Mengenal Penyakit Autoimun yang Belakangan Marak Disebut
Autoimun mungkin merupakan suatu kata yang akhir-akhir ini sering Anda dengar terkait penyakit atau masalah kesehatan. Autoimun memang bukan jenis penyakit yang umum diketahui masyarakat seperti halnya diabetes, tekanan darah tinggi atau kanker. Namun penyakit ini tak bisa diremehkan begitu saja.
Penyakit autoimun adalah suatu kondisi ketika sistem kekebalan alami tubuh tidak dapat membedakan antara sel tubuhnya sendiri dan sel asing yang berpotensi bahaya, sehingga menyebabkan kekebalan tubuh salah menyerang sel tubuhnya sendiri.
Sistem kekebalan tubuh normalnya berfungsi melindungi tubuh dari organisme lain seperti bakteri dan virus. Ketika merasakan ada sel asing yang masuk, maka sistem imun akan mengirimkan pasukan tempur untuk menyerang sel tersebut. Tapi pada penyakit autoimun, sistem kekebalan salah mengira bahwa sel tubuh Anda merupakan musuh yang harus dilawan, sehingga ia bereaksi melepaskan protein yang disebut autoantibodi yang menyerang sel-sel sehat.
Gejala umum penyakit autoimun
Setiap orang yang mengalami penyakit autoimun kemungkinan memiliki gejala dan tingkat keparahan yang berbeda-beda. Beberapa faktor yang mampu mempengaruhi timbulnya gejala seperti genetika, lingkungan, dan kesehatan umum yang dimiliki setiap individu. Namun penyakit ini tentu memiliki beberapa gejala umum, seperti berikut ini.
- Kelelahan
- Nyeri otot
- Nyeri sendi
- Bengkak atau peradangan
- Ruam atau kemerahan pada kulit
- Gatal-gatal kulit
- Rambut rontok
- Sakit perut atau masalah pencernaan
- Demam ringan namun berulang
- Kelenjar bengkak
- Sulit konsentrasi
- Kesemutan, kebas atau mati rasa pada tangan dan kaki
Beberapa jenis penyakit autoimun mungkin menunjukkan gejala yang lebih spesifik, misalnya untuk penderita diabetes tipe 1 yang merasakan haus berlebihan, mudah lelah dan penurunan berat badan. Atau Inflammatory Bowel Disease (IBD) yang mungkin sering mengalami sakit perut, kembung, dan diare. Beberapa orang dengan penyakit autoimun seperti psoriasis atau Rheumatoid arthritis bisa mengalami gejala yang muncul dan hilang di kala tertentu.
Orang yang berisiko mengalami penyakit autoimun
Hingga saat ini, para peneliti belum mengetahui secara pasti apa penyebab penyakit autoimun, namun beberapa faktor mampu meningkatkan risiko kemungkinan mengalami penyakit satu ini. Beberapa faktor risiko tersebut meliputi:
Genetika
Beberapa orang dengan masalah kesehatan seperti lupus dan multiple sclerosis (MS) cenderung diturunkan dalam keluarga. Jadi memiliki riwayat penyakit autoimun di dalam keluarga bisa memperbesar resiko mengalami penyakit autoimun.
Berat badan
Kelebihan berat badan atau obesitas juga dapat meningkatkan risiko mengalami penyakit autoimun berupa rheumatoid arthritis atau psoriatic arthritis karena berat badan memberikan lebih banyak tekanan pada persendian, atau karena jaringan lemak mampu menyebabkan peradangan.
Jenis kelamin perempuan
Menurut sebuah penelitian tahun 2014 yang dimuat dalam Autoimmunity Reviews menyebutkan bahwa perempuan memiliki risiko mengalami penyakit autoimun 2 kali lipat dibandingkan 1 dibandingkan pria dengan persentase 6,4% untuk wanita dan 2,7% untuk pria. Seringkali penyakit tersebut muncul di tahun-tahun produktif seorang wanita yaitu antara usia 15-44 tahun.
Perokok
Beberapa penelitian juga mengaitkan kebiasaan merokok dengan sejumlah penyakit autoimun seperti lupus, rheumatoid arthritis, hipertiroidisme, dan multiple sclerosis.
Melakukan pengobatan tertentu
Beberapa orang yang mungkin menjalani pengobatan tertentu juga bisa memiliki risiko besar memicu penyakit autoimun lupus karena konsumsi obat-obatan tekanan darah atau antibiotik tertentu. Penggunaan obat penurun kolesterol tertentu yang disebut statin diketahui dapat memicu Miopati, yaitu penyakit autoimun langka yang menyebabkan kelemahan otot.
Penyakit autoimun yang paling umum
Penyakit autoimun dapat menyerang berbagai bagian tubuh dan ada lebih dari 80 jenis penyakit diketahui termasuk ke dalam penyakit autoimun. Beberapa penyakit autoimun yang paling umum menyerang wanita adalah sebagai berikut.
1. Diabetes tipe 1
Pada penderita diabetes tipe 1, organ pankreas akan lebih aktif dalam menghasilkan hormon insulin yang bertugas membantu mengatur kadar gula darah. Sistem kekebalan tubuh akan rentan menyerang dan menghancurkan sel-sel penghasil insulin tersebut di pankreas.
2. Rheumatoid arthritis (RA)
Pada rheumatoid arthritis, sistem kekebalan menyerang persendian. Bukan hanya akan merasakan nyeri yang hebat, tapi juga menyebabkan pembengkakan, kemerahan, dan kaku pada persendian. Rheumatoid arthritis bisa menyerang orang-orang sejak usia 30 tahun atau lebih cepat dari itu.
3. Psoriasis
Psoriasis dan merupakan suatu kondisi kulit yang ditandai dengan bercak kulit tebal kemerahan dan bersisik. Psoriasis menyebabkan sel-sel kulit berkembang biak terlalu cepat. Hampir 30 persen orang dengan psoriasis juga mengalami pembengkakan, kekakuan, dan nyeri sendi yang disebut dengan psoriatic arthritis.
4. Multiple sclerosis (MS)
Multiple sclerosis bertindak merusak selubung mielin, yaitu lapisan pelindung yang mengelilingi sel-sel saraf di sistem saraf pusat. Kerusakan ini memperlambat kecepatan transmisi pesan antara otak dan sumsum tulang belakang ke dan dari seluruh tubuh sehingga dapat menyebabkan gejala seperti mati rasa, kelemahan, masalah keseimbangan, dan kesulitan berjalan.
5. Lupus eritematosus sistemik (LES)
Lupus merupakan penyakit yang merusak area tubuh yang meliputi persendian, kulit, dan organ tubuh. Meskipun dahulu lupus dianggap sebagai penyakit kulit karena ruam yang biasa ditimbulkannya, namun bentuk sistemiknya sebenarnya mempengaruhi banyak organ, termasuk persendian, ginjal, otak, dan jantung. Gejala umum lupus seperti nyeri sendi, kelelahan, dan ruam.
BACA JUGA: Mengenal Penyakit Kulit Berdasarkan 3 Penyebabnya
Autoimun memang menjadi salah satu penyakit yang misterius untuk dipahami saat ini, meski demikian jangan mengabaikan gejala-gejala yang mungkin mirip dengan penyakit tersebut jika Anda mengalaminya.