Ciri-Ciri Varian Omicron Menular dengan Cepat, Sering Diabaikan!


Karena masih satu mutasi dengan varian virus Corona lainnya, ciri ciri varian Omicron hampir kurang lebih sama. Tapi, ada beberapa perbedaannya. 

Omicron adalah bentuk mutasi dari virus Corona yang pertama kali terpantau di Afrika Selatan. Gejalanya nampak lebih ringan, tapi juga sudah ada beberapa laporan kematian dari kasus ini di beberapa negara, termasuk Indonesia. 

Kecepatan virus ini menular pada inang lainnya dan mobilitas penduduk dunia yang berangsur ramai kembali, membuat mutasi dan transmisi virus ini seperti yang pernah para ilmuwan dan WHO prediksi sebelumnya. Seperti apa ciri-cirinya dan bagaimana kondisi di lapangan saat ini? 

Ciri ciri varian Omicron yang lebih ringan gejalanya

sumber gambar

Setelah sempat mengalami gelombang Delta yang membuat banyak fasilitas kesehatan dunia lumpuh, kehadiran Omicron sempat menjadi kekhawatiran. Namun seiring jumlah vaksinasi yang meningkat di berbagai negara, kekebalan komunitas setidaknya sudah mulai terbentuk. 

Varian Omicron lebih ringan daripada varian Delta. Gejalanya menyerupai flu pada umumnya. Seperti ada pilek, hidung berair, hidung tersumbat, batuk, sakit tenggorokan dan biasanya berbarengan dengan nyeri otot atau rasa pegal-pegal, serta demam. Walaupun tidak lebih berat, tapi WHO dan pemerintah seluruh negara tidak menyarankan untuk melonggarkan protokol kesehatan karena daya tular varian ini. 

Lebih cepat menular, ciri ciri varian Omicron yang perlu kita waspadai

Melanjutkan dari penjelasan sebelumnya, hampir semua varian Corona memiliki daya penularan yang semakin cepat. Termasuk Omicron, yang bahkan 70 kali lebih cepat menyebar dari Delta. 

Pembuktian secara global adalah naiknya angka penyebaran Covid-19 akhir-akhir ini di beberapa negara. Sedangkan di Indonesia sendiri, laporan di bulan pertama Januari 2022 dari yang melonjak sehari 3.000 orang, menembus angka 20.000. 

Seperti kita ketahui, angka tersebut bukan hanya data. Tapi bisa jadi adalah beberapa di antara kita, keluarga, atau rekan yang kita kenal. Oleh karena itu, pemerintah di sejumlah negara, termasuk Indonesia, kembali melakukan pembatasan untuk mencegah lonjakan yang lebih tinggi lagi. 

Sudah menyebabkan kematian, jangan lengah

sumber gambar

Laporan kematian pertama akibat Omicron di Indonesia adalah 2 orang. Keduanya adalah pasien yang mendapatkan perawatan di rumah sakit. Berdasarkan laporan dari Kemenkes, dua orang pasien yang meninggal dunia tersebut memiliki komorbid atau penyakit bawaan. 

Seketika kabar ini terpublikasi, kita perlu menyadari bahwa seringan apapun varian virus ini, masih ada risiko yang tak sepele. Terutama bila kita memiliki keluarga, rekan, atau bahkan kita sendiri yang memiliki penyakit bawaan. 

Sudah vaksin penuh, tetap bisa terkena ciri ciri varian Omicron

sumber gambar

Angka vaksinasi yang semakin tinggi menunjukkan hal yang baik, akan tetapi hal ini tak berarti kita sudah bebas Corona. Vaksin yang gencar berlaku saat ini merupakan tindakan pencegahan untuk kondisi yang lebih berat seperti awal pandemi dan gelombang Delta beberapa waktu lalu. 

Vaksin Covid-19 membentuk kekebalan yang lebih baik, meski tidak 100% sesuai penjelasan WHO. Akan tetapi, hal ini berdampak cukup baik di 2021, dengan adanya penurunan angka positivity rate di sejumlah negara, termasuk Indonesia. 

Meski sudah vaksin, kita masih bisa terpapar Covid-19 varian tertentu, termasuk Omicron. Setidaknya, kemungkinan gejala yang kita alami bisa jauh lebih ringan. Beberapa faktor penentu beratnya gejala di antaranya adalah penyakit bawaan atau komorbid. 

Anosmia dan sesak nafas berat tak terdeteksi di ciri ciri varian Omicron 

Salah satu perbedaan gejala yang mencolok dari varian Omicron ini bila kita bandingkan dengan varian lainnya adalah anosmia dan sesak nafas. 

Dalam hal ini, sesak nafas yang dimaksud terjadi karena penurunan kadar oksigen dalam darah. Namun flu yang menjadi ciri Omicron bukan berarti tak bisa menimbulkan sesak. Hal ini juga tergantung pada kondisi bawaan yang kita miliki. 

Sementara gejala seperti kehilangan indra penciuman dan perasa relatif tak ada laporan dari kasus Omicron. Anosmia merupakan salah satu pertanda serius virus Covid-19 sudah masuk ke tubuh di awal merebaknya wabah. 

Menangkal varian Omicron sebenarnya mudah

sumber gambar

Melihat dari bagaimana tingkat keparahan dan penularan varian virus Omicron, sebenarnya relatif sudah kita lakukan sebelumnya, yakni protokol kesehatan. Namun, tantangan kita kali ini adalah mobilitas yang berangsur seperti tak ada pandemi, serta longgarnya protokol kesehatan. 

Misalnya menurunkan masker hingga ke dagu atau tidak menggunakan masker sebagaimana mestinya. Selain itu, beberapa event tahunan seperti hari raya, tahun baru dan momen liburan juga bisa mempengaruhi lonjakan penularan. 

Dalam hal ini, regulasi pemerintah juga memiliki peran agar bisa menjaga keseimbangan antara aktivitas masyarakat yang mulai kembali normal, dengan tindakan preventif sehingga angka lonjakan kasus tidak melahirkan gelombang ketiga. 

Selain itu, gerakan vaksin untuk membentuk imunitas yang lebih baik juga bisa berkontribusi terhadap pencegahan dampak yang lebih parah. Apabila tak memiliki halangan untuk vaksin, seperti kondisi kesehatan atau penyakit bawaan, ada baiknya untuk menyegerakan. 

Meski tak 100% melindungi, vaksinasi bisa membentuk kekebalan kelompok setidaknya di lingkup keluarga sendiri. Apalagi bila kita dan keluarga termasuk yang memiliki mobilitas tinggi. 

Itulah ciri ciri varian Omicron yang barangkali masih sering kita remehkan. Namun perlu jadi kesadaran bahwa ini merupakan virus baru yang pendalamannya terus berlanjut. Kita perlu beradaptasi dengan new normal tak menutup kemungkinan, varian-varian berikutnya. 

Tetap lakukan protokol kesehatan. Karena dengan melakukan hal sederhana tapi penting ini, kita bisa mencegah diri sendiri dan orang lain di sekitar terjangkit virus Corona. 

BACA JUGA: 8 Hal Penting Tentang Omicron yang Perlu Anda Ketahui

Hal yang juga perlu dilakukan adalah menjalani tes swab atau PCR untuk mengetahui keberadaan virus pada tubuh kita. Anda bisa mendapatkan layanan tersebut melalui GSI yang sudah menjadi penyedia layanan test swab dan PCR paling terpercaya di Indonesia.

Anda juga bisa bergabung untuk berdonasi test swab dan PCR bagi saudara-saudara kita yang tak mampu caranya cek lewat link ini, dan untuk berdonasi bisa melalui link berikut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *