COVID 19: Sebuah Tantangan Baru Sistem Kesehatan di Indonesia
Bulan Juni 2021 hingga Agustus 2021 merupakan masa kelam bagi bangsa Indonesia. Bagaimana tidak, pandemi COVID 19 meredupkan berbagai sektor masyarakat, mulai dari kesehatan, ekonomi, pariwisata, dan sebagainya. Periode tersebut merupakan masa-masa terjadinya peningkatan kasus secara tajam di Indonesia.
Sejak Juni 2021, jumlah kasus terkonfirmasi harian di Indonesia mencapai lebih dari 10000 kasus per hari. Sedangkan, Agustus 2021 merupakan puncak kenaikan kasus sepanjang tahun tersebut, yaitu mencapai lebih dari 50000 kasus per hari. Jumlah tersebut bahkan dikatakan masih lebih sedikit dari kasus sebenarnya.
Hasil penelitian Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta dan Universitas Indonesia mengatakan bahwa jumlah masyarakat yang memiliki antibodi COVID 19 sebesar 7 kali lipat dari data pemerintah. Hal ini membuktikan bahwa di lapangan, penderita COVID 19 jauh lebih banyak daripada data yang beredar selama ini. Peningkatan kasus tersebut ditengarai merupakan akibat libur nasional pada Mei 2021, ketika banyak masyarakat mengabaikan peraturan pemerintah untuk tidak bepergian antar kota.
Peningkatan kasus COVID 19 bagaikan pedang bermata dua. Di satu sisi ia merupakan beban besar yang merusak struktur kehidupan. Di sisi lain ia mendorong kemajuan pada sistem dan peraturan kesehatan di Indonesia.
Peningkatan kasus pada Agustus 2021 berdampak pada tingginya mortalitas dan kolapsnya sistem pelayanan kesehatan di Indonesia. Banyak tenaga kesehatan berguguran akibat tertular virus. Suplai oksigen dan obat-obatan tidak memadai menyebabkan banyak kasus tak tertangani.
BOR (Bed Occupancy Ratio), yaitu tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit, bahkan mencapai angka tertinggi sepanjang tahun di berbagai provinsi. Untungnya, hal ini dapat sedikit tertangani dengan bertambahnya fasilitas ruang perawatan darurat, seperti tenda-tenda yang didirikan di halaman parkir fasilitas kesehatan. Apabila ingin mengetahui data statistik secara lebih detail, Anda dapat membaca artikel asli di sini.
Penyebab terjadinya lonjakan kasus di Indonesia

Banyak ahli menyatakan pendapatnya terhadap kondisi memprihatinkan tersebut. Mereka berpendapat bahwa lonjakan kasus yang sedemikian besar mungkin saja disebabkan oleh faktor-faktor berikut.
Munculnya varian baru
Sebagai salah satu virus RNA, SARS-CoV2 merupakan salah satu yang sangat aktif mengalami mutasi. Berbagai varian dengan susunan materi genetik berbeda ditemukan hampir di seluruh dunia. Di Indonesia sendiri terdapat beberapa varian yang mendominasi, yaitu Alpha, Beta, Delta, hingga B 1.466.2. Sejak tahun 2020 hingga 2021, Indonesia melaporkan bahwa kasus COVID telah banyak bergeser ke varian B 1.466.2. Begitu pula dengan banyaknya varian Delta yang mendominasi kasus dengan tingkat rawat inap yang tinggi.
Tingkat vaksinasi rendah
Cukup mencengangkan bahwa di tengah kemajuan teknologi yang pesat, kurangnya akses informasi masih menjadi penyebab tertinggi rendahnya tingkat vaksinasi di Indonesia. Kondisi tersebut juga diperparah dengan tingkat pendidikan dan literasi rendah. Hal ini menjadi tugas besar bagi berbagai pihak untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan teknologi.
Pilihan vaksin yang pada saat itu banyak digunakan, yaitu CoronaVac, diduga ikut berperan dalam sulitnya pengendalian kasus di negara berkembang. Vaksin berbasis adenovirus dan m-RNA dikatakan lebih efektif dalam penanganan COVID 19 di suatu negara. Oleh karena itu, pilihan tersebut hanya berlaku dalam kondisi darurat dan saat ini pemerintah sudah mulai beralih menggunakan vaksin jenis lain.
