3 Hal Mendasar yang Perlu Anda Ketahui Seputar AIDS
Jika mendengar kata AIDS, mungkin Anda akan memikirkan segala hal buruk tentang penyakit ini. AIDS mungkin menjadi salah satu penyakit yang hingga saat ini masih belum bisa disembuhkan, meski pengobatan untuk memperpanjang harapan hidup sudah bisa dikonsumsi dan ditemukan oleh para peneliti dan ahli kesehatan.
Meski banyak orang sering mendengar tentang penyakit satu ini, sayangnya belum banyak orang yang tahu secara mendetail hal-hal seputar AIDS. Ada banyak hal yang perlu Anda ketahui tentang AIDS. Simak lima hal yang perlu Anda ketahui seputar AIDS berikut ini.
1. Apa itu AIDS?
AIDS adalah tahap akhir dari infeksi HIV yang terjadi ketika sistem kekebalan tubuh rusak parah karena virus. Sebelum berkembang menjadi AIDS, orang terlebih dahulu mengalami infeksi HIV (Human Immunodeficiency Virus), yaitu virus yang menyerang sel-sel tubuh yang bertugas membantu melawan infeksi.
Ketika seseorang terinfeksi HIV, ia akan memiliki sistem kekebalan tubuh yang sangat lemah sehingga lebih rentan mengalami infeksi dan penyakit lainnya. Ketika orang sudah terinfeksi penyakit lain, ia juga akan lebih lama menderita penyakit tersebut dan sulit untuk sembuh jika tidak mendapatkan pengobatan yang tepat. Jika infeksi HIV tidak diobati, orang yang terinfeksi dapat mengembangkan penyakit AIDS (acquired immunodeficiency syndrome).
Tubuh tidak dapat menyingkirkan HIV dan tidak ada obat HIV yang efektif. Jadi, sekali Anda terinfeksi HIV, maka seumur hidup Anda akan memilikinya penyakit tersebut.
2. Bagaimana penularan AIDS?
HIV dan AIDS dapat menyebar terutama melalui kontak dengan cairan tubuh tertentu dari penderita AIDS, umumnya melalui hubungan seks tanpa kondom atau melalui berbagi peralatan obat suntik. Cairan tubuh yang dimaksud meliputi:
- Darah
- Air mani dan cairan pra-mani
- Cairan rektal atau anus
- Cairan vagina
- Air susu ibu
Penularan AIDS dapat terjadi ketika cairan tubuh penderita masuk ke dalam aliran darah orang yang HIV negatif melalui selaput lendir seperti pada mulut, anus, vagina, dan ujung penis. HIV dan AIDS juga bisa tertular melalui luka terbuka atau goresan yang menyebabkan kulit mengeluarkan darah, atau dengan injeksi langsung seperti menggunakan jarum suntik yang sama dengan penderita HIV atau menggunakan jarum yang sudah terkontaminasi dengan HIV.
Perlu diingat bahwa HIV tidak menyebar melalui air liur. Ciuman yang dilakukan pasangan HIV positif dengan HIV negatif tidak serta merta bisa menularkan HIV dan menyebabkan penyakit AIDS. Tanpa adanya luka terbuka yang memungkinkan kontak dengan darah HIV positif, maka virus tidak dapat langsung menginfeksi orang lain yang HIV negatif.
Untuk lebih jelasnya, HIV tidak menular melalui:
- Udara atau air
- Nyamuk, kutu atau serangga lainnya
- Air liur, air mata, atau keringat yang tidak bercampur dengan darah pengidap HIV
- Melakukan sentuhan fisik seperti berjabat tangan, memeluk, berbagi toilet, berbagi piring, peralatan makan, atau gelas minum, atau terlibat dalam ciuman pipi atau kening dengan orang dengan HIV
- Berbagi air minum
- Aktivitas seksual lain yang tidak melibatkan pertukaran cairan tubuh (seperti menyentuh tubuh)
- HIV tidak dapat ditularkan melalui kulit yang sehat dan tidak rusak.
Untuk penularan ibu ke anak juga bisa terjadi selama masa kehamilan, kelahiran, maupun menyusui. Namun, penggunaan obat HIV dan strategi lain telah membantu menurunkan risiko penularan HIV dari ibu ke anak hingga 1% atau kurang.
3. Apa gejala penyakit AIDS?
Ada beberapa gejala yang ditunjukkan penderita penyakit AIDS. Tidak semua orang akan memiliki gejala yang sama karena seringkali gejala muncul tergantung dalam tahap apa infeksi HIV dan AIDS yang dimiliki penderita.
Tahap 1: Infeksi HIV Akut
Dalam kurun waktu 2-4 minggu setelah terinfeksi HIV, respon alami tubuh akan menunjukkan gejala seperti mengalami flu meliputi demam, panas dingin, nyeri otot, sakit tenggorokan, sariawan, kelelahan, pembengkakan kelenjar getah bening, berkeringat dingin di malam hari dan ruam-ruam. Ini adalah respons alami tubuh terhadap infeksi HIV. Meski demikian, tidak semua orang mengalami gejala ini di tahap awal infeksi HIV.
Tahap 2: Latensi Klinis
Pada tahap latensi klinis, virus dalam kondisi sedang berkembang biak di dalam tubuh, tetapi dalam tingkat yang sangat rendah. Orang-orang yang terinfeksi HIV di tahap ini mungkin tidak merasa sakit atau memiliki gejala apapun. Tahap ini juga disebut dengan infeksi HIV kronis. Tanpa pengobatan HIV, orang yang terinfeksi dapat bertahan pada tahap ini selama 10 hingga 15 tahun tergantung kekebalan tubuhnya. Meski demikian, beberapa orang mungkin mengalami perkembangan tahap yang lebih cepat.
Tahap 3: AIDS
Jika mengidap HIV tidak menjalani pengobatan HIV, pada akhirnya virus akan melemahkan sistem kekebalan tubuh dan akan berkembang menjadi AIDS (acquired immunodeficiency syndrome). Ini adalah tahap akhir dari infeksi HIV.
Gejala AIDS yang dirasakan penderita meliputi:
- Penurunan berat badan yang cepat
- Demam berulang atau banyak berkeringat malam hari
- Kelelahan yang ekstrem dan tidak dapat dijelaskan
- Pembengkakan kelenjar getah bening yang tidak kunjung membaik di ketiak, selangkangan, atau leher
- Diare yang berlangsung lebih dari seminggu
- Luka pada mulut, anus, atau alat kelamin
- Radang paru-paru
- Bercak kemerahan, kecoklatan atau keunguan pada bawah kulit atau di dalam mulut, hidung, dan kelopak mata
- Pelupa, depresi, dan gangguan neurologis lainnya
BACA JUGA: Mengenal Ciri Ciri HIV Menginfeksi dan Pencegahannya
Jadi sebelum menilai penyakit AIDS, paling tidak ketahui dulu sekian hal mendasar di atas agar tidak salah sangka mengenai HIV dan AIDS.