Mengatasi Sakit Tenggorokan Omicron Mandiri, Coba Ini di Rumah
Gejala sakit tenggorokan Omicron merupakan salah satu indikator yang umum di gelombang ketiga ini. Meski awalnya varian ini seakan tampak sama seperti flu, tapi banyak juga yang bisa merasakan efeknya bertahan lebih kuat.
Sakit tenggorokan memang merupakan salah satu gejala yang lazim sebelum batuk atau bahkan flu menyerang. Namun, di masa pandemi ini rasa-rasanya sedikit tenggorokan gatal saja sudah membuat kewaspadaan kita meningkat lebih tinggi. Meski sudah memasuki tahun ketiga, kita semua masih memerangi penularannya yang selalu lebih cepat menular setiap kali ada varian baru.
Sambil antisipatif, tak perlu cemas ketika kita mengalami sakit tenggorokan atau gejala-gejala permulaannya. Ada beberapa cara mandiri yang bisa kita lakukan di rumah untuk menanggulangi kondisi tersebut. Apalagi, khusus varian Omicron ini memang pemerintah menganjurkan isolasi mandiri di rumah atau isolasi terpadu yang ada di lokasi terdekat.
Nah, coba simak beberapa tips mengatasi sakit tenggorokan di bawah ini. Barangkali kita sendiri atau orang sekitar kita memerlukannya:
Sakit tenggorokan Omicron, kumur jadi kuncinya
Tak banyak orang mengetahui bahwa kumur sebenarnya jadi cara paling efektif dalam membersihkan rongga mulut. Bila sikat gigi mampu mengatasi hingga ke sela-sela gigi, berkumur bisa memberikan efek yang lebih menyeluruh. Salah satunya hingga ke pintu rongga kerongkongan.
Ada banyak sarana berkumur saat ini. Di antaranya adalah obat kumur iodium, obat kumur mint yang tersedia di pasaran, atau bisa berkumur dengan air garam. Jika berkumur untuk membersihkan mulut saja, apa kaitannya dengan sakit tenggorokan?
Sejak pandemi ini bermula, tenaga medis menyarankan salah satu treatment mandiri pada pasien mereka, yakni untuk berkumur. Metode gargling (kumur dengan setengah menghadap ke atas sehingga udara bisa menahan dan mengocok cairan kumur di rongga belakang mulut) dapat membantu membersihkan virus dan bakteri di mulut serta sekitar rongga tersebut.
Selain membersihkan, manfaat lain yang kita bisa rasakan adalah sedikit rasa lebih plong di tenggorokan yang sedang kurang nyaman. Bila kita lakukan dengan teratur, maka bisa membantu mempercepat penyembuhan.
Minuman hangat, tambahkan rempah bila perlu
Dalam kondisi yang tidak nyaman, hindari mengonsumsi minuman atau makanan dengan rasa yang ekstrem. Pilih minuman yang hangat (tidak panas), untuk membuat tenggorokan dan tubuh lebih nyaman. Umumnya sakit tenggorokan bisa muncul berbarengan dengan demam, sehingga minuman hangat bisa membantu meringankan gejala.
Selain minum air mineral hangat yang cukup, kita juga bisa rutinkan minuman rempah seperti jahe kunyit lemon madu sebagai penunjang. Atau tambahkan rempah apapun yang kita yakini bisa memberikan efek baik ke dalam tubuh dan tenggorokan kita.
Hindari makanan pedas, asam, berminyak, bertekstur kasar
Banyak pecinta makanan pedas atau berminyak di negeri kita. Tapi, kalau sedang sakit, sebaiknya hal ini kita rem dulu ya. Apalagi saat sakit tenggorokan. Pilih makanan yang lebih lunak, kukusan atau rebusan dan berkuah. Hindari makanan yang memiliki rasa tajam, pedas dan asam.
Saat sakit tenggorokan, umumnya kita akan merasa sakit saat menelan. Hal ini karena ada peradangan di dalam sehingga tidak nyaman untuk makan. Kita bisa memilih beberapa alternatif seperti sumber makanan yang lebih lunak, maupun yang cair. Misalnya sari kacang hijau, oatmeal, bubur dan susu.
Konsultasikan sakit tenggorokan Omicron ke dokter online
Selain cara yang lebih alami, kita tetap perlu berkonsultasi dengan dokter. Karena Omicron tetap merupakan varian Covid-19 yang gejalanya sangat bervariasi pada setiap orang. Terutama apabila kita memiliki penyakit bawaan. Menjadi sangat bijak untuk memeriksakan ke dokter secara offline bila memang memungkinkan, atau secara online demi keamanan dan kenyamanan bersama.
Tujuannya untuk memastikan kondisi dan obat yang bisa kita konsumsi. Ada banyak obat warung, tapi kita perlu menemukan penanganan yang lebih tepat agar kesembuhannya pun bisa lebih cepat. Jadi, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter ya.
Memastikan dengan swab PCR
Jika perlu, pastikan kondisi kita dan orang yang kontak erat dengan swab PCR. Apalagi kontak erat ini bukanlah orang yang tinggal serumah. Biasanya bisa dari kantor, sekolah atau lokasi manapun yang sempat terjadi interaksi dengan banyak orang.
Mengapa perlu swab PCR jika merasa gejalanya mirip dengan Omicron yang identik seperti flu? Karena dengan memastikan kondisi kita, bisa mencegah penularan lain di rumah kita maupun rumah orang lain.
Sebagai contoh, si A, B, C dan D adalah rekan sekantor dan bekerja di kubikel yang sama. SI A dan B mengalami gejala, sedangkan C dan D tampak sehat. A merasa hanya flu biasa, sedangkan B mengajak untuk memastikan dengan swab PCR atau antigen. Maka keempatnya tetap perlu melakukan swab test. Karena C dan D bisa menjadi OTG alias tidak bergejala yang menjadi carrier atau pembawa virus ke rumah mereka. Maka, semua orang perlu berpikir antisipatif.
Kebanyakan kasus Omicron membuat carriernya juga menularkan lebih banyak ke anggota keluarga satu rumah. Apabila tidak lekas memastikan dan isolasi mandiri, bisa menularkan ke orang lain lagi di luar circle mereka. Bila tidak melakukan swab PCR, maka pastikan kita berinisiatif untuk melakukan isolasi mandiri. Serta, mengedukasi orang-orang yang tinggal satu atap untuk melakukan hal yang sama sebagai preventif.
GSI Lab berkontribusi untuk akses swab PCR dan antigen di Indonesia
GSI Lab sejak awal telah berkomitmen untuk memudahkan akses masyarakat mendapatkan swab PCR dan antigen. Sejak 2020, ribuan orang merasakan pelayanan kesehatan dengan sigap dan lancar. Apalagi, dalam dua tahun ke belakang, GSI juga melebarkan metode swab yang lebih nyaman, seperti metode kumur.
Bila kita terkendala biaya untuk swab, coba manfaatkan PCR gratis dari GSI Lab. Dengan memenuhi syarat administrasi tertentu, akses melakukan swab test jadi lebih ringan. Sedangkan bagi yang ingin ikut berkontribusi, bisa melakukan donasi dengan bergabung di sini.
BACA JUGA: Gejala Batuk Omicron yang Perlu Diketahui Agar Tak Salah Diagnosa
Sakit tenggorokan di masa setelah pandemi ini memang tak bisa kita remehkan. Perlu mewaspadai adanya infeksi virus di dalam tubuh kita yang kemungkinan bisa menular pada orang terdekat. Semoga gelombang ketiga ini segera berakhir dan kita bisa lebih menghargai kesehatan diri sendiri serta orang lain.