Hal lain yang menjadi hambatan dalam pelaksanaan vaksinasi adalah kondisi geografis Indonesia. Sebagai negara kepulauan terbesar, sangat susah melaksanakan vaksinasi secara merata ke pelosok negeri. Akan tetapi, hambatan tersebut juga menyimpan keuntungan dalam hal isolasi. Pemerintah dapat lebih mudah mengisolasi suatu tempat agar peningkatan kasus tidak menyebar hingga ke pulau terpencil.
Pelonggaran protokol kesehatan
Pelonggaran protokol kesehatan secara prematur tentu menjadi sebab peningkatan kasus COVID 19. Masyarakat sempat merasa tenang dan lengah dengan jumlah kasus yang stabil hingga melupakan protokol kesehatan. Akan tetapi, tidak ada yang tahu pasti seberapa signifikan pelonggaran tersebut dalam meningkatkan jumlah kasus dibandingkan dengan perkembangan varian baru yang pesat.
COVID 19 mendorong kemajuan dunia kesehatan

Tidak hanya menjadi beban, COVID 19 nyatanya juga mendorong kemajuan berbagai sektor di Indonesia. Selain teknologi, kesehatan menjadi sektor yang paling banyak mengalami kemajuan. Jumlah dan kualitas penelitian di bidang kesehatan pun meningkat tajam. Berikut adalah beberapa kemajuan dalam sistem kesehatan di Indonesia.
Genome Sequencing Program
Genome Sequencing Program (GSP) adalah kegiatan melihat adanya perubahan struktur genetik pada virus. Adanya perubahan merupakan indikasi mutasi. Dengan melakukan ini, dapat diketahui adanya varian baru COVID 19. GSP juga dapat memprediksi terjadinya outbreak, sehingga dapat dilakukan persiapan terlebih dahulu oleh fasilitas kesehatan setempat.
GSP merupakan salah satu sarana pelacakan yang cukup efektif. Di Indonesia, program ini masih dalam tahap pengembangan. Jumlah sampel untuk dilakukan sequencing masih tergolong sedikit dibandingkan rekomendasi WHO dan CDC.
GSP membuka banyak kesempatan penelitian untuk menghubungkannya dengan sistem pemerintah dan data klinis dari fasilitas kesehatan. Saat ini sudah banyak laboratorium yang menyediakan jasa Genome Sequencing. Apabila tertarik melakukan penelitian mengenai GSP, klik di sini untuk melakukan kolaborasi.
Laboratorium PCR
Sebelum Juni 2021, jumlah pemeriksaan PCR di Indonesia sangatlah sedikit. Harga PCR pun cenderung tak terjangkau oleh lapisan masyarakat menengah ke bawah. Peningkatan kasus juga berdampak pada menjamurnya pemeriksaan PCR. Per November 2021, sudah terdapat 894 laboratorium yang menyediakan jasa PCR di berbagai pelosok negeri.
Aplikasi PeduliLindungi
Jejaring laboratorium dan aplikasi PeduliLindungi merupakan dasar penemuan dan pelacakan kasus di Indonesia. Melalui integrasi dengan PeduliLindungi, dapat dilakukan pembatasan gerak seseorang yang memiliki risiko tinggi maupun terkonfirmasi COVID 19. Berbagai fasilitas kesehatan dan laboratorium swasta kini telah terintegrasi dengan data kependudukan yang ada di dalam aplikasi. Aplikasi ini sebenarnya cukup baik, namun masih memerlukan beberapa perbaikan pada fiturnya.
Selain 3 kemajuan tersebut, masih banyak kemajuan lain yang terjadi di negeri ini. COVID 19 ternyata juga membuka luas lapangan penelitian untuk meningkatkan pelayanan kesehatan di Indonesia. Semua orang tentu mengharapkan bahwa pandemi ini tak hanya membawa bencana, namun juga kebaikan bagi bangsa Indonesia.
Sumber:
- https://breathe.ersjournals.com/content/17/4/210146