Tentang Biang Keringat, Ini Penyebab dan Cara Menanggulanginya
Permasalahan biang keringat tak hanya sering terjadi pada usia bayi hingga anak-anak. Orang dewasa juga bisa mengalami kondisi ini. Meski demikian, ada sedikit perbedaan terkait dengan penanganannya.
Biang keringat merupakan permasalahan kulit yang muncul dengan gejala rasa gatal, ruam kemerahan tapi bersamaan dengan itu juga ada rasa perih. Nama latin kondisi ini adalah miliaria. Kemunculan ruam biang keringat sering terjadi pada lipatan kulit seperti siku dalam, lipatan lutut, selangkangan, perut, dada dan leher. Area tertutup lain seperti punggung atau kaki juga bisa mengalami kondisi ini.
Umumnya hal ini terkait dengan kebersihan atau sanitasi diri. Bukan hanya mandi, melainkan juga bagaimana kebersihan pakaian, lingkungan tempat tinggal, udara, cara berpakaian dan sejenisnya. Meski demikian, biang keringat bukan persoalan yang sangat sulit untuk kita atasi. Mari mengenal faktor penyebab dan cara yang tepat untuk mengatasi permasalahan ini.
Apa yang menyebabkan biang keringat muncul?
Kulit sebaiknya mengalami sirkulasi yang sejuk dan kering, atau tergantung dengan hawa udara yang sedang terjadi. Bagi warga negara di iklim tropis seperti di Indonesia sendiri, biang keringat sangat mungkin terjadi karena cuaca yang panas atau hawa lembab.
Biang keringat bisa muncul karena penyumbatan kelenjar keringat pada iklim dan cuaca tersebut. Misalnya ketika sedang sangat panas dan kita menggunakan pakaian yang sangat tertutup rapat. Atau dalam ruangan yang teduh, namun secara sirkulasi terasa hangat dan lembab sehingga membuat kita gerah. Rasanya seringkali seperti gatal berkeringat biasa, akan tetapi waspadai kalau sudah muncul bintik atau bentol merah yang sangat gatal dan perih bersamaan.
Kondisi ini juga bisa muncul bila kita sedang dalam kondisi produktivitas yang tinggi, tapi menggunakan pakaian yang tidak cukup menyerap keringat atau pakaian yang masih menyimpan kelembaban.
Gejala dan perbedaannya dengan gatal biasa
Kondisi biang keringat dan gatal memang dua hal yang umum dan memiliki kemiripan. Hanya saja, biang keringat memang menunjukkan gejala yang lebih spesifik dan signifikan daripada gatal biasa. Di antaranya kemunculan beberapa hal berikut ini:
- Ada bintik warna merah. Bintik ini bukan seperti DBD, melainkan muncul saat bersamaan dengan kulit yang berkeringat, kemerahan dan gatal. Kemunculannya bisa jadi agak bergerombol dan menyebabkan tekstur kulit kasar serta kering.
- Gatal yang perih. Jenis gatal seperti ini bisa kita rasakan bila mengalami alergi atau gatal akibat pemicu tertentu seperti bakteri, sengatan hewan atau jamur. Artinya, ketika gatal itu kita garuk, akan tetapi malah semakin gatal atau perih sehingga kita ingin menggaruknya terus.
- Biang keringat bisa tidak cepat hilang seperti gatal pada umumnya.
Memahami jenis biang keringat
Meski gejalanya umumnya hanya sedikit dan terlihat ringan, akan tetapi kita perlu mengetahui bahwa biang keringat memiliki beberapa jenis. Berikut ini di antaranya:
Miliaria kristalina dengan jenis gejala ringan
Biang keringat yang tergolong umum dan mudah penyembuhannya, sebab millaria kristalina lebih banyak berdampak pada lapisan kulit terluar. Karena tidak terlalu parah, biasanya tidak banyak terasa gatal atau sakit meski ada bentolan kecil berisi air seperti biang keringat pada umumnya.
Miliaria rubra
Level berikutnya adalah rubra. Keparahannya karena biang keringat ini memasuki lapisan kulit lebih dalam. Bentol merah berisi air tersebut akan terasa gatal dan lebih membandel nyerinya. Biang keringat rubra banyak terjadi pada mereka yang sudah dewasa.
Miliaria pustulosa
Bila milaria rubra tidak teratasi, bisa menyebabkan peradangan dan menjadi biang keringat pustulosa. Bentol merah yang tadinya berisi cairan, kini berisi nanah dan warnanya akan lebih pekat. Putih atau kekuningan. Hal ini menjadi sinyal bahwa biang keringat mengalami infeksi.
Miliaria profunda
Biang keringat ini sebenarnya agak langka atau jarang terjadi, tapi tergolong sebagai miliaria kronis. Menyerang bagian yang sangat dalam di kulit. Saat cuaca membuat keringat tertahan atau tersumbat, hal ini menyebabkan bentolan tapi teksturnya lebih padat dan ukurannya lebih besar.
Miliaria profunda adalah jenis biang keringat yang paling jarang terjadi. Jenis miliaria ini terjadi di lapisan lebih dalam (dermis). Tertahannya keringat akan memicu munculnya bintil merah yang lebih besar dan lebih keras. Jika sudah mengalami kondisi ini, maka waspadai kemungkinan bahwa kondisinya akan kambuh-kambuhan.
Cara menangani gejala yang muncul
Biang keringat meski sifatnya ringan atau kronis, akan tetapi kita bisa mengatasinya baik secara mandiri atau dengan pemeriksaan dari dokter. Bila menangani secara mandiri, berikut ini adalah beberapa hal yang bisa kita lakukan:
- Menggunakan kompres dingin atau es. Sebab kulit merasakan inflamasi ketika terjadi biang keringat dan kehilangan kelembabannya. Oleh karena itu, kompres dingin akan lebih efektif daripada menggunakan kompres hangat.
- Gunakan sabun dengan kandungan pelembab dan hindari sabun dengan kandungan deterjen atau anti bakteri. Sebab zat ini bisa membuat kulit menjadi sangat kering dan gatal.
- Gunakan bedak talc atau krim pereda rasa gatal semacam calamine bila perlu atau mendapat rekomendasi dari dokter.
- Perbaiki cara berpakaian, kebersihan diri, kebersihan tempat tinggal dan sanitasi lainnya. Sebab seringkali pemicunya adalah dari kebiasaan sehari-hari. Sebaiknya pakaian, rumah, kamar dan lingkungan di mana kita sering beraktivitas memiliki sirkulasi yang baik.
BACA JUGA: Tentang Benjolan di Leher, Seberapa Bahaya dan Penanganannya
Selain melakukan beberapa usaha di atas, bila kondisi kurang membaik, maka jangan ragu untuk memeriksakan diri ke dokter. Penanganan yang mungkin akan pasien dapatkan adalah pemeriksaan area yang bermasalah, anjuran medis dan obat-obatan yang sesuai.