Tentang Demam dan Waspadai Jenisnya yang Berbahaya
Tubuh dapat memiliki kemampuan memberi sinyal kesehatan pada kita, salah satunya adalah lewat demam. Di mana suhu tubuh meningkat yang mengindikasikan adanya infeksi atau penyakit tertentu di dalam badan kita.
Demam sendiri ada berbagai jenis, namun secara umum gejala yang muncul adalah suhu tubuh meningkat. Sementara itu orang yang mengalami demam merasa gerah atau bahkan menggigil. Kondisi demam yang paling bisa kita lihat adalah dengan mengukur menggunakan termometer, yakni ketika suhunya melebihi 38 derajat celcius.
Demam merupakan reaksi normal saat tubuh sedang melawan penyakit atau infeksi. Meski demikian, tetap perlu kita pantau dengan seksama agar tidak menyebabkan kondisi lanjutan yang telat penanganannya. Mari kita bahas tentang demam ini lebih lanjut.
Pengertian dan penyebab demam
Demam adalah kondisi meningkatnya suhu tubuh sebagai reaksi normal saat imunitas bekerja atau melawan penyakit di dalamnya. Indikasi demam adalah ketika suhu tubuh mencapai 38 derajat celcius atau lebih. Berdasarkan kenaikan suhunya, demam bisa tergolong sebagai ringan, sedang, tinggi, akut atau kronis. Beberapa demam bisa hilang dengan pengobatan mandiri, namun ada juga yang membutuhkan perawatan intensif. Terutama bila pasien demamnya sudah lebih dari 39 derajat celcius.
Siapapun dari bayi hingga lansia bisa mengalami demam. Penyebabnya adalah infeksi atau peradangan yang paling umum. Sebab demam bukanlah sumber penyakit, melainkan reaksi yang timbul karena adanya penyakit. Selain virus, bakteri atau inflamasi, juga bisa terjadi karena faktor sekitar, seperti cuaca, efek samping imunisasi atau vaksinasi, hingga siklus hormonal.
Gejala umum dan khusus
Demam memang paling sering ditandai dengan peningkatan suhu tubuh. Namun selain itu, juga ada beberapa simptom lainnya. Seperti menggigil, pusing, berkeringat, nyeri otot gejala khas dari penyakit seperti batuk dan pilek atau diare, lemas atau adanya sakit telinga.
Gejala khusus biasanya menandakan bahwa demam perlu penanganan intensif dari dokter atau perawatan di rumah sakit. Misalnya muncul ruam, bercak atau bintik, merasa sesak nafas, muntah dengan intensitas sering, sulit dibangunkan atau seperti hilang kesadaran, mata terasa silau dan ngantuk, atau merasakan nyeri yang berkepanjangan.
Sebaiknya memang ketika demam menunjukkan keparahan, kita segera memeriksakan ke dokter. Semakin cepat mendapat diagnosa, semakin mudah penanganannya. Namun beberapa jenis demam memang perlu observasi yang cukup lama, seperti pada demam berdarah.
Jenis-jenis demam
Jenis demam umumnya tergolong berdasarkan suhu. Demam ringan apabila suhunya 38 derajat Celcius. Demam tergolong sedang jika berada di suhu 39,1 derajat Celcius. Sedangkan Demam tergolong tinggi apabila terukur hingga 39,4 derajat Celcius atau lebih. Melebihi suhu 41,1 derajat Celcius tergolong dalam hiperpireksia.
Ada juga demam akut bila durasinya lebih dari 3 hari tapi kurang dari 7 hari. Demam sub akut saat terjadi hingga dua minggu lamanya. Serta demam kronis ketika dalam waktu 14 hari tersebut tidak kunjung berakhir.
Pengobatan dan penanganan
Cara mengatasi demam bisa dengan pengobatan mandiri, menggunakan obat yang tersedia di rumah dan biasanya tersedia di apotik maupun minimarket. Misalnya paracetamol atau ibuprofen. Biasanya kondisi ini untuk demam yang tergolong ringan atau sedang. Selain obat, bisa dengan banyak istirahat, hidrasi dengan air putih yang cukup dan makan teratur.
Namun pada demam sedang hingga kronis, penanganannya bisa lebih intensif. Mulai dari perlu pemeriksaan ke dokter, hingga observasi lebih lanjut melalui cek darah atau cek laboratorium. Setelah muncul diagnosa, dokter akan mengarahkan perawatan yang sesuai dengan gejala.
Dari diri sendiri yang dapat kita lakukan adalah istirahat, minum obat secara teratur, mengonsumsi makanan bergizi dan minum air putih sesuai kecukupan. Untuk mengurangi rasa kurang nyaman, kita bisa menggunakan pakaian yang lebih longgar. Bila perlu, gunakan kompresan manual atau yang tersedia di apotik untuk menunjang penurunan suhu tubuh.
Beberapa jenis obat yang digunakan untuk mengatasi demam ini selain pereda nyeri, kadang dokter akan menyertakan antibiotik, anti virus atau anti jamur. Gunakan obat sesuai jadwal dan arahan agar penyembuhan lebih maksimal.
Mencegah terjadinya demam
Sebagai reaksi tubuh karena adanya penyakit, kita sangat bisa mencegah demam. Asalkan dibarengi dengan usaha meminimalisir risiko penyakit, yakni menjaga kesehatan dan kebersihan. Virus dan bakteri dapat masuk ke dalam tubuh karena kurang menjaga kebersihan. Cuci tangan, bersihkan permukaan dan hindari tumpukan sampah atau barang tidak terpakai.
Selain itu, kita juga bisa membantu imunitas untuk lebih sehat lagi dengan cara-cara yang relatif mudah. Misalnya konsumsi makanan dengan gizi seimbang, istirahat atau tidur cukup, olahraga untuk membantu metabolisme lancar. Karena demam merupakan reaksi atas kekebalan tubuh yang sedang bekerja, jadi selain mencegah virus dan penyakit masuk, kita juga perlu memperbaiki imunitas.
BACA JUGA: Cara Meredakan Demam Omicron yang Bisa Dilakukan di Rumah
Kondisi demam dapat terjadi karena adanya penurunan kondisi, penyakit ringan hingga penyakit berat. Agar tidak berkelanjutan, tangani sesegera mungkin sambil memantau gejala lanjutannya. Sehingga bisa menentukan apakah perlu penanganan lebih lanjut, pengobatan mandiri atau hanya istirahat. Selalu jaga kesehatan kita agar lancar dalam melakukan aktivitas apapun.