9 Gejala Varian Omicron yang Umum Dijumpai
Kabar duka bagi Indonesia yang sedang berjuang melawan Covid-19. Dua pasien varian Omicron meninggal dunia.
Sabtu, 22 Januari 2022 menjadi pertanda bahwa masyarakat di negeri ini tak boleh lagi meremehkan jenis Omicron. Sebelumnya santer terdengar bahwa varian dengan nama B.1.1.529 ini memiliki gejala yang lebih ringan dari varian-varian sebelumnya. Kenyataannya, Omicron kini telah memakan korban jiwa. Sebuah garis tebal yang jadi pembatas baru bagi masyarakat dalam memandang varian Omicron.
Berdasarkan keterangan dari Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kemenkes RI dr Siti Nadia Tarmizi, kedua pasien tersebut memiliki komorbid, atau penyakit penyerta. Sementara salah satunya sudah mendapatkan dosis vaksin lengkap.
Sebelum meninggal, pasien mengeluhkan gejala-gejala Covid-19, yang sayangnya, termasuk dalam kategori berat. Mereka mengalami gangguan sesak napas dan belum sempat mendapatkan perawatan di ICU. Namun mereka sudah mendapatkan perawatan berupa bantuan pernapasan lewat oksigen.
Harus waspada, begini gejala-gejala umum varian Omicron
Melihat dari gejala-gejala yang terjadi pada dua pasien meninggal dunia dari varian Omicron, tampaknya jenis mutasi virus ini memberi efek yang tak jauh beda dari jenis-jenis lainnya. Berdasarkan penelitian di awal munculnya varian Omicron oleh studi aplikasi ZOE Covid, varian Omicron juga memunculkan gejala seperti varian asli Covid-19 dan Alpha. Tiga gejala yang sangat umum terjadi pada penderita adalah demam, batuk, dan hilangnya kemampuan indera penciuman.
Demam merupakan gejala yang sangat umum bagi penderita Covid-19, terutama varian Omicron. Penderita akan merasakan sensasi kedinginan selama satu atau dua hari.
Selanjutnya, varian Omicron juga memunculkan gejala batuk. Hal ini terjadi ketika virus mulai memengaruhi sistem saluran pernapasan. Biasanya penderita akan merasa ingin mengeluarkan dahak tapi kesulitan untuk melakukannya sehingga akan mengalami batuk berulang kali.
Berdasarkan penjelasan dari Prof. Spector, salah satu peneliti untuk ZOE Covid, tambahan gejala pada varian Omicron tak jauh beda dengan Delta. Kedua jenis mutasi ini memberikan dampak seperti pilek, sakit tenggorokan, dan bersin secara terus-menerus. Hanya saja tingkat keparahannya bisa saja jauh lebih ringan daripada Delta.
Seperti yang disebutkan sebelumnya bahwa varian Omicron juga rentan menjangkiti orang yang sudah mendapatkan vaksinasi Covid-19. Prof. Spector menambahkan bahwa serangan pada yang telah mendapatkan tambahan imunitas adalah sakit kepala dan batuk. Sementara pada sebagian orang, muncul pula gejala-gejala lain, seperti mual, nyeri otot, diare, dan ruam kulit.
Secara singkat, sembilan gejala umum varian Omicron adalah sebagai berikut:
- Pilek.
- Sakit tenggorokan.
- Bersin.
- Sakit kepala.
- Batuk.
- Mual.
- Nyeri otot.
- Diare.
- Ruam kulit.
Secara umum gejala-gejala Covid-19 tak serta merta muncul saat virus mulai menginfeksi tubuh. Penderita biasanya akan mulai merasakannya pada hari kelima atau keenam. Kemudian serangan itu akan berkelanjutan hingga hari ke-14.
Namun ada satu catatan penting dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk varian Omicron. Gejala dari Covid-19 B.1.1.529 pada pasien atau penderita bisa mulai muncul dalam jangka waktu yang lebih pendek. Jadi sebaiknya jangan terlalu berpatokan pada tanda-tanda atau gejala secara umum karena begitu bervariasinya serangan dari Omicron.
Gejala biasa yang “tidak biasa” saat terjangkit varian Omicron
Sembilan gejala di atas ternyata bukanlah final. Pada sebagian penderita varian Omicron lain, muncul pula tanda-tanda serangan Covid-19 secara umum namun tidak menunjukkan karakter tubuh saat terjangkit penyakit.
Anda wajib waspada bila gejala-gejala seperti batuk dan bersin juga disertai dengan rasa lelah. Hati-hati pula ketika merasa bahwa warna suara mulai berubah menjadi lebih berat dan serak. Varian Omicron juga bisa menimbulkan gejala unik, yaitu sulit fokus dan mudah lupa.
Tips mencegah dan menekan penyebaran varian Omicron
Sulit untuk menghindari serangan dari mikroba sekecil virus Covid-19. Dengan ukuran yang sangat kecil, susah bagi mata manusia untuk melihat dan mendeteksi keberadaannya. Untuk mencegah dan menekan penyebaran varian Omicron, WHO memberikan langkah-langkah terbaik agar terjauhkan dari infeksi Covid-19. Apa saja?
- Jaga jarak.
Salah satu cara penularan Covid-19, terutama varian Omicron adalah dengan adanya kontak fisik dari seorang penderita ke orang lain. Karena itu, wajib bagi Anda untuk selalu menjaga jarak minimal satu meter - Memakai masker.
Tiada yang lebih ampuh dari masker untuk menghindari terjangkit Covid-19 varian Omicron. Dengan melindungi mulut dan hidung, setidaknya berkurang kekhawatiran mengalami penularan virus ini lewat saluran pernapasan. Jangan lupa, gunakan masker dengan baik dan benar untuk perlindungan terbaik dari virus Corona. - Meningkatkan sirkulasi udara dalam ruangan.
Cara berikutnya untuk menekan penularan virus Covid-19 varian Omicron adalah dengan meningkatkan kualitas udara dalam ruangan. Salah satu cara mudahnya yaitu dengan membuka jendela sehingga udara lama di dalam tergantikan dengan udara segar dari luar. - Tahan diri untuk kunjungi keramaian.
Kita memahami bahwa pandemi Covid-19 tak hanya menguji fisik, tapi juga batas kesabaran manusia. Bukan tidak mungkin, kini banyak orang mengalami depresi karena minimnya rekreasi. Namun tampaknya Anda harus lebih bersabar dalam menghadapi kenyataan ini. Sebisa mungkin, hindarilah untuk mengunjungi tempat-tempat ramai bila memang tidak terlalu mendesak. - Rajin mencuci tangan.
Tangan memudahkan manusia. Namun di sisi lain, tangan juga bisa menjadi sarana penyebaran Covid-19 varian Omicron. Dengan tangan, manusia bertukar benda, seperti uang, tas plastik, barang-barang belanjaan, dan lain-lainnya.
Pastikan tangan selalu bersih dari kuman dan virus penyakit dengan mencuci tangan menggunakan sabun dan air bersih. Meski sederhana, langkah ini terbilang sangat efektif mengurangi penularan Covid-19. - Dapatkan vaksin dan booster.
Tidak ada lagi alasan untuk tidak melakukan vaksinasi. Kenyataannya, Covid-19 semakin mengganas dan terus bermutasi menjadi varian-varian lainnya, termasuk Omicron. Untuk yang sudah melakukan dua kali vaksinasi, booster menjadi pilihan terbaik untuk melindungi diri dari ganasnya virus Corona. - Pantau kesehatan dengan rutin tes PCR atau swab.
Tidak ada yang tahu kapan varian Corona menempel di tubuh. Dengan makin tingginya tingkat aktivitas, kemungkinan terjangkit virus ini juga semakin besar. Karena itu, Anda perlu melakukan kontrol dengan rutin tes PCR atau swab.
Untuk kemudahan dan kenyamanan melakukan tes PCR atau swab, gunakan layanan dari PT GSI.
PT GSI memiliki laboratorium tes PCR berstandar Biosafety Level (BSL) 2+, memudahkan Anda untuk mendapatkan tes PCR secara cepat dan tepat. Tarif layanan terjangkau dan sesuai dengan aturan pemerintah. Sementara hasil pemeriksaan bisa Anda ketahui dalam waktu 12 sampai 24 jam setelah pengambilan sampel.
BACA JUGA: Penyebaran Omicron Indonesia dan Bagaimana Cara Mencegahnya Menurut Para Ahli
Lewat tes PCR, Anda tak perlu lagi khawatir menghadapi situasi yang tak menentu akibat varian Omicron. Lakukan deteksi lebih dini agar bisa mengatasi dan mengobati Covid-19 semaksimal mungkin.