Gejala Corona Dari Hari Ke Hari yang Terbaru Seperti Apa?


 

Gejala corona dari hari ke hari ternyata banyak variasinya. Kadang gejalanya tidak sama antara satu orang dengan orang lainnya.

Hingga kini, masih saja banyak yang bingung gejala apa yang akan muncul pertama kali saat terinfeksi Covid 19 ini.

Berdasarkan Centre for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat, memperkirakan sekitar 40 persen pasien tidak menunjukkan gejala. Dan sekitar 20 persennya, kondisinya memburuk dan bahkan kritis.

Ada yang merasakan sesak napas sebagai gejala utamanya. Kadang ini menjadikan patokan karakteristik gejala Covid 19 dan biasanya akan Anda rasakan pada hari kelima. Namun ada juga yang tidak mengalaminya.

Ada yang Tanpa Gejala

Ada sebagian yang terinfeksi virus tidak menunjukkan gejala. Jika virus menyebabkan gejala, maka gejala yang umum muncul meliputi demam, nyeri otot, batuk kering, kelelahan, menggigil, sakit kepala, sakit tenggorokan, kehilangan nafsu makan, dan kehilangan indera penciuman.

Pada sebagian lagi, Covid 19 dapat mengakibatkan gejala yang lebih parah seperti demam tinggi, batuk, dan sesak napas, yang seringkali menandakan pneumonia atau masalah pada paru.

Covid 19 dapat mengakibatkan beragam gejala, yang dikaitkan dengan gejala neurologis, gejala saluran cerna, atau keduanya. Ini dapat terjadi dengan atau tanpa gejala pernapasan.

Gejala Corona Dari Hari ke Hari

Umumnya gejala tidak langsung muncul setelah seseorang terinfeksi. Karena infeksi Covid 19 memiliki masa inkubasi sekitar empat sampai lima hari. Gejala juga bisa muncul selambatnya 14 hari sejak terpapar virus.

Nah mungkin selama itu, orang yang terinfeksi mungkin tidak sadar atau tidak tahu kalau sudah terpapar virus corona.

Seringkali dalam fase tersebut, mereka sudah bisa menularkan virus ke orang lain di sekitarnya.

Panjangnya masa inkubasi ini maka penting untuk mendeteksi dini gejala Covid 19.

Gejalanya yang dapat muncul sebagai berikut:

1.Demam atau mirip layaknya terkena flu, seperti demam atau batuk. Namun, demam juga kadang tidak muncul sehingga tidak sadar dirinya sudah terinfeksi virus corona dan menularkannya ke orang lain.

Memiliki suhu lebih dari 38 derajat Celcius setelah 2-14 hari terpapar virus. Nyeri otot, mual, muntah juga bisa menyertai demam.

2.Anosmia dan ageusia

Anosmia , menurunnya atau terganggunya fungsi indra penciuman. Sedangkan ageusia adalah menurunnya fungsi indera pengecap. Keduanya ini perlu waktu yang cukup lama untuk pulih, bisa hingga berminggu-minggu.  Hilangnya bau atau rasa biasanya berlangsung selama 9-14 hari. Bisa menjadi tanda awal Covid 19.

3.Batuk kering yang berulang.

4.Sakit tenggorokan dan sakit kepala, karena virus juga menyerang saluran hidung dan selaput lendir yang ada pada belakang tenggorokan.

5.Masalah pada saluran cerna yang menyebabkan menurunnya nafsu makan, mual, muntah, dan diare. Kadang gejala saluran cerna ini terjadi sebelum demam dan gejala pernapasan.

6.Perubahan kulit seperti ruam kemerahan pada tangan dan/atau kaki. Berlangsung sekitar 12 hari.

 7.Masalah pada mata, misalnya bengkak pada kelopak mata, mata merah dan sensitif terhadap cahaya serta iritasi.

Happy Hypoxia Gejala Covid 19

Happy hypoxia adalah menurunnya kadar oksigen dalam darah sehingga mengganggu pernapasan yang mengakibatkan sesak napas. Namun pasien tidak menyadari kondisi ini.

Saat kadar oksigen dalam darah berkurang (hipoksia) maka untuk mengompensasi kondisi ini, maka secara otomatis timbul napas cepat atau sesak napas (dyspnea).

Meski sulit dikenali, kondisi ini perlu diwaspadai karena sangat fatal, terutama bagi penderita Covid-19.

Kadar oksigen normal dalam darah > 95%. Saat kadar oksigen < 90%, maka timbul napas cepat, dan pada nilai 75% bisa kehilangan kesadaran atau pingsan.

Tekanan oksigen dalam arteri, normal berada di kisaran 75 – 100 mm Hg. Bila < 60 mm Hg, menunjukkan tubuh memerlukan oksigen tambahan. Sementara bila diukur dengan pulse oksimeter, kadar oksigen normalnya dalam kisaran 95-100%. Bawah nilai tersebut berarti oksigen dalam tubuh rendah.

Salah satu studi menyebutkan fakta baru, penderita Covid 19 dengan happy hypoxia dapat melakukan aktivitas dan tidak merasakan atau mengalami sesak napas.

Sebenarnya hypoxia atau hipoksia adalah kondisi yang dapat membahayakan. Tanpa oksigen yang cukup, berbagai organ dalam tubuh (misalnya otak, ginjal) dapat rusak hanya dalam beberapa menit. Bila kadar oksigen terus menurun, kemungkinan organ akan mati dan tentu kondisi ini dapat berakibat fatal.

Intinya, Covid 19 merupakan penyakit yang menyerang saluran pernapasan. Pada kasus yang parah, bila tak terdeteksi secara dini, infeksi ini dapat berpotensi mengurangi jumlah oksigen ke paru-paru.

Ini sebabnya sejumlah pasien Covid 19 memiliki kadar atau tingkat oksigen darah yang sangat rendah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *