8 Hal Penting Tentang Omicron yang Perlu Anda Ketahui
Badai pandemi Covid-19 masih jauh dari usai. Kini Omicron adalah ancaman nyata di depan mata.
Masyarakat Indonesia saat ini sedang bertanya-tanya, seberapa dahsyat Covid-19 varian Omicron ketika menyerang tubuh manusia? Sesuatu yang wajar karena mutasi dari virus Corona tersebut tergolong baru untuk masyarakat. Apalagi saat ini muncul anggapan bahwa orang Indonesia sudah menciptakan imunitas terhadap penyakit tersebut.
Hal yang saling-silang ini menimbulkan kebingungan dalam masyarakat. Di satu sisi, masyarakat bersyukur karena angka penularan sekaligus kematian akibat Covid-19 terus menurun. Di sisi lain, sudah pasti orang-orang juga penasaran, bagaimana sebenarnya gejala dan dampak khas dari varian Omicron ini.
Benarkah asal Omicron adalah dari Afrika Selatan?
Tidak ada yang tahu dari mana awal munculnya mutasi genetik Omicron tersebut. Yang Anda dan semua orang tahu dari media adalah bahwa varian tersebut berasal dari Afrika Selatan. Berdasarkan pengakuan Direktur Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Afrika, John Nkengasong kepada CNN, kasus pertama teridentifikasi di Botswana, kemudian menjalar hingga Afrika Selatan.
Beberapa ahli percaya bahwa sebenarnya Omicron sudah merebak sebelum dunia aware terhadap varian ini. Seperti pendapat Trevor Bedford dari Departemen Epidemiologi di Universitas Washington. Menulis di Twitter-nya, ia berpendapat bahwa lewat analisis genom asal Botswana dan Afrika Selatan, varian Omicron tampaknya sudah muncul jauh lebih dulu dari yang kita ketahui, mungkin sekitar awal Oktober.
Lewat berbagai temuan, tampaknya Omicron tak melulu datang dari Afrika Selatan. Misalnya saja suspect dari Belgia yang baru saja mengunjungi Mesir lewat Turki, kemudian kedapatan positif 10 hari kemudian. Ada pula kasus dari Arab Saudi, di mana carrier-nya adalah seseorang dari Afrika Utara. Juga seorang dokter asal Israel yang positif varian Omicron usai acara konferensi di London.
Omicron sudah ada di Indonesia sejak Desember 2021
Seperti pada varian-varian sebelumnya, sulit untuk membendung kasus Covid-19. Di Indonesia sendiri persebaran Omicron telah muncul sejak bulan Desember 2021. Lewat laman resmi Sehat Negeriku Kementerian Kesehatan RI, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengonfirmasi kasus pertama Omicron pada hari Kamis, 16 Desember 2021. Subyek penderita adalah seorang pria berinisial N dan bekerja sebagai petugas kebersihan di RSDC Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta.
Variant of Concern yang wajib diwaspadai
Tim penasihat teknis WHO memberi rekomendasi kepada organisasi kesehatan dunia tersebut untuk menetapkan Omicron sebagai Variant of Concern (VoC). Fakta yang mendasari hal tersebut adalah karena virus dengan nama panjang B.1.1529 ini punya kemampuan yang lebih kuat untuk mencengkeram dan merusak sel inang.
Tanpa menunggu lama, WHO memberi restu untuk rekomendasi tersebut. Mereka memasukkan varian baru yang muncul di Botswana ke dalam kategori Variant of Concern tanpa melewati tahapan Varian of Interest (VoI).
Sebelum Omicron, beberapa varian Covid-19 lain yang masuk dalam daftar Variant of Concern adalah Alpha, Beta, Gamma, serta Delta.
Bisa menginfeksi kembali orang yang sudah pernah mengalami Covid-19
Wah, tentunya kabar ini merupakan pukulan telak bagi semua orang. Padahal tak sedikit orang yang percaya bahwa Indonesia telah mencapai “herd immunity” dan siap meninggalkan pandemi Covid-19.
Penularan tinggi, tapi tidak separah varian lainnya
Penelitian dari para ilmuwan di Universitas Hong Kong menunjukkan bahwa Omicron adalah varian yang memiliki tingkat penularan tinggi namun dengan dampak yang lebih rendah. Bila membandingkannya dengan varian Delta, tingkat perkembangbiakan Omicron 70 kali lebih cepat di saluran udara. Namun yang menjadi catatan adalah level replikasinya 10 kali lebih lambat di paru-paru.
Hal ini kemudian menjadi catatan dari para peneliti bahwa lebih jarang penderita varian Omicron mengalami gejala-gejala serius. Meski begitu, masyarakat dituntut untuk tidak lengah dalam menghadapinya mengingat bahwa seringan apa pun, ada kemungkinan penyakit ini menimbulkan kematian.
Gejala-gejala yang menyertai Omicron
Satu gejala yang sangat kentara dari varian Omicron adalah diare parah. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) mengonfirmasi bahwa banyak pasien Covid-19 yang menderita diare. CDC beranggapan bahwa seseorang bisa saja terpapar Covid-19 Omicron bila mengalami gangguan pada pencernaan.
Asal tahu saja bahwa diare adalah satu dari sekian banyak “siksaan” Covid-19. Penderita biasanya mengeluh adanya kelelahan, gangguan sistem pernapasan, nyeri otot dan tubuh, hingga keluhan sakit kepala.
Salah satu cara melawan Omicron adalah dengan vaksin booster
Penelitian dari Rumah Sakit Umum Massachusetts, Harvard, serta MIT menunjukkan bahwa tiga dosis vaksin ternyata kurang maksimal dalam menangkal Omicron. Hanya saja sampel darah dari orang yang menerima dosis booster memperlihatkan perlindungan yang lebih kuat terhadap varian tersebut.
Tes PCR bisa mendeteksi keberadaan varian Omicron
Masyarakat patut bersyukur bahwa Omicron adalah varian yang tidak terlalu muluk-muluk. Tes PCR untuk mendeteksi keberadaan virus Covid-19 pada seseorang sudah cukup untuk mengetahui keberadaan B.1.1.529 di dalam tubuh.
Jadi sudah pasti bahwa untuk meredam penularan varian Omicron adalah dengan waspada diri. Mengetahui potensi penularan terlebih dahulu lewat tes PCR atau swab antigen, tanpa harus menunggu vonis menjadi penderita Omicron.
Butuh bantuan untuk mendeteksi adanya Omicron atau varian Covid-19 lainnya dalam tubuh? Anda bisa manfaatkan jasa PT GSI. Dengan laboratorium tes PCR berstandar Biosafety Level (BSL) 2+, PT GSI dapat memberikan layanan tes PCR secara cepat dan tepat.
Calon penerima tes PCR atau swab bisa menggunakan layanan dengan mengunjungi laboratorium di Jl. RA Kartini, Cilandak, Jakarta Selatan. Selain itu PT GSI juga melayani pemeriksaan secara home service di rumah atau kantor. Dengan biaya pengujian yang terjangkau dan sesuai peraturan pemerintah, Anda tak perlu lagi merasa khawatir atau ragu ketika merasakan gejala-gejala mencurigakan dari Covid-19.
BACA JUGA: Penyebaran Omicron Indonesia dan Bagaimana Cara Mencegahnya Menurut Para Ahli
Selain dengan tes PCR dan swab secara rutin, kesadaran diri untuk selalu mematuhi protokol kesehatan itu penting dalam menangkal Covid-19, apa pun variannya. Jangan lupa untuk selalu memakai masker, terutama ketika beraktivitas di luar rumah, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, serta rajin cuci tangan, dan menggunakan hand sanitizer.