Tahap Fase Infeksi Omicron, Apa Saja?
Ternyata infeksi Covid-19 varian B.1.1.529 memiliki tahapan tersendiri. Di dunia kedokteran, para peneliti menyebutnya sebagai fase Omicron.
Tahun 2020, dunia geger dengan munculnya Virus Corona atau Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-COV-2) yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit akibat infeksi virus ini kemudian memiliki nama medis, Covid-19. Kota Wuhan, Tiongkok menjadi penyebaran pertama dari virus ini pada akhir tahun 2019.
Penyakit ini kemudian menular dengan sangat cepat, menyebar ke banyak negara hanya dalam hitungan hari. Seperti yang menjadi kekhawatiran banyak orang di seluruh Tanah Air, bulan Maret 2020, virus Corona akhirnya membobol benteng pertahanan kesehatan Indonesia dan terus bermutasi hingga sekarang.
Pada banyak kasus, virus ini menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti flu. Namun bedanya, gejala yang terasa juga bisa menyebabkan pernapasan berat, hingga kemudian merusak organ paru-paru (pneumonia). Covid-19 juga dapat menyerang siapa saja, mulai dari lansia (golongan usia lanjut), orang dewasa, anak-anak dan bayi, sampai ibu hamil dan menyusui.
Infeksi Omicron mewabah ke seluruh dunia dengan kecepatan tinggi
Seiring berjalannya waktu, virus Corona penyebab Covid-19 juga mengalami mutasi dan menimbulkan berbagai varian baru. Salah satu yang paling anyar dari jenis penyakit ini adalah Omicron, yang terus menyebar ke seluruh dunia dengan kecepatan yang sangat berbeda daripada jenis-jenis Covid-19 sebelumnya.
Gejala dari varian Omicron sendiri dikatakan menyebabkan gejala yang ringan, tapi tingkat penularan yang sangat tinggi membuat rumah sakit banyak kewalahan. Oleh karena itu, varian Omicron tetap perlu diwaspadai.
Banyak pihak, terutama dari masyarakat umum yang awalnya meremehkan Omicron. Alasannya, daripada varian lainnya, gejala-gejala Omicron tergolong ringan. Gejala yang paling umum adalah sakit tenggorokan, batuk, hidung tersumbat, pilek dan kelelahan. Karena lebih mirip flu, banyak orang yang tidak menyadari telah terjangkit virus ini.
Lantas, bagaimana cara mengetahui bahwa kita terinfeksi Omicron?
Untuk membedakan B.1.1.529 dengan flu biasa, masyarakat wajib tahu tentang fase Omicron dalam menginfeksi manusia. Apa saja?
Tahap Pertama Fase Omicron: Kontak dengan orang yang terinfeksi
Banyak yang tidak tahu kapan Omicron mulai menginfeksi tubuh. Lebih banyak lagi yang tak menyadari menyadari bahwa dirinya telah terpapar virus tersebut. Terlebih, virus ini bisa masuk hanya dengan menghirup udara yang terkontaminasi.
Risiko tertular Covid-19 menjadi lebih besar bila kita berada di dalam ruangan yang tidak memiliki ventilasi yang baik, terutama dalam waktu yang lama. Selain itu, saat ini banyak orang beranggapan bahwa kita dapat berinteraksi dengan siapa saja tanpa harus memakai masker hanya karena melihat teman tampak sehat.
Padahal, sudah sering para peneliti mengingatkan bahwa banyak kasus Covid-19 tidak bergejala. Untuk itu, sangat penting bagi Anda untuk menerapkan jarak fisik dengan lawan bicara bagaimanapun kondisi kesehatan mereka. Jangan lupa untuk selalu gunakan masker apabila berkegiatan di luar ruangan, menjaga kebersihan tangan dan menghindari kerumunan.
