Gejala Sub Varian Stealth Omicron yang Perlu Anda Ketahui
Semakin hari, masyarakat semakin terbiasa dengan kabar mengenai Covid-19. Usai ledakan kematian akibat varian Delta, virus Corona tak kunjung pergi. Hanya saja, kini penyakit itu telah bermutasi dan memiliki nama baru bernama Omicron. Gawatnya, proses mutasi virus tak berhenti sampai di situ. Omicron pun juga memiliki turunan dan kini mulai menjangkiti masyarakat bernama Stealth Omicron.
Varian Stealth ini konon memiliki kemiripan seperti Omicron. Sama seperti ‘saudaranya,’ Stealth Omicron pun juga punya kemampuan untuk melakukan banyak mutasi. Yang lebih mengerikan lagi, para peneliti mengaku sulit untuk melacak dan menemukan varian ini. Karena ini pula ia memiliki nama yang misterius, ‘Stealth,’ atau yang berarti secara sembunyi-sembunyi.
Kasus Stealth Omicron pertama kali muncul di Afrika Selatan
Bagaimana Stealth Omicron muncul dan menghantui masyarakat dunia? Tidak ada yang tahu, siapa orang pertama yang mengidap mutasi virus ini. Namun yang pasti, kasus pertama kali dari Stealth Omicron diketahui berada di Afrika Selatan, tepatnya tanggal 9 Desember 2021 lalu.
Terlepas dari berat atau ringannya dampak sub-varian ini pada tubuh manusia, seperti varian-varian lainnya, Stealth Omicron ini juga memiliki gejala khas ketika menginfeksi manusia. Dua yang paling umum menjadi keluhan para pasien penderitanya adalah pusing dan kelelahan. Masing-masing terjadi pada tahap awal infeksi Stealth Omicron.
Kedua gejala dari Stealth Omicron tersebut akan muncul dalam dua atau tiga hari setelah infeksi virus dan bisa bertahan lebih lama dalam tubuh seseorang.
Uniknya, Stealth Omicron tidak menimbulkan hilang penciuman dan sesak napas
Dua gejala yang paling menjadi kekhawatiran masyarakat adalah hilangnya penciuman dan sesak napas. Keduanya menjadi pertanda jelas bagi orang-orang yang terinfeksi Covid-19. Masing-masing bisa memberikan dampak buruk bagi kesehatan, di mana salah satu jalan terakhirnya adalah kematian.
Namun Stealth Omicron tidak memiliki kaitan dengan infeksi yang menyerang paru-paru. Karena itu pula, masyarakat bisa sedikit bernapas lega sebab infeksi Stealth Omicron kemungkinan besar tak akan menyebabkan hilang penciuman atau rasa dan sesak napas.
Berdasarkan catatan dari aplikasi studi Zoe Covid-19, yang sebagian besar meneliti pasien di Inggris, varian dengan nama ilmiah BA.2 ini paling banyak memberi gejala pilek pada pengidapnya. Sebagai catatan, gejala ini sangat mungkin muncul pada mereka yang sudah mendapatkan vaksinasi.
Stealth Omicron, virus misterius dengan beragam mutasi
Bicara tentang Stealth Omicron, virus dengan nama BA.2 ini memiliki keunikan tersendiri. Walaupun memiliki predikat sebagai sub-varian dari Omicron, jenis ini punya susunan genetik yang sangat berbeda dari varian terakhir. Berdasarkan penelitian, Stealth Omicron punya ragam mutasi sebanyak 20 jenis yang berbeda dari Omicron varian perdana. Karena perbedaan inilah para ilmuwan menemui kesulitan dalam penelitian terhadap sifat dan agresivitasnya.
Masih jadi misteri, apakah Stealth Omicron berpengaruh pada kesehatan usus?
Tak berhenti sampai mutasi dan sulitnya meneliti varian ini, Stealth Omicron juga memunculkan kekhawatiran baru mengenai adanya kemungkinan untuk bisa menyerang organ usus manusia. Bila Omicron hanya memberi gejala ringan seperti flu biasa dan hilang dalam beberapa hari, beda lagi dengan Stealth Omicron. Mulai banyak laporan kasus yang menyebutkan bahwa pasien Stealth Omicron memiliki masalah kesehatan yang berhubungan dengan usus.
