Tentang Gangguan Panik, Gejala dan Cara Mengatasinya
Orang yang memiliki gangguan panik dapat mengalami serangan tiba-tiba seperti rasa takut dan bingung. Hal ini mungkin berasal dari hal yang mengingatkan pada trauma atau memicu phobia yang terbentuk sebelumnya.
Gangguan panik bisa terjadi pada siapa saja, tapi lebih sering pada perempuan pada usia dewasa awal dan produktif. Intensitas kepanikan yang individu rasakan bisa meningkat dengan cepat dan bertahan dalam waktu tertentu. Terkadang selain tampak melalui tingkah laku, gejala dari tubuh mengikuti. Seperti sesak nafas, hingga tak sadarkan diri.
Faktor tekanan seperti stres, depresi, ketegangan, trauma hingga phobia bisa menjadi penyebabnya. Namun sayangnya, banyak yang belum memiliki kesadaran akan gangguan psikologis ini. Baik penderita atau orang yang berada di sekitarnya. Sehingga ada kalanya gangguan panik ini kurang bisa teratasi dengan baik.
Berikut akan kita bahas mengenai gangguan panik, agar mengetahui bagaimana gejala dan penanganan yang tepat.
Apa itu gangguan panik?

Ketika semua orang bisa mengalami panik, apa itu gangguan panik? Adalah kondisi di mana seseorang yang terpicu oleh hal tertentu, mengalami peningkatan rasa takut, bingung dan ketidaknyamanan yang memuncak dalam beberapa menit. Penyebabnya adalah hal yang sangat spesifik bagi individu tersebut sehingga nampak seperti bahaya yang nyata. Meskipun mungkin bagi orang lain, hal itu seperti biasa saja.
Gangguan panik bisa memunculkan keluhan fisik seperti peningkatan irama detak jantung, serta aktivitas saraf, sehingga menyebabkan sakit kepala, pusing, sesak nafas atau bahkan tidak sadarkan diri.
Jenis gangguan ini masih menjadi bagian dari gangguan kecemasan dan cukup banyak pasien yang perlu ke unit gawat darurat untuk mendapatkan penanganan. Jenis kepanikan yang tidak biasa ini dapat berpengaruh pada produktivitas harian atau keberlangsungan hari berikutnya. Seperti menjadi lebih sensitif dan takut dengan dunia luar, tidak bekerja atau sekolah dan sebagainya.
Penyebab munculnya panic disorder
Kepanikan pada umumnya terjadi ketika ada bahaya yang nyata. Misalnya bencana alam, kecelakaan, kebakaran orang jahat dan sejenisnya. Sedangkan gangguan panik rupanya memiliki penyebab khusus yang terkait dengan riwayat individu tersebut. Berikut ini di antaranya:
- Ada anggota keluarga yang memiliki riwayat panic disorder
- Punya riwayat medis yang berhubungan dengan gangguan psikis. Misalnya gangguan kecemasan itu sendiri atau pernah depresi.
- Memiliki pengalaman yang membekas atau traumatis. Misalnya kehilangan orang terdekat karena peristiwa tertentu, mengalami kecelakaan, pembullyan atau lainnya.
- Ada momen kehidupan yang berubah secara drastis. Misalnya bangkrut, penipuan, kehilangan orang tersayang, perceraian dan sebagainya.
- Memiliki kebiasaan konsumsi alkohol atau merokok
Masih banyak kemungkinan yang bisa menyebabkan seseorang mengalami gangguan panik. Biasanya hal ini bisa diketahui setelah melakukan tanya jawab dengan individu yang bersangkutan atau dengan lingkungan terdekatnya.
Ciri-ciri mengalami gangguan panik

Selain kepanikan, ada berbagai bentuk keluhan dan ciri-ciri saat orang mengalami kondisi ini. Tidak semua muncul bersamaan. Ada kalanya gejalanya sama, bergantian atau menunjukkan lebih intens dari biasanya.
Berikut ini merupakan beberapa tanda umum yang sering terjadi:
- Merasakan kebingungan yang semakin lama semakin meningkat
- Peningkatan irama jantung
- Ada rasa takut dan tercekat, tapi beberapa kondisi membuat individu berteriak histeris atau menangis.
- Menghindar, lari, bersembunyi, menutupi wajah atau kepala
- Mengalami gemetar
- Mati rasa pada tangan atau beberapa bagian tubuh
- Ada kalanya membuat individu tak berdaya dan lemas
- Pada kondisi yang lebih intens bisa membuat tak sadarkan diri
Diagnosa terhadap gejala
Meski mengetahui keberadaan gejala tersebut, hal ini tidak untuk menjadi diagnosa mandiri atau self diagnose. Mengalami salah satu atau lebih keluhannya tidak serta merta menunjukkan adanya gangguan panik. Hal yang paling penting adalah dengan memeriksakan diri ke psikolog atau psikiater yang lebih ahli.
Diagnosa yang muncul biasanya berkaitan dengan kondisi berikut:
- Gangguan panik mulai berdampak pada perubahan perilaku, produktivitas dan keseharian individu.
- Adanya serangan yang konstan atau persisten dalam 1 bulan.
- Baik individu maupun lingkungan seperti keluarga atau rekan satu tempat tinggal, ragu-ragu terhadap penyebab pasti dari munculnya gangguan panik.
- Tidak sedang terpengaruh obat terlarang atau sedang mengonsumsi obat tertentu.
- Serangan panik pada individu tidak berkaitan dengan gangguan psikis lainnya.
Penanganan yang tepat

Umumnya, kondisi ini tidak bisa serta merta hilang dengan sendirinya. Melainkan memerlukan bantuan oleh profesional seperti psikolog atau psikiater. Tujuannya untuk menggali dan menegakkan diagnosa dengan lebih akurat, serta memberikan penanganan yang sesuai agar hasilnya optimal.
Pertama, yakinkan pasien atau diri sendiri untuk meminta pertolongan ke dokter sehingga bisa merujuk pada psikolog atau psikiater. Berikutnya, sampaikan keluhan dengan jujur dan terbuka sehingga membantu proses observasi pada kondisi pasien.
Nantinya individu akan mendapatkan treatment sesuai dengan kondisi. Bisa dengan psikoterapi, obat-obatan atau perpaduan dari keduanya. Psikoterapi bertujuan untuk menstimulasi pikiran, respon dan perilaku yang tepat ketika berhadapan dengan faktor pemicu kepanikan.
Sedangkan obat-obatan berfungsi membantu mengatasi keluhan medis yang terjadi pada tubuh akibat dari serangan panik tersebut.
Bagaimana bila tidak tertangani dengan baik?
Kendati tergolong dalam gangguan psikis, hal ini juga bisa menyebabkan seseorang mengalami komplikasi. Gangguan panik yang tidak tertangani dengan baik bisa berkembang dan menghambat kehidupan seseorang. Sebab individu tersebut dapat melarikan diri dari keadaan dengan cara yang salah.
Di antaranya adala mengonsumsi obat terlarang, mengalami depresi, menjadi tertutup dan tidak ingin bersosialisasi, mengembangkan gejala phobia atau bahkan muncul tendensi mengakhiri hidup.
BACA JUGA: 5 Alasan Cognitive Behavioral Therapy Adalah Solusi Masalah Perilaku
Oleh karenanya, lingkungan sekitar perlu menjadi peka dan memberikan dukungan sehat agar orang yang bersangkutan mau menolong dirinya. Sebab hal tersebut dapat mengembalikan kualitas hidup agar menjadi lebih baik serta melampaui ketakutan pada pemicu yang membayangi pasien.