Penyebaran Omicron Indonesia dan Bagaimana Cara Mencegahnya Menurut Para Ahli
Karena Omicron Indonesia kini kembali waspada. Dalam waktu yang singkat, penyebaran varian Covid-19 ini mulai bikin khawatir banyak pihak.
Omicron mulai merebut perhatian dunia sejak pertama kali ditemukan di Afrika Selatan. Meski baru terdeteksi pada 24 November 2021 lalu, para ahli percaya bahwa Omicron telah ada sebelum konfirmasi dari WHO tersebut.
Berdasarkan penelitian, Omicron memiliki sifat penularan yang lebih tinggi dibandingkan varian-varian pendahulunya, seperti Alpha, Beta, Gamma, dan Delta. Tak heran bila saat ini dunia sedang waspada tinggi mengingat jumlah penderita terus bertambah dalam jumlah yang sangat pesat.
Begitu juga dengan keberadaannya di Indonesia, yang saat ini penderitanya telah mencapai angka ribuan. Bagaimana penyebaran varian Omicron Indonesia dan bagaimana cara mencegahnya menurut para ahli?
Penularan Omicron Indonesia pesat, Jakarta paling terdampak
Hingga Kamis, 20 Januari 2022, Kementerian Kesehatan melaporkan bahwa total kasus penularan virus Corona varian Omicron telah mencapai angka 1.078 kasus. 756 di antaranya merupakan pelaku perjalanan dari luar negeri (PPLN), sisanya sebanyak 257 merupakan non PPLN atau transmisi lokal dan 65 belum belum diketahui asal muasalnya.
Dari semua penyebaran Omicron Indonesia, Jakarta merupakan area yang sangat terdampak varian Covid-19 ini. Lima wilayahnya kini masuk dalam ‘Zona Merah’ yang meliputi daerah Kalideres, Kebon Jeruk, Kebayoran Baru, Cilandak, dan Senen.
Bukan hal yang mengejutkan mengingat Jakarta merupakan pintu masuk, terutama pelaku perjalanan luar negeri. Namun dengan masifnya tingkat penularan Omicron Indonesia, semua pihak wajib waspada.
Sudah mulai terdeteksi di berbagai daerah
Persebaran Omicron Indonesia sendiri tampaknya sudah mulai merembet ke mana-mana. Pada tanggal 15 Januari 2022, tiga warga Desa Banjararum, Singosari, Malang, Jawa Timur terkonfirmasi Covid-19 varian Omicron. Ketiga suspect Covid-19 varian Omicron kemudian menjalani isolasi terpusat di Rusunawa Kepanjen sementara puluhan warga menjalani pemeriksaan terkait kontak erat dengan pasien terpapar.
Tak hanya di Malang, Omicron pun juga terdeteksi di berbagai daerah, seperti Kabupaten Bogor, Tangerang Selatan, Bandung, Surabaya, hingga Medan, Sumatera Utara.
Penularan Omicron Indonesia segera mencapai puncaknya
Meningkatnya Omicron Indonesia menjadi pekerjaan rumah yang maha berat bagi semua pihak, khususnya pemerintah. Diperkirakan, puncak penularan kasus Covid-19 varian B.1.1.529 tersebut bakal mencapai puncaknya pada pertengahan Februari hingga awal Maret 2022.
Perkiraan ini tidak lepas dari pandangan terhadap sejumlah negara yang juga menghadapi badai Omicron. Sebagian besar mengalami puncaknya antara 35-65 hari sejak kasus pertama ditemukan.
Berbagai langkah dilakukan untuk membendung penyebaran Omicron. Mulai dengan menutup pintu kedatangan bagi Warga Negara Asing, karantina bagi para pendatang luar negeri, dan banyak lagi lainnya.
Pesan dari Presiden Joko Widodo dalam menghadapi Omicron
Meningkatnya penularan varian Omicron di Indonesia turut menyita perhatian Presiden Joko Widodo. Dalam pernyataan resminya, pria yang akrab disapa Jokowi tersebut mengajak masyarakat terus waspada terhadap naiknya kasus penularan. Meski begitu, ia menghimbau agar tidak ada reaksi berlebihan agar tidak menimbulkan ketakutan dan kepanikan.
Meski tergolong ringan, Presiden Jokowi menekankan agar masyarakat jangan jemawa dan jangan gegabah. Mereka yang bisa bekerja dari rumah, untuk work from home. Selain itu, andai tidak ada urusan yang mendesak, Presiden meminta agar tidak bepergian ke luar negeri.
Ia juga menekankan pentingnya vaksinasi untuk berjuang melawan pandemi, terutama varian Omicron Indonesia. Bagi yang sudah mendapatkan dua kali vaksin, segera cari vaksin booster.
Gejala-gejala Omicron yang patut Anda waspadai
Para ahli percaya bahwa vaksinasi bukanlah benteng terakhir sebagai perlindungan tubuh terhadap Omicron. Orang yang sudah mendapatkan suntikan atau booster pun masih tetap berpotensi terinfeksi Covid-19 varian B.1.1.529.
Seperti varian-varian lain, penularan Omicron pada tubuh manusia juga disertai dengan beberapa gejala. Yang paling utama, menurut Dr. Kristina Hendija dari School of Medicine, University of Zagreb adalah demam selama satu atau dua hari.
Gejala berikutnya adalah batuk-batuk, yang menjadi pertanda bahwa virus Covid-19 sudah sampai ke sistem saluran pernapasan. Hendija menggarisbawahi “perilaku batuk Omicron di mana penderita berasa ingin mengeluarkan dahak namun tak bisa melakukannya sehingga batuk berkali-kali.
Penderita Omicron juga akan merasakan kelelahan dan lemas. Namun menurut Hendija, sensasi tersebut lebih cepat mereda ketimbang rasa lelah akibat infeksi varian Delta. Selain itu, pasien Covid-19 Omicron juga akan merasa nyeri otot, sakit kepala, mual, muntah, hingga diare parah.
Cara mencegah Omicron menurut para ahli
Dengan makin besarnya penularan Omicron Indonesia, Anda wajib tahu apa saran para ahli untuk menghadapi varian B.1.1.529 ini. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memberikan beberapa tips penting seperti di bawah ini:
- Selalu menjaga jarak dengan orang lain, minimal satu meter.
- Gunakan masker secara baik, benar, dan disiplin, terutama di tempat-tempat dengan banyak orang.
- Hindari ruangan yang ramai dan berventilasi buruk.
- Buka jendela untuk meningkatkan kualitas dan sirkulasi udara dalam ruangan.
- Sering mencuci tangan dengan sabun dan air.
- Ketahui tentang etika batuk dan bersin. Gunakan tisu untuk menutup mulut, kemudian lipat dan buang ke tempat sampah. Bila tidak ada tisu, gunakan siku tangan.
- Vaksinasi Covid-19 dosis penuh.
Selain tujuh langkah pencegahan Covid-19 varian Omicron di atas, sangat penting bagi Anda untuk mengetahui keberadaan virus ini di dalam tubuh. Untuk itu, rutin lakukan pemeriksaan PCR atau swab antigen.
Kini semakin mudah mendapatkan layanan PCR atau swab. Tanpa harus meninggalkan rumah, Anda bisa melakukannya secara home service bersama PT GSI. Petugas akan datang untuk mengambil sampel dari tubuh dan memberitahukan hasilnya dalam waktu yang singkat.
PT GSI memiliki laboratorium tes PCR berstandar Biosafety Level (BSL) 2+ untuk memberikan layanan tes PCR secara cepat dan tepat. Dengan tarif layanan sesuai aturan pemerintah, Anda bisa mengetahui hasil pemeriksaan antara 12 sampai 24 jam setelah pengambilan sampel.
BACA JUGA: 8 Hal Penting Tentang Omicron yang Perlu Anda Ketahui
Dari hasil pemeriksaan, seseorang bisa menentukan langkah ke depan. Hal ini tentunya akan sangat membantu menekan angka penularan Omicron Indonesia sehingga bangsa ini akan semakin siap dan lebih kuat melewati masa pandemi.