Pengertian Psikolog dan Perannya pada Kesehatan Mental
Beberapa orang masih bingung apa itu psikolog dan psikiater. Keduanya adalah profesi yang sama-sama berdedikasi di bidang kesehatan mental, namun memiliki beberapa metode yang berbeda.
Kendati demikian, keduanya masih bisa bersinergi dalam memberikan dedikasi untuk isu mental health yang banyak muncul belakangan ini. Ya, era yang semakin canggih, cepat dan modern, ternyata memberikan beban pada kondisi psikis masyarakatnya. Hal ini karena semakin banyak yang kita tahu, semakin banyak yang kita pikirkan dan tanpa disadari menjadi stressor atau penyebab stres.
Selain kecanggihan zaman, munculnya pandemi, perang, perubahan iklim juga bisa mempengaruhi perilaku dan kondisi psikis manusia. Di sinilah keseimbangan peran psikolog dan psikiater kita perlukan. Namun, pada bahasan kali ini, kita akan khusus mendalami tentang psikolog.
Apa itu psikolog?

Psikolog adalah mereka yang mendalami ilmu psikologi, serta telah melanjutkan ke studi profesi untuk menerapkan ilmunya dalam membantu mendampingi, mengenali, serta sedikit menangani masalah kejiwaan atau perilaku seseorang.
Fokus dan metode penanganannya adalah mengendalikan faktor pemicu dari sisi non medis. Umumnya melalui teknik psikoterapi, konseling dan tes psikologi. Seorang psikolog maupun psikiater memerlukan kemampuan listening atau pendengar yang baik. Meski demikian, sesi konseling dan penanganan klien psikologi sangat luas dan banyak tekniknya. Bisa mendengarkan, membantu menggali, open/close question, menggambar dan masih banyak lagi.
Tujuan dari penerapan hal tersebut adalah untuk membantu mendiagnosa, menganalisa, serta membantu klien dalam menemukan sumber permasalahan dan solusi untuk problem yang sedang mereka lalui.
Kenapa perlu bantuan psikolog?
Selain fisik, manusia juga memiliki kondisi psikologis atau psikis. Tubuh yang sakit relatif bisa kita temukan sumber dan obatnya. Namun bila psikis yang mengalami masalah, tidak selalu obat solusinya.
Overthinking, kecemasan, susah tidur sampai mimpi buruk, kesulitan makan, penakut di antara orang banyak, bisa jadi adalah masalah psikologis yang sedang kita alami. Ketika kita sedang mengalami permasalahan tersebut, tak serta merta menjadi ‘sakit jiwa’ atau gila. Kebanyakan orang takut ke psikolog karena tidak ingin mendapat stigma demikian.
Padahal, pergi ke psikolog hampir sama dengan memeriksakan diri ke dokter biasa. Agar lebih aman dan nyaman, kita perlu menemukan psikolog yang profesional. benar-benar memberikan rasa aman terhadap privasi dan kenyamanan untuk bisa menceritakan permasalahan yang dialami.
Tanda perlu pergi ke psikolog klinis

Dalam perihal kesehatan mental, kita perlu mendapatkan pertolongan dari psikolog klinis. Gejala masalah psikologis sangat luas, namun beberapa hal di bawah ini kemungkinan bisa merangkum tanda umum bahwa kita memiliki permasalahan psikis yang perlu penanganan.
- Sulit tidur yang mulai mengganggu kualitas hidup.
- Memiliki kesulitan kendali dalam berperilaku. Seperti mencuci tangan berlebihan, kecemasan, kecanduan, temperamental.
- Memiliki trauma atau phobia yang mengganggu aktivitas sehari-hari.
- Memiliki kesulitan menjalin hubungan sosial dengan orang lain.
- Memiliki penyimpangan perilaku, seperti mudah berbohong, mengambil barang yang bukan miliknya, mendramatisir, dan lain sebagainya.
Masih ada banyak kondisi yang sebenarnya merupakan gejala masalah psikologis. Namun bila kita bingung untuk memastikannya, kita bisa konsultasi dengan orang terdekat yang terpercaya, atau berkonsultasi lebih dulu dengan dokter umum.
Selain melalui psikolog, beberapa kasus bisa membutuhkan pertolongan psikiater. Hal ini terjadi karena kemungkinan ada kaitannya dengan kondisi medis, sehingga membutuhkan terapi obat-obatan atau karena problem kejiwaan yang cukup kompleks.
Bagaimana cara berkonsultasi dengan psikolog?

Umumnya, psikolog memiliki tempat praktek pribadi, atau bergabung dengan lembaga seperti rumah sakit dan lembaga konseling. Sebelum kita mendatangi sebuah tempat praktek psikologi, perlu memahami bahwa tidak semua psikolog memberikan layanan yang sama.
Bidang kerja psikolog cukup beragam, ada yang memberikan layanan untuk konsultasi klinis, pendidikan, urusan forensik atau untuk instansi dan perusahaan. Pastikan kita menghubungi psikolog yang sesuai dengan kebutuhan. Selanjutnya, kita bisa mengikuti prosedur layanan atau mengatur janji temu yang sesuai.
Selain dengan metode di atas, semenjak era digital berkembang dan terdampak pandemi, kini tersedia juga layanan melalui fasilitas online. Caranya dengan terdaftar pada salah satu aplikasi penyedia layanan kesehatan yang memiliki opsi konseling dengan psikolog. Kelebihannya adalah memiliki harga yang relatif lebih murah, namun kekurangannya juga memiliki durasi dan efektivitas yang mungkin tidak sebaik bila kita melakukan konsultasi langsung.
Mengetahui apa itu psikolog, jangan ragu bila perlu bantuan
Setelah mengetahui jabaran di atas, semoga bisa membuka khasanah pengetahuan kita mengenai kesehatan mental dan bahwa stigma tentangnya kerap kali keliru. Istilah ‘gila’ dan ‘normal’ bukanlah dua hal yang berlawanan.
Normal adalah kondisi yang tetap memiliki kecenderungan untuk mengalami penurunan. Hal ini dapat terjadi pada tubuh dan pikiran kita. Jadi bila pikiran atau perilaku sedang melenceng dari sebagaimana yang seharusnya, mungkin ada ketidakseimbangan yang perlu mendapat perhatian dan penanganan.
BACA JUGA: Dokter Psikolog atau Psikiatri? Ini Perbedaannya
Kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan badan kita. Saat ini, selama tubuh dan pikiran sama-sama waras, maka kita sedang mendapatkan anugerah yang optimal.