Tahap Kedua Fase Omicron: Dua sampai tiga hari setelah kontak dengan orang terinfeksi, gejala masih belum muncul
Secara teori, varian Omicron lebih cepat memunculkan gejala daripada jenis atau turunan Covid-19 lainnya. Sayangnya, tak semua orang akan merasakan gejala selama tubuhnya mampu berjuang melawan virus. Kebanyakan orang tidak merasakan sakit dalam beberapa hari setelah terpapar sehingga tidak menyadari bahwa virus sedang dalam masa inkubasi.
Tahap Ketiga Fase Omicron: Mulai muncul gejala penyerta infeksi Omicron pada tubuh
Pada tahap ini, orang yang terinfeksi varian Omicron mulai merasakan sensasi yang tidak nyaman pada badan. Banyak yang mengalami sakit pinggang, berkeringat di malam hari dan merasakan gatal di tenggorokan. Sebagian orang juga mengeluhkan nyeri kepala, mual, nyeri badan, bersin, dan kehilangan nafsu makan.
Tapi harus menjadi catatan bahwa setiap orang kemungkinan akan merasakan gejala yang berbeda. Bisa satu per satu, bisa juga merupakan kombinasi dari gejala-gejala tersebut.
Tahap Keempat Fase Omicron: Terkadang tes antigen kurang kuat deteksi infeksi Omicron
Ketika penderita mengalami gejala-gejala tersebut, apabila melakukan tes pengambilan sampel lendir kemungkinan besar hasilnya akan positif. Namun dalam beberapa kasus, ada kalanya swab tes antigen luput mendeteksi keberadaan virus dalam tubuh. Untuk hasil deteksi virus terbaik, sebaiknya lakukan tes swab PCR.
Sebagai langkah antisipasi sejak dini, kunjungi GSI Lab Dengan laboratorium tes PCR berstandar Biosafety Level (BSL) 2+, GSI Lab memberikan pengujian secara cepat dan akurat. Hasil pemeriksaan pun juga bisa Anda ketahui dalam 12 sampai 24 jam setelah pengambilan sampel.
Selain itu, GSI Lab juga mendukung program “Tes PCR Gratis untuk Masyarakat.” Masyarakat yang kurang mampu dan ingin melakukan deteksi dini infeksi Omicron bisa mendaftarkan diri dengan mengunjungi website gsilab.id/id/swab-save/. Jangan lupa lengkapi dokumen-dokumen sebagai persyaratan untuk tes PCR gratis.
Tahap Kelima Fase Omicron: Positif? Jangan panik
Apabila sudah melakukan tes PCR dan terkonfirmasi positif Covid-19, jangan panik. Selama gejala ringan, lakukan isolasi mandiri selama tujuh sampai sepuluh hari. Pastikan untuk tetap mematuhi protokol kesehatan. Tidak bepergian sebelum dinyatakan sembuh total, serta menjaga kebersihan diri. Untuk membantu jaga imun tubuh dalam melawan virus Omicron, konsumsi makanan bergizi dan vitamin rekomendasi dari dokter.
Secara umum, orang akan merasakan seperti terkena gejala pilek saat terpapar varian Omicron dan kondisinya akan membaik setelah isolasi mandiri selama tujuh sampai sepuluh hari. Namun hal berbeda bisa terjadi, yaitu bila tubuh masih saja terasa melemah selama sepekan setelahnya. Terkadang kondisi in juga akan memicu gejala Long Covid.
BACA JUGA: Gejala Corona Dari Hari Ke Hari yang Terbaru Seperti Apa?
Itulah lima tahan fase Omicron yang wajib Anda ketahui. Tujuannya supaya semua masyarakat Indonesia memahami, betapa negeri ini masih jauh dari kata ‘usai’ melawan pandemi Covid-19 yang kini terus bermutasi membentuk varian baru. Hanya kekompakan dan kedisiplinan masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan yang akan mengubah wabah Corona menjadi endemi.
Kapankah itu? Hanya Anda dan rakyat Indonesia yang bisa menjawabnya.