Melansir Times of India, Februari 2022, seorang profesor yang terlibat dalam penelitian ZOE Covid Study mengklaim bahwa gejala Stealth Omicron bukan muncul di area hidung, melainkan usus. Pada sebagian besar kasus infeksi BA.2, pasien mengeluhkan permasalahan pada perut, bukan sistem saluran pernapasan.
Beberapa gejala Stealth Omicron yang berhubungan dengan usus
Bagaimana Stealth Omicron memengaruhi kesehatan usus seseorang? Pada pasien yang terinfeksi varian ini akan muncul beberapa keluhan, antara lain:
- Mual
- Diare
- Muntah
- Maag
- Sakit perut
- Perut Kembung
Tampaknya Stealth Omicron memiliki kemampuan khusus untuk tidak hanya berhenti sampai di sistem pernapasan. Virus ini akan terus merangsek maju, masuk ke dalam usus, kemudian berkembang biak.
Tentu saja ini sebuah kekhawatiran karena tes swab biasanya hanya melakukan pengambilan sampel pada hidung dan mulut, bukan dari usus. Ini pula yang membuat Stealth Omicron begitu sulit untuk dilacak.
Apakah Stealth Omicron benar-benar sulit dilacak?
Sayangnya, hingga saat ini masyarakat dunia hanya bisa berpegang pada pedoman dari World Health Organization. Badan kesehatan dunia tersebut mengonfirmasi bahwa Stealth Omicron juga memberi gejala-gejala yang mirip dengan Omicron, pendahulunya.
Dua tanda gejala awal dari infeksi Stealth Omicron ini adalah pusing dan kelelahan. Kemudian serangan virus itu akan berlanjut dengan tanda-tanda sebagai berikut:
- Muncul rasa demam.
- Merasakan kelelahan yang teramat sangat.
- Sering pula ada batuk yang menyertai.
- Munculnya rasa sakit tenggorokan.
- Sakit kepala juga jadi salah satu gejala.
- Otot terasa lemah dan lelah.
- Detak jantung menunjukkan peningkatan.
Cara hindari Stealth Omicron
Sebenarnya mudah saja untuk menghindari, atau setidaknya meminimalisir penularan Stealth Omicron. Seperti kebanyakan varian Covid-19, infeksi terjadi karena tertular dari orang lain, yaitu lewat kontak kulit atau cairan tubuh yang keluar lewat bersin dan batuk.
Langkah paling tepat adalah dengan taat protokol kesehatan, antara lain, menggunakan masker terutama saat di ruang publik. Selanjutnya, bila memang tidak perlu, minimalkan acara berkumpul dengan orang lain. Selain itu, selalu jaga kebersihan tubuh, terutama di bagian tangan. Bawalah selalu hand-sanitizer sebagai pembunuh kuman di telapak tangan. Hindari pula untuk menyeka wajah dengan tangan.
Selain itu, pastikan tubuh selalu bebas dari virus Covid-19, khususnya Stealth Omicron. Caranya adalah dengan melakukan swab tes PCR secara rutin di laboratorium terbaik.
Salah satu laboratorium swab PCR terpercaya di Indonesia adalah GSI Lab. Dengan pemeriksaan dan lab berstandar Biosafety Level (BSL) 2+, GSI Lab memberikan pengujian secara cepat dan akurat. Hasil pemeriksaan Bisa Anda dapatkan dalam 12 sampai 24 jam setelah pengambilan sampel.
BACA JUGA: Ciri Omicron Siluman, Varian Terbaru yang Sudah Masuk di Indonesia
Tak hanya itu, bagi masyarakat kurang mampu, manfaatkan program “Tes PCR Gratis untuk Masyarakat” dari GSI Lab. Sebuah kesempatan bagi semua orang untuk bisa melakukan deteksi dini infeksi Omicron secara gratis, tanpa biaya. Bila tertarik, daftarkan diri dengan mengunjungi website gsilab.id/id/swab-save/, kemudian lengkapi dokumen-dokumen persyaratannya.
Dengan resiko serangan para usus, Stealth Omicron menjadi varian yang patut Anda waspadai. Saatnya untuk kembali berjaga, meminimalisir penularan dengan protokol kesehatan. Tujuannya, agar Indonesia bisa segera lepas dari pandemi Covid-19.