Mengulik Asal Mula Virus Omicron yang Diduga Muncul dari Negara Ini
Meski Omicron merupakan pandemi global, banyak orang yang penasaran Omicron berasal dari negara mana. Walau pun saat ini bukan saat yang tepat untuk menunjuk satu atau orang lain, pertanyaan ini tentu terus muncul dalam pikiran. Bukan hanya karena rasa penasaran, namun juga bisa menjadi langkah pencegahan di masa mendatang.
Seperti yang santer diberitakan oleh media massa, di awal kemunculannya, asal mula virus Omicron kemungkinan berasal dari Afrika Selatan. Hal ini mengacu pada laporan yang diterima oleh negara tersebut melalui otoritas kesehatan mereka, yang menunjukkan sejumlah penemuan Omicron.
Namun tampaknya ada teori lain yang mendukung bahwa sebenarnya asal mula virus Omicron bukan dari Afrika Selatan. Lebih mengejutkan lagi bahwa kemungkinan benua Eropa merupakan tempat lahirnya Omicron. Bagaimana bisa terjadi seperti itu?
Lewat penelitian, ternyata banyak kasus Omicron terjadi di Eropa sebelum Afrika
Ada beberapa penelitian yang mendukung bahwa asal mula virus Omicron bukanlah dari Afrika Selatan, melainkan benua Eropa. Misalnya sembilan kasus yang terjadi di Skotlandia, Inggris Raya. Lewat penelusuran, muncul catatan bahwa penularan terjadi setelah acara pribadi pada tanggal 20 November 2021 yang berarti sekitar sebulan sebelum Omicron ramai jadi pembicaraan. Yang menarik, dari sembilan kasus, tak satupun memiliki catatan pernah pergi atau pulang dari Afrika Selatan.
Selanjutnya adalah kasus Omicron yang terjadi di Belanda. Di negeri tulip ini, varian Omicron terdeteksi dalam dua sampel uji bertanggal 19 dan 23 November 2021. Seperti di Skotlandia, kasus ini terjadi sebelum munculnya bukti penyebaran Omicron di Afrika Selatan.
Berikutnya adalah kasus Omicron di Jerman. Seorang warga kota Liepzig menjadi suspect Omicron, padahal dia belum pernah ke luar negeri dan tak pernah melakukan kontak dengan siapa pun yang pernah ke luar negeri.
‘Tuduhan jahat’ terhadap Afrika Selatan?
Dengan adanya kasus-kasus pendahulu sebelum Omicron jadi pembicaraan global, tuduhan atau tunjukan jari ke Afrika Selatan seakan menjadi tindakan yang sangat jahat. Lebih dari itu, banyak negara-negara yang langsung melakukan pembatasan, terutama untuk penerbangan dan perjalanan dari dan ke negara-negara Afrika (terutama Afrika Selatan).
Akibatnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sempat mengecam tindakan pembatasan perjalanan tersebut. Mereka menganggap bahwa asal mula virus Omicron sulit untuk diketahui. Lewat Direktur Darurat Regional di kantor WHO Afrika, Dr Abdou Salam Gueye, organisasi tersebut mengakui bahwa sistem pengawasan mereka di dunia global belum sempurna. Gueye beralasan bahwa saat munculnya suatu varian atau virus biasanya WHO bisa mendeteksi beberapa minggu setelah terjadinya proses evolusi pada virus tersebut.
Inilah mengapa Afrika bagian selatan menjadi ‘kambing hitam’ asal mula virus Omicron. Gueye mengatakan bahwa satu-satunya hal yang mereka yakini, ketika suatu negara mendeteksi virus berarti sistem pengawasan negara itu baik. Namun dengan sistem pengawasan yang baik, justru muncul tindakan yang berlebihan, termasuk larangan dan pembatasan terhadap negara tersebut. Gueye optimis bahwa dengan penyelidikan yang berkelanjutan, asal mula virus Omicron bisa ditemukan.
Semakin hari, Omicron semakin menjauhi Afrika
Ada satu fakta menarik tentang asal mula virus Omicron. Berdasarkan keterangan dari rekan Gueye, Dr. Nicksy Gumede-Moeletsi, yang merupakan ahli virologi senior WHO Afrika, jumlah negara yang melaporkan kasus varian Omicron setiap harinya terus mengalami peningkatan. Bahkan, menurut Gumede-Moeletsi, sebagian besar negara-negara tersebut berasal dari luar negeri yang jauh dari benua Afrika.
Meski begitu, Gumede-Moeletsi tidak mau berandai-andai. Ia tetap mengatakan bahwa asal mula virus Omicron belum tercatat secara resmi. Dunia kedokteran masih membutuhkan banyak bukti ilmiah yang sangat baik untuk mempelajari molekuler evolusi varian Omicron secara lebih detail.
Tidak ada sanggahan, namun tak ada kesepakatan bahwa asal mula virus Omicron adalah Eropa
Sejak muncul bulan Desember 2021 lalu, Omicron terus menjadi bahan penelitian oleh para ilmuwan. Dalam menanggapi teori bahwa asal mula virus Omicron adalah dari Eropa, para ahli dari benua itu sendiri tidak memberi tanggapan berarti. Namun mereka setuju bahwa Omicron kemungkinan telah beredar lebih lama dan lebih luas daripada yang perkiraan sebelumnya.
Moritz Kraemer, peneliti utama Program Oxford Martin tentang Genomik Pandemi di Universitas Oxford mengatakan bahwa asal usul Omicron belum ketahuan, termasuk lokasi penyebarannya pertama kali. Namun secara tidak langsung, Kraemer menyatakan sepakat bahwa Afrika Selatan bukanlah asal mula virus Omicron.
Sudah menyebar ke Indonesia beserta turunannya, Indonesia wajib waspada
Asal mula virus Omicron belum diketahui. Namun bisa dipastikan bahwa Indonesia kini telah memasuki era Omicron. Virus ini memberi gejala yang ringan, terutama kepada mereka yang sudah mendapatkan vaksinasi. Sementara catatan untuk Indonesia, sebagian besar masyarakat sudah mendapatkan dosis lengkap vaksin Covid-19.
Meski kemungkinan Omicron akan menjadi penyakit umum yang direspon tubuh secara ringan, warga tak boleh meremehkan varian ini. Protokol kesehatan tetap menjadi hal yang penting untuk dijalankan karena misi utama negara ini adalah lepas dari pandemi.
Demi bangkit kembali dari keterpurukan setelah gelombang serangan Covid-19, pastikan Anda selalu menjalankan prokes dengan langkah-langkah berikut ini:
Rajin mencuci tangan
Pastikan agar area tangan selalu dalam keadaan bersih. Ini karena kuman dan virus penyakit bisa menempel dan berkembang biak di tempat tersebut. Penularan bisa terjadi karena banyak hal, mulai dari transaksi menggunakan uang, jabat tangan, memegang tempat yang sebelumnya bekas orang positif Covid-19, dan banyak lagi lainnya.
Cucilah tangan sesering mungkin. Jangan lupa selalu membawa hand-sanitizer sebagai pencegahan bila tidak ada air mengalir di sekitar Anda.
Kenakan Masker
Masker merupakan pelindung terdepan dalam mencegah penularan Covid-19. Dengan masih tingginya tingkat penularan Omicron, belum saatnya merasa merdeka dan melepaskan masker. Tetap kenakan atribut prokes ini, terutama saat berada di luar ruangan.
Jaga Jarak
Pemerintah masih terus bekerja keras mengurangi tingkat penularan Omicron di Indonesia. Mari dukung mereka dengan taat jaga jarak minimal satu meter saat berkomunikasi dengan orang lain. Langkah ini sebagai tindak pencegahan penularan dari cairan tubuh atau droplet.
Menjauhi keramaian
Siapa yang tidak bosan bila terus berdiam diri di rumah, menjauhi kerumunan, dan lain sebagainya. Orang Indonesia sudah terlatih memiliki jiwa sosial yang tinggi. Kita sangat suka berbincang lama-lama dengan orang lain dan saling bertegur sapa. Namun melihat fakta tingginya penularan Omicron di negeri ini, sebaiknya warga juga lebih dewasa dalam menyikapinya, yaitu dengan menjauhi kerumunan.
Rutin melakukan tes PCR
Sangat sulit mendeteksi apakah seseorang, atau bahkan Anda sendiri, terinfeksi Omicron. Untuk itu perlu langkah tegas dan tepat untuk mengetahuinya, yaitu lewat tes swab PCR.
Kunjungi GSI Lab terdekat untuk mendapatkan tes PCR secara cepat dan akurat. GSI Lab memiliki laboratorium berstandar Biosafety Level (BSL) 2+ sehingga bisa melakukan pengujian secara tepat dan memberikan hasil pemeriksaan lebih cepat, 12 sampai 24 jam setelah pengambilan sampel.
Kabar baik bagi Anda yang ingin melakukan tes swab PCR namun terbentur biaya. GSI Lab memiliki program “Tes PCR Gratis untuk Masyarakat” demi menekan tingkat penularan Omicron dan Covid-19 di Indonesia.
BACA JUGA: Menurut WHO Cucu Omicron BA.3 Perlu Diwaspadai Karena Ini
Untuk mengikuti program ini, Anda tinggal melakukan pendaftaran secara online di gsilab.id/id/swab-save/ serta lengkapi dokumen-dokumen untuk tes swab PCR gratis di GSI Lab.
Jangan ada lagi saling tunjuk atau menyalahkan gara-gara asal mula virus Omicron. Saatnya untuk bersatu agar pandemi Covid-19 bisa segera berlalu demi masa depan yang lebih baik dari hari ini.