Teori Asal Mula Omicron yang Perlu Anda Ketahui


Pernah bertanya, Omicron berasal dari mana hingga menyebar ke berbagai penjuru dunia? Varian dari Covid-19 ini memang sangat berbahaya karena merupakan jenis yang penyebarannya sangat cepat daripada turunan virus-virus Corona lainnya.

Hingga saat ini Omicron sudah menginfeksi masyarakat di 77 negara. WHO pun telah memberi peringatan bahwa Corona Omicron memiliki kecepatan penyebaran yang luar biasa dan belum pernah terjadi sebelumnya. Bahkan ada kemungkinan bahwa virus dengan nama B.1.1.529 ini telah menyebar ke lebih banyak negara namun belum terdeteksi.

Masyarakat harus lebih waspada. Kenyataan bahwa Omicron memiliki gejala yang lebih ringan membuat banyak orang meremehkan penyebaran virus ini. Padahal, pada kemungkinan terburuk Omicron bisa menyebabkan lumpuhnya sistem kesehatan karena terlalu banyaknya pasien yang tertular penyakit ini.

Ada kemungkinan varian Omicron berasal dari Afrika

Teori Omicron dari Afrika
[Sumber gambar]
Bagaimana Omicron muncul dan ‘menguasai’ dunia? Jawaban tersebut ada pada para peneliti Covid-19 di Afrika. Saat mereka menemukan varian ini, mereka menemukan beberapa hal yang berbeda. Pertama, Omicron mampu melakukan mutasi yang sangat banyak. 

Richard Lessells dari Universitas KwaZulu-Natal merupakan salah satu tim peneliti yang pertama kali menemukan varian Omicron. Ia dan rekan-rekannya menemukan sesuatu yang janggal. Ternyata Omicron muncul dari seorang yang memiliki sistem kekebalan lemah. Pasien tersebut diduga juga mengidap HIV serta tidak mendapatkan pengobatan saat sakit. Dari orang tersebut, Omicron akhirnya menular ke berbagai negara.

WHO Afrika Selatan jadi yang pertama mendapat laporan tentang Omicron

Banyak yang menganggap bahwa Omicron berasal dari Afrika Selatan. Nyatanya, itu hanya bagian luar dari fakta saja. Yang terjadi adalah WHO dari Afrika Selatan mendapatkan laporan mengenai varian Omicron, tepatnya pada 24 November 2021 lalu. Sementara siapa pasien Omicron pertama dan dari negara mana, tidak ada jawaban yang pasti.

Menurut Lessells, Omicron sangat berbeda secara substansial dengan virus-virus Corona yang sudah ada sebelumnya. Lewat analisis genetik, ia mengatakan bahwa B.1.1.529 ini memiliki ‘turunan’ yang sama sekali berbeda.

Francois Balloux, Profesor Sistem Biologi Komputasi di University College London, menjelaskan bahwa Omicron adalah varian yang ‘entah melompat dari mana.’ Menurutnya, Omicron berevolusi di bawah radar mutasi dan mutasi tersebut sangat, sangat berbeda. 

Saat ini Omicron memiliki puluhan mutasi

Ilustrasi Omicron banyak mutasi
[Sumber gambar]
Lewat analisa terhadap Omicron, masyarakat harus benar-benar waspada. Muncul temuan bahwa sudah ada sekitar 50 mutasi dari Omicron. 30 mutasi di antaranya terjadi pada protein spike, yang merupakan alat virus untuk berinteraksi dengan sistem pertahanan tubuh manusia. Asal tahu saja, varian Delta hanya memiliki tujuh mutasi.

Satu fakta lain yang harus Anda perhatikan adalah bahwa varian Omicron bisa bertahan lebih lama di dalam tubuh manusia. Namun kondisi ini akan terjadi bila orang tersebut memiliki sistem kekebalan yang lemah, seperti pengidap HIV, penderita kanker, atau mereka yang pernah menerima transplantasi organ.

Sebelum resmi ditemukan, jutaan orang di sub-Sahara Afrika terjangkit Omicron

Pada pertengahan 2021, Lessells melakukan penelitian terhadap virus Corona yang menjangkiti penderita HIV tanpa pengobatan. Lewat analisis genetik, Lessells dan timnya menemukan perubahan langkah signifikan dalam evolusi virus. Mereka kemudian memberi peringatan bahwa kemungkinan inilah awal dari krisis kesehatan masyarakat.

Lewat artikel bertanggal 1 Desember 2021 di jurnal Nature, Lessells dan timnya memperkirakan bahwa ada delapan juta orang yang mengidap HIV di sub-Sahara Afrika dan tidak menerima terapi antiretroviral yang tepat. Kekhawatiran dunia akan muncul bila ternyata virus Corona menjangkiti orang-orang dengan daya tahan tubuh rendah tersebut, kemudian melakukan mutasi dan memunculkan beragam varian baru dari virus Corona.

Hipotesa lain mengenai Omicron berasal dari hewan

Selain mengenai mutasi pada penderita HIV tanpa pengobatan, ada hipotesa lain mengenai Omicron berasal dari mana. Ada sebuah penelitian yang menyebutkan bahwa Omicron berasal dari mutasi Covid-19 di dalam tubuh hewan. Kemudian dari tubuh hewan, virus menjangkiti manusia.

Sulit untuk memastikan Omicron berasal dari satu orang

Ilustrasi omicron sulit dipastikan asalnya
[Sumber gambar]
Seperti tersebut di atas, sulit bagi para peneliti untuk memastikan Omicron berasal dari siapa. Meski begitu, menemukan orang tersebut pasti sangat penting bagi penelitian. Orang pertama bisa menjawab pertanyaan tentang kapan, bagaimana, dan mengapa Omicron muncul ke dunia. Selain itu, jawaban dari orang pertama itu akan memberi banyak bantuan untuk mencegah atau setidaknya menurunkan angka penularan.

Sayangnya, Richard Lessells meyakini bahwa kecil kemungkinan ‘orang pertama’ tersebut akan ditemukan. Ia juga mengingatkan bahwa penelitiannya tentang para orang pengidap HIV di sub-Sahara Afrika tidak menjadi stigma dan diskriminasi di masyarakat. Sebaliknya, hipotesa tersebut Lessells harapkan menjadi awal dari pemerataan dan keadilan vaksinasi, terutama bagi warga di benua Afrika.

Hindari Omicron dan varian-variannya dengan protokol kesehatan

Tanpa harus melihat tentang penelitian, hipotesa, dan Omicron berasal dari mana, setiap orang di dunia, khususnya Indonesia wajib mawas diri. Sudah saatnya untuk mulai mengkhawatirkan tentang Covid-19, apa pun variannya.

Salah satu cara untuk menekan angka penularan virus Corona adalah dengan mematuhi dan menjalankan protokol kesehatan.

Cuci Tangan

Taati protokol kesehatan dengan rajin mencuci tangan. Mulai dari saat sebelum menyentuh makanan, setelah menggunakan toilet, usai bersin atau batuk, dan ketika menyudahi aktivitas luar ruangan. Bila tidak ada tempat cuci tangan, gunakan hand-sanitizer dengan kandungan alkohol setidaknya 70 persen.

Kenakan Masker

Belum ada alasan yang tepat untuk menyudahi penggunaan masker. Tingginya Omicron pasti membuat siapa pun waspada sehingga masker harus terus Anda kenakan, di mana pun dan kapan pun, terutama saat di luar ruangan.

Jaga Jarak

Berdasarkan peraturan dari Kementerian Kesehatan RI, demi menekan tingkat penularan Covid-19, setiap orang wajib menjaga jarak setidaknya sejauh 1 meter dengan orang lain. Tindakan ini adalah untuk mencegah cairan tubuh atau droplet dengan virus Covid-19 yang muncul dari batuk, bersin, atau bicara tidak menempel dan menulari orang lain.

Jauhi Kerumunan

Pertimbangkan pula untuk datang di tempat dengan kerumunan orang. Kita tidak tahu apakah seseorang terjangkit Covid-19 atau tidak. Dengan berada di kerumunan berarti Anda sendiri meningkatkan resiko tertular penyakit, terutama Omicron yang punya daya tular tinggi.

Kurangi Kegiatan

Demi menjaga kesehatan diri dan orang-orang yang Anda cintai, pertimbangkan untuk mengurangi kegiatan. Bila perlu lakukan kegiatan-kegiatan yang biasanya Anda lakukan secara outdoor di dalam ruangan. Misal, berolahraga atau bermain bersama keluarga sebagai pengganti rekreasi.

Selain itu, untuk antisipasi, sebaiknya rutin lakukan tes swab PCR. Dengan pengujian ini Anda bisa mendeteksi Covid-19 sejak dini. Kunjungi laboratorium PCR terbaik. GSI Lab. Dengan laboratorium tes PCR berstandar Biosafety Level (BSL) 2+, GSI Lab memberikan hasil pengujian 12 sampai 24 jam setelah pengambilan sampel.

BACA JUGA: Mengenal Lebih Jauh Son of Omicron, Begini Fakta-Faktanya

Ikuti juga program “Tes PCR Gratis untuk Masyarakat” dari GSI Lab. Bagi masyarakat yang kurang mampu namun membutuhkan swab PCR, segera daftarkan diri dengan mengunjungi website gsilab.id/id/swab-save/ dan lengkapi dokumen-dokumen kelengkapannya.

Belum ada yang tahu, Omicron dari mana. Namun yang pasti, ada kemungkinan virus ini terus bermutasi membentuk varian baru. Untuk itu, belum saatnya untuk merasa menang melawan Covid-19. Terus taat protokol kesehatan dan semoga Indonesia bisa segera lepas dari pandemi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *