ini menyerupai jerawat atau bentol, tapi membentuk jajaran segaris. Hal ini karena tungau berkembang dan membuat sarang dengan beraturan.

Lokasi gatal ini dapat terjadi pada area kulit terbuka, bahkan pada kemaluan. Misalnya di siku, pinggang, wajah, telapak tangan dan kaki, sela-sela jari, ketiak dan penis.

Penanganan kudis secara alami

ilustrasi pengobatan alami penyakit kudis
Sumber gambar

Meski jadi penyakit menular, namun kudis ini tidak sulit penanganannya. Ada beberapa usaha mandiri yang bisa kita coba. Pertama yang perlu kita lakukan adalah melakukan pembersihan lingkungan tempat tinggal dan peralatan yang kita gunakan. Misalnya mencuci kasur dan sofa dengan layanan profesional. membersihkan kamar, membuka jendela dan pintu agar sirkulasinya maksimal.

Selain benda yang kita gunakan bersama, perhatikan juga ruangan untuk bersama seperti musholla atau masjid. Sebab karpet dapat menjadi medium penularan, sehingga sebaiknya kita bersihkan dan jemur secara rutin. Bila tidak terpakai setelah mencucinya, kemasi dalam tempat atau bungkus tertutup, seperti lemari atau tas penyimpanan.

Di samping itu, ada beberapa bahan alami yang diyakini bisa membantu mengurangi gejala kudis. Di antaranya adalah pengobatan dengan menggunakan bahan tea tree, minyak cengkeh, kompres dingin dan lidah buaya. Namun sebenarnya cara ini lebih ke arah meredakan kondisi inflamasinya. Sedangkan bisa mengobatinya hingga menyeluruh dan tungau mati, sebaiknya menggunakan salep khusus kudis.

Penggunaan obat

Sanitizer dengan alkohol dapat membantu meredam populasi tungau dan bakteri di permukaan benda seperti sofa atau karpet. Namun untuk kulit, sebaiknya kita menggunakan obat-obatan yang memang anti iritasi. Bisa berupa obat oral (minum) maupun topikal (obat luar)

Beberapa jenis salep topikal yang dapat membantu pengobatan kudis biasanya mengandung calamine, sulfur, antibiotik, lindane dan ada beberapa jenis lainnya. Sedangkan obat minum, bisa berupa obat dengan kandungan antihistamin atau ivermectin. Akan tetapi, obat-obat seperti ini sebaiknya menggunakan arahan dokter lebih dulu agar tidak terjadi efek samping dan mendapat dosis yang tepat.

BACA JUGA: Mengenal Penyakit Kulit Berdasarkan 3 Penyebabnya

Itulah gambaran umum seputar penyakit kudis yang perlu jadi pengetahuan. Meski gejalanya hanya gatal, namun bisa sampai mengganggu istirahat, kenyamanan dan penampilan. Karena itu, yuk kita jaga kebersihan diri dan lingkungan tinggal agar terhindar dari penyakit kulit yang satu ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *