Gejala Omicron Ringan yang Mungkin Belum Anda Ketahui


Banyak orang bilang gejala Omicron ringan. Tapi beberapa kasus mungkin belum Anda ketahui.

Omicron adalah kasus yang unik dalam penularan Covid-19. Sempat menjadikan Afrika Selatan sebagai ‘kambing hitam,’ toh, nyatanya justru banyak kejadian Omicron yang lebih dulu terjadi di sekitar kawasan Eropa.

Tak seperti varian-varian virus Corona sebelumnya, gejala Omicron ringan sehingga banyak orang meremehkannya. Bisa jadi, ringannya gejala ini merupakan dampak dari vaksinasi secara masif kepada masyarakat Indonesia sehingga efek dari Omicron tak terlalu berat meski angka penularannya sangat tinggi.

Gejala Omicron ringan tapi banyak macamnya

Ilustrasi gejala omicron
[Sumber gambar]
Banyak orang menganggap bahwa gejala Omicron ringan, tak lebih genting dari varian-varian Covid-19 sebelumnya. Meski ringan, Omicron merupakan varian yang spesial dengan gejala-gejalanya yang terkadang tidak diketahui banyak orang. Apa saja?

  • Muntah

Ketua Umum Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Agus Dwi Susanto memberi penjelasan bahwa saat ini muntah menjadi gejala Omicron ringan, berikut dengan rasa mual dan nyeri perut. Lewat sebuah forum diskusi virtual Agus mengatakan bahwa banyak pasien yang merasakan gangguan pencernaan.

Satu tinjauan ilmiah pada bulan Oktober 2021 yang tertulis dalam Journal of Microbiology, Immunology, and Infection menyebutkan bahwa mual dan muntah bukanlah gejala yang tidak biasa untuk orang dewasa dan anak-anak selama COVID-19 dan gejala ini bisa menjadi pertanda awal dari infeksi SARS-CoV-2.

  • Gangguan nafsu makan

Gangguan nafsu makan mungkin menjadi gejala Omicron ringan yang berantai dan mengikuti gejala gastrointestinal. Bisa jadi karena rasa tidak nyaman pada bagian dalam perut mempengaruhi nafsu makan seorang penderita Omicron.

Satu catatan tambahan dari Tim Spector, profesor epidemiologi genetik di King’s College London serta kepala Aplikasi Studi COVID ZOE, gejala gastrointestinal ini lebih mungkin muncul pada infeksi di antara masyarakat yang sudah mendapatkan vaksinasi dan booster.

Shruti Gohil, MD, direktur medis asosiasi epidemiologi dan pencegahan infeksi di University of California Irvine Health, menyebut bahwa masalah perut bisa jadi indikator awal Covid-19 atau keracunan makanan. Karena banyaknya kemungkinan tersebut, Gohil menyarankan kepada penderita gejala Omicron ringan ini untuk berkonsultasi dengan dokter sehingga bisa menemukan penyebabnya secara akurat.

Gejala Omicron ringan sehingga mirip dengan flu biasa?

Infografis Tentang Omicron Indonesia - GSI

Banyak penelitian yang menyebutkan bahwa gejala Omicron ringan dan cenderung seperti sakit flu biasa. Hal ini berdasarkan penelitian University of California dimana pasien-pasien Omicron tak lagi merasakan penyakit berat, seperti pneumonia. Selain itu, Omicron juga tidak memunculkan gejala umum Covid-19, yaitu hilangnya indera penciuman dan perasa.

Terlepas dari gejala Omicron ringan, masyarakat tidak boleh lengah dalam menghadapinya. Omicron tetaplah Omicron dan sudah ada korban jiwa yang meninggal karena penularan varian Covid-19 ini. Waspadalah ketika muncul gejala-gejala seperti di bawah ini:

Lelah dan letih

Gejala paling umum dari Covid-19 adalah munculnya rasa lelah dan letih kepada penderitanya. Mungkin karena pandemi yang semakin meluas, masyarakat jadi tanggap bahwa gejala ini menjadi pertanda bahwa Anda sedang tertular Covid-19.

Rasa lelah dan letih ini tak hanya terasa secara fisik saja. Pasien juga bakal tersiksa secara mental dengan adanya gangguan saat mencoba untuk fokus, konsentrasi, hingga akhirnya mengganggu produktivitas Anda saat bekerja.

Kepala terasa nyeri

Gejala Omicron ringan lainnya adalah kepala yang terasa pusing dan nyeri. Dalam sebuah penelitian tentang sakit kepala pada penderita Covid-19 yang tercatat di Journal of Headaches and Pains, orang dewasa akan merasa sakit kepala dengan nyeri sedang hingga parah di kedua sisi kepala selama tiga hari atau lebih. Gangguan yang terasa adalah munculnya rasa berdenyut, menusuk, serta menekan dan sulit sembuh meski penderita sudah meminum obat penghilang sakit kepala.

Gangguan pada daerah tenggorokan

Lewat penelitian, para penderita Covid-19 di Mesir mengalami gangguan tenggorokan di mana dari 120 pasien dewasa, 30% melaporkan munculnya rasa tidak nyaman pada saluran pernapasan. Hal ini dikuatkan dengan hasil penelitian Zoe COVID, yang mencatat bahwa sakit tenggorokan akibat Covid-19 bisa terjadi pada pasien berusia antara 18 hingga 65 tahun. Penderita akan merasakan gangguan tersebut hingga maksimal lima hari.

Nyeri dan sakit di sekujur tubuh

Gejala Omicron ringan selanjutnya adalah rasa sakit dan nyeri di sekujur tubuh. Hal ini terjadi pada orang dewasa dan menyerang bagian perut, persendian, hingga area di sekitar testis. Selain itu, Zoe COVID juga melaporkan bahwa sebagian besar penderita merasakan nyeri pada bagian kaki dan bahu.

Mencegah lebih baik daripada mengobati

Ilustrasi meminum obat
[Sumber gambar]
Ketika mengetahui bahwa gejala Omicron ringan, bukan serta-merta kita bisa mengabaikannya, menganggap Covid-19 kini layaknya flu biasa. Kenyataannya, virus Corona jauh lebih berbahaya dan bisa menyebabkan kematian. Mungkin saja bukan kita yang merasakan gejala berat, melainkan orang lain yang dekat dan Anda sayangi.

Karena itu, mencegah lebih baik daripada mengobati. Waspada dan tetap menjalankan protokol kesehatan akan menjadi pencegah terbaik untuk menekan angka penularan Covid-19, baik kepada diri sendiri maupun orang lain.

Selain mengenakan masker dan vaksinasi plus booster, kewajiban masyarakat Indonesia untuk merdeka dari pandemi adalah melakukan tes swab PCR. Anda bisa melakukannya secara mandiri di laboratorium pemeriksaan sampel swab PCR terbaik. Salah satunya adalah GSI Lab yang memiliki ruang penelitian berstandar Biosafety Level (BSL) 2+ untuk hasil deteksi Covid-19 yang cepat dan akurat. Cukup 12 hingga 24 jam saja, hasil pemeriksaan sampai ke tangan Anda.

BACA JUGA: Ciri Omicron dan Flu Biasa Ternyata Beda, Awas Jangan Sampai Terkecoh!

Selain itu, GSI Lab juga memiliki komitmen untuk membantu masyarakat Indonesia lepas dari Covid-19 dengan program “Tes PCR Gratis untuk Masyarakat.” Dapatkan kesempatan tes swab PCR gratis, terutama bagi masyarakat yang kurang mampu. Caranya mudah, yaitu dengan mengunjungi situs gsilab.id/id/swab-save/, daftar, dan lengkapi dokumen-dokumen persyaratan untuk swab PCR gratis di GSI Lab.

Dengan pencegahan ini Anda berpartisipasi menciptakan Indonesia yang lebih baik dan selangkah lebih maju untuk terbebas dari pandemi Covid-19.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *