Peran Penting Wisma Atlet dalam Upaya Penanggulangan Covid-19 di Indonesia


Bagi kita, generasi yang merasakan Covid-19, Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta merupakan kisah yang legendaris dan tak akan terlupakan.

Bulan April 2022, sebuah berita yang sangat melegakan hati semua orang muncul ke permukaan. Dari Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, pengelola Rumah Sakit Darurat Covid-19 melaporkan bahwa tinggal dua pasien tersisa yang menghuni hunian tersebut.

Berdasarkan keterangan dari Koordinator Humas RSDC-19 Kolonel dr Mintoro Sumego kepada Detikcom, hunian pasien RSDC Kemayoran per tanggal 11 Mei 2022 hanya mengalami penambahan satu pasien saja sehingga total penderita Covid-19 di Wisma Atlet hanya dua orang saja. Kabar baik bertambah ketika diketahui bahwa kedua pasien tersebut tidak memiliki gejala parah.

Meski begitu, pengelola Wisma Atlet tidak akan mengendurkan kewaspadaan. Ini karena adanya prediksi bahwa kasus Corona bisa naik kembali pasca mudik Lebaran tahun ini. Seperti yang Anda ketahui bahwa Ramadan dan Idul Fitri tahun ini sangat luar biasa. Setelah dua tahun lamanya harus berjuang keras demi bisa pulang kampung, untuk 2022 ini Presiden RI Joko Widodo memberikan kelonggaran semua masyarakat untuk kembali ke kampung halaman, tanpa pemeriksaan. Dengan syarat, minimal sudah mendapatkan vaksinasi booster untuk Covid-19.

Wisma Atlet, penuh cerita, suka dan duka

Potret nakes di wisma atlet
Sumber gambar

Wisma Atlet menjadi saksi bisu dari sebuah sejarah. Wabah Covid-19 yang pertama kali terdeteksi di Wuhan, Tiongkok, terus menyebar ke berbagai penjuru dunia. Bahkan penyakit yang disebabkan oleh virus Corona ini berhasil membobol pertahanan Indonesia.

Terletak di Jakarta Utara, DKI Jakarta, Wisma Atlet pada awalnya merupakan hunian sementara bagi para atlet yang bertanding di Asian Games dan Asian Para Games 2018 silam. Beberapa tahun berikutnya, muncul sebuah penyakit baru yang menyerupai flu dengan dampak yang sangat mematikan.

Belum adanya vaksin membuat daya tahan atau imun tubuh masyarakat Indonesia kewalahan menangkal penyakit ini. Ratusan, bahkan ribuan nyawa tak terselamatkan. Sementara korban-korban mulai berjatuhan, daya tampung rumah sakit konvensional tak mampu menampung semua pasien. Akhirnya muncul keputusan untuk menggunakan Wisma Atlet sebagai rumah sakit darurat bagi penderita Covid-19.

Wacana sebagai Rusunawa, Wisma Atlet menjelma jadi Rumah Sakit Darurat

Yang unik dari cerita Wisma Atlet adalah usai perhelatan Asian Games dan Asian Para Games 2018, tempat ini sempat diwacanakan sebagai Rumah Susun Sederhana Sewa. Belum lagi rencana itu terwujud, muncul pula gagasan untuk menjadikannya sebagai rumah dinas ASN dan TNI/Polri.

Tetapi rencana tinggal rencana hingga akhirnya datanglah pandemi Covid-19. Melihat daya tampung dan para pegawai rumah sakit yang kewalahan menghadapi tsunami pasien virus Corona, pemerintah akhirnya mengubah kebijakan dengan menyiapkan Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta sebagai salah satu dari sekian banyak rumah sakit darurat COVID-19.

Ribuan kamar tersedia untuk para pasien Covid-19

Presiden saat mengunjungi wisma atlet
Sumber gambar

Secara bangunan, Wisma Atlet memiliki 10 menara yang terbagi atas dua kawasan. Pada kawasan Blok C-2 terdapat tiga menara dan kawasan Blok D-10 ada tujuh menara. Setiap menara memiliki 18 hingga 32 lantai, sementara jumlah hunian keseluruhan mencapai 7.424 unit kamar di mana 1.000 kamar secara khusus memiliki fasilitas untuk para atlet disabilitas.

Tak hanya sebagai rumah sakit darurat, Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta juga punya beragam fasilitas yang tepat untuk proses recovery atau penyembuhan para pasien Covid-19. Bangunan ini lengkap dengan ruang terbuka hijau, jogging track, laundry, lapangan golf seluas 38 hektar, parkir yang luas, ruang amphitheater, dan berbagai fasilitas lainnya yang ada di kawasan seluas 105.873 meter persegi ini.

Melihat letaknya yang strategis, dengan kawasan yang luas dan daya tampung yang sangat banyak, gagasan menjadikan Wisma Atlet Kemayoran sebagai rumah sakit darurat Covid-19 bagi para pasien di Jakarta merupakan keputusan yang sangat tepat.

Wisma Atlet kemudian mendapatkan pembenahan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Departemen ini menyiapkan empat tower penanggulangan Covid-19, yaitu tower 1, 3, 6, dan 7 yang semuanya terdapat di dalam kawasan Blok D. Sementara untuk tower enam pasien tersebar dari lantai 1 hingga 24, di mana setiap kamar bisa menampung dua hingga tiga pasien.

Salah satu bangunan terbesar di dunia untuk penanganan pandemi Covid-19

Ada banyak korban berjatuhan pada varian-varian awal Covid-19. Semuanya butuh perawatan. Bagi warga DKI Jakarta, Wisma Atlet merupakan penolong untuk mereka yang putus asa mendapatkan kamar di rumah sakit biasa. Lebih dari itu, Wisma Atlet juga mencetak rekor di sepanjang pandemi.

Dengan kapasitas hingga 3.000 ranjang, Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet Kemayoran, DKI Jakarta menjadi salah satu lokasi terbesar di dunia untuk penanganan pasien terkait pandemi virus Corona. Lebih dari itu, jumlah kamarnya juga tiga kali lebih banyak daripada Rumah Sakit Huo Shan Shan, atau dua kali lebih besar dibandingkan Rumah Sakit Leishenshan, di mana keduanya berlokasi di episentrum Covid-19, Wuhan, Republik Rakyat Tiongkok.

Wisma Atlet kunci sukses menaklukkan pandemi Covid-19

potret wisma atlet
Sumber gambar

Entah apa jadinya Indonesia tanpa Wisma Atlet Kemayoran. Sebuah langkah bijaksana untuk mengubah tempat dengan ribuan ruang dan kamar ini sebagai ‘bahtera’ yang menyelamatkan nyawa yang tak terhitung jumlahnya, yang mungkin tidak akan mendapatkan perawatan karena saat itu negara dan rumah sakit benar-benar dibuat panik oleh pandemi ini.

Pada akhirnya, tinggal dua pasien tersisa yang ada di sana. Meski sebuah kabar yang sangat baik, kita tak boleh lupakan jasa para pahlawan, yaitu para tenaga kesehatan yang berjuang menyembuhkan pasien. Beberapa di antara mereka menjadi martir, bertarung hingga tertular Covid-19 dan tak terselamatkan.

BACA JUGA: Cara Mencegah Lonjakan Covid Pasca Lebaran

Begitu banyak kisah di balik Wisma Atlet Kemayoran. Sebuah catatan yang tak akan terlupakan begitu saja bagi generasi Covid-19 hingga selamanya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *